Waning!
Cerita ini hanya fektif belaka!
Jika ada kesamaan perjalanan hidup dan nama tokoh dalam kehidupan sehari-hari itu semua murni pemikiran author!
Mohon pemakluman juga untuk typo-typo yang bejibunan🌼 happy readingFlashback
20 tahun silam, terlihat pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan pernihakan nya, awalnya terlihat bahagia meski kisah mereka berlandaskan perjodohan kedua orang tua nya, namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama, 2 tahun setelahnya, Gilang yang merupakan suami dari pasangan suami istri itu mulai banyak menuntut Fatimah istrinya, perihal mereka yang tak kunjung memiliki keturunan.
Berbagai jalan telah mereka tempuh, namun sudah 2 tahun mereka jalani tetap tak ada hasil, hasil medis pun menyatakan bahwa mereka berdua sehat, tak ada mandul diantara mereka, namun mereka tak kunjung memiliki keturunan.
Fatimah yakin, bahwa dirinya hanya belum diberi oleh sang pemberi hidup, siang malam wanita berhijab itu berdoa agar diberikan keturunan, tanpa lelah, wanita itu berusaha tegar dengan sikap sang suami yang makin hari makin semena-mena terhadap nya.
Lelaki itu begitu mendambakan seorang keturunan, namun sang pemberi hidup belum mengizinkan, berbeda dengan Fatimah sang istri, laki laki itu cenderung tempramental jika sudah berbicara tentang keturunan.
Berbagai cacian ia lontarkan kepada sang istri, tak jarang laki-laki itu juga bermain tangan, namun Fatimah, wanita berhijab itu tetap sabar menghadapi sifat sang suami.
Meski begitu banyak luka, begitu banyak air mata, dan begitu banyak cacian, wanita itu tetap berdiri tegar, berusaha tersenyum disetiap tetes air mata yang keluar, wanita itu bertahan demi kedua orang tua nya dan juga kedua mertua nya, wanita itu hanya tak ingin membuat mereka kecewa, meski wanita itu sudah sangat lelah.
Namun tuhan berkehendak lain, setelah 4 tahun menanti dengan berbagai likaliku nya, wanita itu akhirnya dinyatakan positif hamil, dengan bahagia ia menunggu sang suami pulang kerja, namun laki-laki itu tak kunjung pulang hingga keesokan hari nya, bahkan sudah 1 minggu laki-laki itu tak pulang kerumah nya, membuat wanita berhijab itu resah.
Suatu malam, wanita itu tengah tertidur di sofa ruang tamu rumah nya, menanti pulang nya sang suami.
Brak!
Wanita itu terperanjat kaget, seketika ia terbangun, mata nya ia fokuskan guna melihat objek didepan nya, betapa bahagia nya wanita itu kala melihat Gilang sang suami telah pulang dirumah nya.
"ayah darimana aja?"- tanya Fatimah lembut sambil mencium punggung tangan Gilang, namun laki-laki itu dengan sengaja menghempas tangan nya, membuat Fatimah kaget seketika
"Gua pulang cuma mau ngasih ini!"- ujar Gilang sambil membanting amplop putih dihadapan Fatimah sang istri
"ini apa yah?"- tanya Fatimah
"Punya tangan kan lo! Buka aja ga usah Ribet!"- bentak Gilang, yang membuat Fatimah lantas mengambil amplop itu
Seketika air matanya meleleh kala Fatimah membaca isi dari amplop tersebut, 'surat pengadilan negeri agama' 4 kalimat yang suskses mematahkan hati nya, meruntuhkan pertahanan nya dan melenyapkan senyum nya, semua bahagia itu sirna kala ia melihat isi amplop putih itu, hati nya berdesir nyeri, tak sanggup wanita itu memikirkan nasib anak nya, tak terbayangakn di benak nya jika sang anak terlahir tanpa seorang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zain
أدب المراهقينGibran Zain Haidar Gue Zain terlahir tanpa kehadiran sosok ayah, meski begitu ada banyak orang yang menyayangi gue, ibu adalah matahari yang selalu siap menyinari hari hari gue, om gue adalah teman terbaik gue, kakek adalah pengganti ayah gue dan ne...