2; how We meet in Tokyo

1.5K 240 37
                                    


"sekeras apapun kau menghindariku, jika sudah ditakdirkan bersamaku, maka kau akan selalu menjadi milikku."

-kzkn [TBFY- chp 2]

"Disini kah? Gila, mengirimku ke Tokyo secepat ini, sensei memang gila."

Gadis bernama [name] daritadi hanya menggerutu, bahkan saat sampai di sekolah barunya. Ini terlalu cepat, apalagi tak ada yang mengantarnya.

Kali ini ia ingin merubah segalanya, kepribadiannya, hidupnya, gaya rambutnya bahkan diganti menjadi ponytail menyamping, tidak ombre seperti dulu.

"Ini jam pulang sekolah bukan? Seharusnya aman ya kan? Aku bisa menemui kepala sekolah Nekoma dengan damai."

[Name] tersenyum sumringah, lalu memasuki gerbang sekolah elit Nekoma dengan langkah ringan sambil bersiul senang.

Arloji ditangannya menunjukkan pukul 4 sore, mungkin ada yang melakukan ekstrakulikuler. Namun yang penting tidak terlalu ramai. [name] cukup trauma dengan kejadian kemarin, dimana banyak orang menatapnya dengan tatapan hina.

Dia dimana ya? Terakhir kali aku pindah dari Tokyo ke Kyoto, tanpa bilang sepatah katapun tentang pindah.

Batin [name] sambil tersenyum kecut, ia merogoh ransel mini-nya, lalu mengambil kacamata. Cukup ia sadari, matanya sudah terkena minus dan tidak bisa melihat dengan jelas seperti dulu. Setelah memakai kacamata, ia lanjut berjalan hingga sampai ke koridor sekolah.

Sepi, hening, sejujurnya ini lebih menakutkan. Namun ia mencoba mengabaikan hawa mengerikan di koridor yang sepertinya agak panjang ini.

Tak lama, suara bergemuruh dari langit membuatnya terkejut, benar-benar terkejut. Lampu remang-remang koridor seakan ingin mati sebentar lagi. Langit menggelap, angin berhembus kencang, dunia ini seakan terguncang oleh angin.

Hentikan, itu terlalu berlebihan.

Baiklah, yang ada pada otak [name] sekarang hanya ketakutan. Ia benci gelap dan sendirian, walau tak suka keramaian, namun bukan berarti dia ingin sendirian tanpa ada siapapun disaat seperti ini.

Bibirnya komat-kamit memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari makhluk aneh dan menyeramkan. Matanya membulat lebar dan bibirnya tersenyum ketakutan, saat mendengar sesuatu terjatuh, dan kedengarannya bukan benda, namun makhluk hidup.

"Handphone...mana handphone..."

Tangannya merogoh tas tanpa menghadap ke belakang, jarinya bergetaran hingga barang yang ia cari tak kunjung ketemu.

"Aaa......kemana..."

Sungguh [name] rasanya ingin menyelam ke kolam ikan di samping koridor. Ah, ya ada ikan. Dengan cepat [name] menuju kolam ikan dengan atap buatan itu.

"K-kalian lucu j-juga."

[name] bergidik ngeri kala hanya melihat banyak katak dan bukan ikan. Apalagi selanjutnya yang membuat [name] berjingit dan hampir terjungkal, pundaknya disentuh seseorang.

"HUAAAAA-"

"O-OI! tenanglah!"

Suara bariton laki-laki membuatnya sedikit tenang, [Name] dengan cepat menoleh kearah sumber suara.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang