(15)pukulan

671 54 26
                                    

Warning!
Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan kejadian itu semua murni pemikiran author. Mohon pemakluman untuk typo yang bejibunan!🌼 happy reading guys thanks for reading!









Malam itu sekitar pukul 21.00 remaja berdimple tipis itu kini sedang meneguk minuman yang tak dilegalkan negara, Zain sebelumnya tak pernah meneguk minuman beralkohol itu lebih dari 3 gelas, namun anak itu sudah menghabiskan hampir 1 botol.

Kata-kata ibu Aksa siang tadi membuat remaja itu tak bisa berhenti saja tidak memikirkan kat-kata itu. Anak itu kini bahkan telah tak sanggup walau hanya sekedar berdiri, anak itu bahkan beberapa kali telah memutahkan isi perut nya.

"udahlah zain lo tu gapantes jadi brandalan! Baru minum segitu aja udah teler ampe kek gini"- ujar Rania sembari memijit tengkuk Zain

Gadis itu menatap miris pemuda dihadapan nya, pemuda yang ia kenal 1,5 tahun yang lalu, dimana saat pemuda itu untuk pertama kalinya mengikuti balap liar, dari situlah ia mengenal Zain sosok yang ia kenal sebagai pemuda dengan tekanan batin yang bisa dibilang sama sepertinya.

Hingga 5 bulan kemudian untuk pertama kalinya Rania melihat Zain tengah meneguk minuman beralkohol di markas mereka, awalnya gadis itu melarang remaja berdimple tipis itu hingga kini ia tak bisa lagi melarang pemuda itu.

Setiap kali Zain meneguk minuman beralkohol itu terselip masalah yang disimpan oleh pemuda itu. Walau hanya 1, 2 teguk, pemuda itu selalu saja sudah kepayahan, meski begitu remaja berdimple itu masih saja meneguk benda haram itu.

"lo mending balik aja dah, lo tu dah ga ada tenaga gini kebanyakan muntah, ntar kalau disini terus lo malah minum lagi bisa mati lo!"- omel Rania kala Zain tak beranjak sedikit pun dari markas mereka.

"iya balik aja bro, lagian tumben berani munum ampe setengah botol gitu"- ujar Angga menatap miris tubuh zain yang masih setengah sadar

"anterin aja sana ngga, sumpah ni anak nekat banget si parah,  lagian orang ga tahan minum malah nekat minum"- ujar Rania sembari membantu angga memapah Zain

Rania, gadis 17 tahun itu merupakan teman akrab pemuda berdimple tipis itu, gadis bergaya tomboy itu tak lagi memiliki orang tua,menjadikan gadis itu harus mencukupi kebutuhan nya seorang diri.

Gadis tomboy itu kini tak lagi melanjutkan bangku sekolah nya sejak lulus dari bangku SD, gadis itu keluar dari panti asuhan tepat saat ia lulus dari SD, menurutnya kehidupan jalan lebih baik ketimbang harus merepotkan ibu panti asuhan nya.

Kini gadis itu tumbuh menjadi gadis yang mandiri, ia bekerja di sebuah caffe sebagai office girl, tak apa asalkan halal. Dulunya gadis ini merupakan gadis tomboy yang suka mabuk-mabukan dan menjual dirinya.

Namun, saat gadis itu mengenal Zain, dunia nya berubah, gadis itu menjadi sosok yang lebih baik, mulai dari pergaulan, gadis itu kini bergaul dengan teman-teman geng motor Zain, mereka menerima Rania dengan ramah, membuat gadis itu merasa nyaman berada di kerumunan itu. Zain juga melarang Rania minum lagi bahkan gadis itu sudah tak lagi menjual harga dirinya.

Gadis itu miris setiap kali melihat teman yang telah menyelamatkan masa depan nya itu dalam kondisi seperti saat ini, selalu saja setiap pemuda itu menyimpan masalah malah berakhir dalam kondisi tak baik.

Seperti saat ini misalnya, pemuda itu bahkan sudah sangat lemas akibat terlalu banyak muntah, bahkan pemuda itu sampai ngelantur mengatakan apapun yang ada dipikiranya, seperti kslimat 'aku benci ayah' , 'aku rindu ayah' , 'ayah dimana?' , 'ibu maafin zain'. Membuat Rania tak tega menatap lama-lama teman nya itu.

Zain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang