Sore ini sepulang sekolah, zain dan aksa tak langsung kembali kerumah,seluruh anggota osis harus rapat bersama dengan pengurus osis membahas even yg akan di selenggarakan di sekolah mereka.
"jadi temen-temen, gue minggu depan tepat acara di sekolah kita di selenggarain, gua bakal ga ada di sekolah, gua ada acara keluarga, kakak gua nikah, dan wakil kita masih dirawat, ga mungkin gua minta Andri buat ngehendel semua selama gua ga ada kan, jadi gue berharap ada yg bersedia buat gantiin posisi gue hari aja, ada yg menyanggupi ga?"-ujar Aksa panjang lebar sebelum pembina osis tiba di TKP, namun semua bungkam, pasalnya acara minggu depan bukan acara yg hanya melibatkan satu sekolah saja, melainkan seluruh SMA se kabupaten kota tentu tanggung jawab nya lebih besar.
"gue boleh saran ga sih?"-ujar salah satu pengurus osis
"iya silahkan"-ucap azka mempersilakan
"jadi menurut gue, acara minggu depan tu bukan acara kaya classmeeting yg pesertanya cuma murid sekolah kita, tapi PORSENI banyak pesertanya, terlebih lagi lu ga bisanya hari pertama acara kan? Hari pertama tu kita pasti masih gugup, terlebih ini even pertama kita yang pesertanya dari sekolah lain juga, alangkah baik nya kalau pembina aja yg menentukan, gue yakin beliau lebih tau siapa yg berpotensi gantiin aksa, gimana?"- jelas salah satu pengurus osis tersebut
"boleh, gue setuju sama ide nya tuh"-ucap aksa yang juga di angguki oleh pengurus lain
Tak berselang lama pembina osis tiba, mereka segera membicarakan masalah itu pada para pembina osis. Aksa menjelaskan kepada para pembina osis prihal ia yang tak bisa turun tangan pada saat acara nanti.
"sebelum saya tentukan orang yang saya rasa sanggup menggantikan posisi Aksa dan Andri, adakah yang bersedia mengorbankan tenaganya lebih untuk sekolah? Tapi jangan dari pengurus inti, pengurus inti sudah ada tugas nya masing masing lo ya"- jelas salah satu pembina osis
Namun semuanya bungkam, tak ada yang mau menjadikan diri nya ketua osis sehari, sebab mereka tau itu bukan tugas yang ringan. Terlebih Zain, pemuda itu sejak tadi bungkam, ia enggan mengeluarkan suara sebab pasti tak ada yang mau menerima pendapat nya.
"ini jadi ga ada yang bersedia gantiin posisi Aksa dan Andri?"-ucap pembina osis memastikan
"kita setuju aja bu, asal ibu yang milih, karna yang menurut ibu pantase murut kita juga seperti itu"- ujar adit, sebenarnya dirinya sangat berharap pembina osis menunjuk nya
"kalau gitu ibu milih Zain sebagai ketua dan Adit sebagai wakil nya bagaimana?"- puts pembina osis yang membuat semua kaget terlebih Zain.
"kok saya sih bu, emang yang lain setuju kalau saya gantiin posisi aksa?"-protes zain, sebab ia tau tak akan ada yang setuju dengan keputusan pembina osis
"bu, yang bener aja ibu milih Zain untuk ngehendel acara, yang ada bubar nanti acaranya"-protes salah satu pengurus osis
"loh, kata kalian kalau menurut saya pantas menurut kalian juga pantas, ya ini yang ibu pilih, karna menurut ibu Zain pantas, kenapa? Ibu ini mengamati setiap gerak-gerik kalian saat ada acara, ibu lihat Zain yang paling rajin, makanya ibu memilih Zain"-jelas pembina osis
"bu, jangan saya lah bu, pengurus yang lain aja pada ga setuju bu"- ujar zain
"keputusan ibu sudah bulat, ibu perhatikan kamu sebenarnya punya potensi untuk itu, tapi kamu selalu bekerja dibelakang, kamu yang paling jarang mengeluh capek nya jadi pengurus osis, jadi ibu percaya sama kamu"
"udah zain gue percaya kok lu bisa ngehendel"-ucap aksa
"ga bisa gitu bu, kan kita ga setuju zain yang mimpin acara minggu depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zain
Teen FictionGibran Zain Haidar Gue Zain terlahir tanpa kehadiran sosok ayah, meski begitu ada banyak orang yang menyayangi gue, ibu adalah matahari yang selalu siap menyinari hari hari gue, om gue adalah teman terbaik gue, kakek adalah pengganti ayah gue dan ne...