6; warmth

1.1K 202 44
                                    

“waktu adalah lintas perjalanan yang mengantarkan, bukan menentukan."


"Oy, Gadis gembul?"

[Name] berpapasan dengan jame—tidak, dengan Kuroo Tetsuro saat berjalan kembali dari gym. Ditatapnya Kuroo tak ramah. Sedangkan yang ia tatap tersenyum kikuk sambil menenteng tas sekolah.

"Apa?!"

Barusan aku dikata gembul.

Batin [name] geram.

"Astaga, garang sekali."

"Ah ya terimakasih waktu itu."

Kuroo membusungkan dada, lalu berkacak pinggang. [Name] yang melihat itu hanya berekspresi aneh.

"Aku ini orang baik."

"Ya."

Kuroo hanya terkekeh, lalu memperhatikan gymnasium asal [name] berjalan.

"Kau dari gymnasium?—ah, Kenma ya."

"Ngomong-ngomong kenapa Kuroo-san telat latihan?"

Ucap [name] mengalihkan perhatian, dan untungnya Kuroo juga nyambung dengan perkataan [name].

"Ah, ada yang tertinggal. Kau mengkhawatirkanku ya, gembul?"

[name] mengeluarkan wajah jijik, menatap Kuroo dengan ngeri, membuat sang empu merasa salah tingkah.

"Jangan terlalu dekat dengan Kenma"

"B-bagaimana kau—"

"Dasar,  dia sudah punya pacar kau tahu."

Krek! Hatinya retak untuk kesekian kalinya. Bukan pacar lagi, tapi lebih dari itu.

"Bukan pacar ya kan, Mereka bertunangan. Bukan begitu?"

Sekarang malah Kuroo yang terlihat syok, merasa bersalah karena membahas Kenma. Ia paham apa yang baru saja terjadi, pasti ada yang membocorkan atau keceplosan.

"B-bagaimana..ah jangan dipikirkan, cuma bertunangan bukan? Bisa kapan saja dibatalkan."

"Kenapa jadi seperti menghiburku? Padal aku dan Kozume-senpai tak ada hubungan lain selain teman."

Kuroo terlihat salah tingkah lagi, iya juga. Pikirnya. Pria itu berdehem, lalu menepuk pucuk kepala [name] dengan lembut.

"Hanya teman bukan berarti tak menyimpan perasaan, benarkan?"

[Name] hanya menatap datar pria di depannya ini. Tiba-tiba tangannya terangkat untuk mengecek kening Kuroo. Membuat wajah pria itu memerah seperti kepiting rebus

"Benar, kau demam, wajahmu merah tuh."

"Ahaha tidak, kalau begitu aku akan latihan dulu."

[Name] hanya ber-oh kecil, lalu melambaikan tangannya. Kuroo pun juga begitu. Namun saat akan melanjutkan jalan, pria itu menepuk bahu [name].

"Kapan-kapan perlihatkan permainan violinmu ya!"

Mata [name] membulat, lalu tersenyum lebar, ternyata Kuroo melihat tas berisi violin dipunggungnya. Ia menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan ibu jarinya tanda setuju. Begitu pun Kuroo, yang ikut tersenyum lega.

***

"Klub musik? Wah Mizuru-san hebat!"

Gadis yang merupakan teman sekelas sekaligus teman sebangku [name] daritadi kerjaannya hanya memuji-muji [name] dari awal, saat ia tahu bahwa [name] membawa violin. Namanya Yurika Tami, gadis berkacamata yang imut dimata para laki-laki di kelas. Dari kemarin hobinya hanya memuji [name], mengajak ke kantin, bertanya pada [name]. Sebegitu ingin dekat dengannya mungkin.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang