13; temporary

957 175 69
                                    

[15+]



“percayalah, kebahagiaan akan datang. Walau cuma sebentar.”

Wanita tinggi dengan paras cantik, rambutnya yang berwarna coklat hazel diombre dengan rapi. Memakai jas putih khas seorang dokter, ia berjalan santai di koridor bawah perusahaannya.

"Dokter Ree! Donasi pengidap kanker untuk hari Kamis esok sudah mulai dikirim kemarin."

Laki-laki muda yang merupakan seorang bawahannya melapor dengan antusias.

"Ah, benarkah?? Syukurlah kalau begitu." Jawabnya, "Apa ada kendala lain?" Lanjutnya dengan lembut, membuat sang bawahan sedikit tersipu.

"Tidak ada!" Jawab sang bawahan dengan tegas, wanita yang dipanggil dokter itu mengangguk dan menepuk bahu laki-laki itu dengan pelan.

"Kerja bagus, Seimoto-san."

"B-baik, terimakasih!"

Wanita itu meninggalkan koridor dengan langkah anggun. Ia sedikit melirik kearah dinding kaca yang transparan tanpa menoleh. Paham betul mobil besar diluar gedung itu adalah penguntit. Sejak bawahannya tadi melapor, ia tahu ada cahaya kamera menyorot matanya.

Ia sudah tahu ini ulah siapa. Sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman. Ia tak peduli penguntit dan hanya membayangkan seorang gadis remaja cantik mirip dirinya, yang terpisah darinya karena sebuah insiden menyakitkan.

"Nak, kita belum pernah bertemu. Namun ibu sangat rindu."

***

"Jadi, kenapa belum tidur?"

[Name] berkacak pinggang sambil terduduk di ranjang, melihat Kenma Kozume yang menggaruk tengkuk kebingungan di futonnya. Ia menatap gadis galak itu dengan tatapan sayu, lalu mengucap tiga patah kata konyol.

"Aku takut kecoa."

Kata-katanya membuat perut [name] tergelitik sendirinya, gadis itu tertawa sambil menyeka air matanya yang keluar akibat tawanya.

Kenma digelarkan futon oleh [name], disaat tengah malam begini pria itu teriak. Ternyata ia takut seekor kecoa.
Pria berambut pudding itu nampak kesal.

"[Name], berhenti tertawa. Ini sudah tengah malam."

"Daripada kau, berteriak." Tawa gadis itu semakin meledak, bukannya mereda. Kenma jadi ingin membuat gadis ini merajuk padanya, agar gadis ini diam dan tidak membuatnya malu sendiri karena takut kecoa.

"Kozume senpai, kau sangat konyol!"
Tawanya belum juga mereda. Gadis itu sepertinya sengaja membuat Kenma kesal.

Pria muda itu hanya diam, membuat [name] menghentikan tawanya terheran.

"Kozume sen—UAKH!"

Belum sempat memanggil nama pria muda itu, ia didorong hingga terjatuh di ranjang oleh Kenma. Tubuhnya ditindih, membuat posisi yang memungkinkan sedikit ambigu. 

"Kozume s—"

Cup!

Kecupan singkat mendarat pada bibir [name]. Gadis itu terlihat sangat terkejut. Sedangkan pria yang berhasil mencuri ciuman pertamanya langsung turun ke futon miliknya, berbaring dan menutup dirinya dengan selimut.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang