11; little girl

1.1K 186 97
                                    

Manusia yang tak luput dari kesalahan, mencoba memutar balik keadaan. Menangis, meraung, merintih meminta pertolongan. Oh? Kau berbaik hati sekarang? Siapa tahu ternyata kau tak lebih dari seorang pendosa jalanan.

Setiap hari hanya menikam malam, seakan langit akan runtuh dihari selanjutnya. Hei, jangan bersedih seperti itu. Apa kau akan mendengar sebuah ironi dari seekor burung? Burung sedih yang terbang lalu lewat tanpa menengok pada sarang lainnya. Padahal disana burung yang satu kehilangan dua anaknya, disatu sarang lagi seorang anak kehilangan induknya, dan satunya lagi anak burung mengalami cacat pada sayap.

Di dunia ini. Bukan hanya kau yang bersedih dan menderita. Dari sepuluh persen pengetahuan yang kau tahu di dunia ini, kau baru tahu nol koma limanya. Kau mengalami tekanan, mereka juga. Sayangnya kau tak tahu dan tak mau tahu.

Kau lihatlah insan yang paling dekat denganmu. Ia tertawa, namun kau tak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik layar.”

Mizuru [name] menutup bukunya, menghela napas panjang. Gadis itu meregangkan tubuhnya yang dirasa kaku, ia ada didalam apartemennya menunggu Miura dan Haru yang ingin mendatanginya malam ini. Dan ia berdecak kesal.

Sudah 3 hari berlalu tanpa menapaki sekolah, dan 3 hari itu pula ia belum mendapat kabar apapun tentang Kozume Kenma. Kuroo dengan temannya sempat menjenguk, namun saat [name] bertanya tentang Kenma, Haiba Lev menjawab dengan lantang sambil membungkuk.

"Tolong, biarkan Kenma-san bahagia dengan tunangannya, kumohon!"

Dan Lev langsung mendapat pukulan dari Kuroo. Hati gadis itu sedikit tergores, namun ia mengangguk dan mengatakan bahwa ia hanya bertanya dan tak ada niatan lain.

Gadis itu mengacak rambutnya frustasi, lalu menatap buku tebal dengan cover cokelat tua serta gambar abstrak. Ia membeli buku bekas itu minggu lalu sebelum kejadian. Buku yang isinya kurang ia pahami.

[Name] mengecek arlojinya, pukul 8.30 malam. Tak lama ketukan pintu terdengar. Ia dengan cepat berlari kearah pintu, tanpa ragu membukanya karena berpikir itu Miura serta suaminya. Nihilnya tidak.
Kuroo Tetsurou sudah berdiri disana, rapi dengan hoodie hitam dan jeans-nya. Menatap [name] dengan senyuman khasnya.

"Kuroo-san, ada apa?"

"Hanya datang, memang tidak boleh?"

"Tak ada yang penting?"

"Tidak, memangnya harus punya hal penting?"

[Name] terkekeh pelan, lalu membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan pria itu masuk. Namun Kuroo menahan tangannya, membuat gadis itu bertanya tanya.

"Bisa kita keluar? Aku akan menraktirmu."

Titahnya, [Name] tertegun sejenak. Lalu mengintip pemandangan luar pintu. Dapat ia rasakan dingin angin malam menerpa wajahnya, ia terpejam sejenak. Berpikir. Tapi toh, mungkin Miura dan Haru tidak jadi ke apartemennya karena sudah terlalu larut untuk bertamu.

"Bagaimana? Jika tak mau tak apa, sih."

Pria itu menggaruk tengkuknya disertai cengiran lucunya. [Name] tersenyum serta mengangguk, membuat kapten voli nekoma itu terkejut karena gadis itu mau menerima ajakannya.

"Aku mau. Tunggu sebentar aku akan memakai Hoodie juga."

Kuroo Tetsurou mengangguk. Menunggu [name] memakai Hoodie yang sudah memakan waktu sekitar 5 menitan. Tak lama, gadis itu keluar sambil membawa ransel kecil berwarna baby pink senada dengan warna hoodie yang ia pakai. Kuroo tertegun sejenak, lalu merogoh saku hoodienya. Mengeluarkan 2 buah masker yang masih tersegel oleh bungkusnya.

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang