7; stuck

1K 196 119
                                    

"tidak semua masalah bisa diceritakan, dan tidak semua teman bisa dipercaya."



Kozume Kenma duduk berlutut dihadapan wanita paruh baya yang sedang menatap tajam kearahnya, sang nenek. Pria itu hanya menatap kearah lantai, tak mau menatap balik. Disamping neneknya, sang ibu dan ayahnya juga terduduk menatap Kenma.

"Kudengar dari Lou-chan, kau mengabaikannya lagi."

Kenma hanya diam, karena yang dikatakan sang nenek memang benar. Wanita paruh baya itu menghela napas panjang.

"Kozume Kenma, kau pewaris perusahaan ayahmu, pewaris konglomerat! tak semestinya kau mengabaikan calon istrimu bukan?"

"Dia bukan calon istriku, aku tak sudi menikahi orang yang tak kusukai."

"KENMA!!"

Bentakan dari sang ayah tak membuatnya terkejut maupun goyah dengan perkataannya. Malah membuat nyalinya semakin tergali saja.

"Ini kehidupanku, tak semestinya kalian yang mengatur."

Ujar Kenma penuh penekanan, membuat nenek dan ayahnya itu mentapnya tak percaya. Tidak dengan sang ibu, sebenarnya ibunya juga kurang setuju jika Kenma dijodohkan seperti itu, namun ia hanya bisa diam.

"Kau tahu siapa yang kau tolak?! Putri pemilik perusahaan tambang terkenal di Jepang! Kau sudah gila atau apa?"

"Kalian lah yang sudah gila! Isi otak kalian hanya harta, tahta, warisan. Tak peduli meski harus mengorbankan anak sendiri ya kan???"

Balas Kenma pada sang Ayah, membuat sang nenek kesulitan bernapas akibat tensi yang naik drastis.

"Ibu?!" Sang ayah dan ibu Kenma membantu neneknya yang hampir ambruk, sedangkan Kenma berdiri dari tempatnya.

"Ini sudah ke- 4 kalinya aku menolak pertunangan dan pernikahan apalah itu, dan kalian masih bersikeras. Aku tak segan-segan menolak Louisa dihadapan ayahnya langsung, jika perlu."

Ucap Kenma sinis lalu meninggalkan ruangan, sang ibu tersenyum kecil

Ah, Kenmaku sudah besar rupanya..

lalu memasang raut khawatir lagi saat suaminya akan mengejar Kenma. Namun ia tahan.

"Sayang, aku saja yang mengejar Kenma, kau tolong ibu segera!"

Ujarnya dibalas anggukan sang suami, lalu ia menyusul anaknya.

∆∆∆

"[Name]-chan, bento apa yang kau bawa?"

[Name] mengedikkan bahu saat Yunami bertanya padanya. Yurika menatap kotak bento tradisional yang dibawa [name] penasaran, habisnya baru kali ini gadis itu membawa bento.

"Aku juga belum tahu, aku diberi oleh tetangga."

Ucap [name] datar, lalu memasukkan bento kedalam laci meja. Yurika hanya tersenyum, tak sabar menunggu jam makan siang.

"Sebentar lagi pembagian ulangan matematika, aku ingin menenggelamkan diri saja."

Ucap Yunami menopang dagu di mejanya. Membuat Yurika dan [name] terkekeh pelan. Tak lama ketua kelasnya masuk membawa setumpukan kertas. Membuat para murid melayangkan perhatian padanya.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang