30. Heels?

1.2K 93 2
                                    

Yuhuu..

Update lageee..!!

LETS GO READING ALL!!








Chelly sedang mengemasi baju yang akan ia kenakan di Paris nanti. Ia hanya membawa beberapa baju saja, lagi pula ia disana cuma dua hari.

Sore nanti ia akan ke bandara bersama Alvan dan orang tua Alvan. Beruntung ia punya sahabat yang menganggapnya seperti keluarga sendiri, bahkan saat ada acara keluarga pun Chelly di ajak.

"Kamu ngapain masuk-masukin baju ke koper?!" Tanya Alea.

"Chelly.. mau ke Paris mah nanti sore.."

"Kamu mau kabur? Biar jauh dari saya?!"

"Enggak, bukan gitu mah.. Chelly diajak Alvan ke pesta pernikahan saudaranya.."

"Gak! Kamu gak boleh pergi!!"

"Tapi Mah.."

"Tidak ya berarti tidak! Kalo memaksa, jangan harap bisa masuk ke rumah ini lagi!!"

Alea pun keluar dari kamar Chelly.

Chelly bingung, ia tak mau Alvan kecewa, lalu apa yang harus ia lakukan..?

*****

"Halo.. saya Alvan Emilio Gaiman. Saya minta kamu menghubungi seseorang yang bernama...."

"Ah, siap pak!"

"Jangan sampai ada kesalahan!"

"Iya pak.."

Alvan mematikan telfonnya.

Ia turun ke lantai dasar dan menemui orang tuanya.

"Mah, Pah.. Alvan jemput Chelly dulu ya.."

"Iya, ati-ati ya.." jawab Andi.

"Iya, Pah.."

Alvan mengeluarkan mobil sports miliknya. ia mengendarai mobil diatas kecepatan rata-rata, menyusuri jalanan Jakarta yang saat ini sedang sepi.

Mobilnya berhenti di suatu taman komplek perumahan, sebenarnya tujuannya bukanlah ke taman, tapi ke rumah seseorang.

Tapi, melihat seseorang di taman membuatnya berhenti dan menghampiri seseorang itu.

"Chell.. kenapa? Kok nangis?" Tanya Alvan sambil memeluk Chelly dari belakang.

"Gue gak di bolehin ikut Lo ke Paris... Maaf ya, gue gak bisa ikut.."

"Oh ya? Kata siapa?"

"Mama nglarang gue buat ikut Al.."

"Lo pasti di bolehin ikut kok, yuk kita pulang, ambil koper Lo.. terus ke rumah gue, bentar lagi masuk sore nih..."

"Enggak Al, gue gak di bolehin.. maaf ya.."

Alvan menarik tangan Chelly, membawanya masuk ke mobil. Dan pulang ke rumah Chelly.

*****

Mereka berdua sudah berada di depan pintu rumah Chelly.

"Biar gue yang ngomong..." Ucap Alvan.

Chelly hanya diam.

"Om, Tante.. Chelly mau gue ajak ke Paris selama dua hari.."

"Gak-" Alea berbicara.

Pembicaraan Alea terhenti ketika Alex angkat suara. "Yasudah sana.. pergi saja.."

Alvan tersenyum mendengar itu. Ia langsung membawa koper Chelly ke mobilnya.

Sementara Chelly. Ia hanya mematung kebingungan, kenapa Papa nya membolehkannya pergi?.

"Ayo masuk..." Alvan menyuruh Chelly masuk ke mobilnya.

"Ah, Iya.."

"Kenapa bengong?"

"Gue bingung kenapa Papa ngebolehin aku pergi, jangan-jangan nanti aku gak di bolehin pulang.. Al, gue pulang aja deh.. gue takut.."

"Lo gak perlu takut.. Papa Lo ngomong gitu karna, utang-utangnya di rentenir gue luanasin semua..."

"Serius?"

Alvan mengangguk.

Chelly memeluk Alvan. "Makasih Al.."

"Iya, sama-sama.. meluknya jangan kelamaan, gue lagi nyetir.."

"Oiya.. lupa.."

*****

Sampailah Chelly di rumah Alvan yang begitu megah bak istana, Chelly masuk ke rumah dan memeluk Mia, Mama Alvan.

"Makasih ya sayang, akhirya kamu mau ikut ke Paris..."

"Justru, Chelly yang seharusnya makasih sama Mama, Papa, sama Alvan.. karna udah ajak Chelly di acara keluarga kalian.."

Mia mencium puncak kepala Chelly.

"Chell.. ikut gue yuk, ada yang mau gue tunjukkin.." Alvan berbicara.

Chelly pun mengikuti langkah Alvan ke kamarnya. Alvan menyerahkan sebuah Papper Bag ber logo Channel.

"Ini apa Al?" Tanya Chelly penuh kebingungan.

"Buka dong.."

Chelly membuka Papper bag itu, isinya adalah sebuah gaun, berwarna silver yang sangat mewah. Chelly yakin harganya mahal. Bahkan mungkin lebih dari kata mahal.

"Cantik banget, tapi.. ini terlalu mewah buat gue.." ucap Chelly.

"Enggak kok.. nanti di pesta pernikahan sodara gue, Lo pake ya.. pasti Lo bakal keliatan cantik.."

"Emm.. gue gak yakin.."

"Loh, kenapa? Lo gak suka ya?"

"Bukan gitu, gue gak biasa pake ginian, Lo tau kan style gue gimana?"

"Lo itu, mau pake gaya tomboy atau feminim, bakal tetep cantik Chell.. percaya deh sama gue.." Alvan mengelus pipi Chelly. "Oiya, heelsnya masih di mobil Lamborghini Gallardo gue."

"Hah? Heels?"

"Iya.. Heels.."

"Gue gak bisa pake Heels, kemaren aja pas ke wisudanya Kak Genan, gue pake sepatu selop.."

"Yaudah, nanti aku beliin sepatu yang nyaman buat Lo aja.."

"Eh, jangan deh.. gue usahain pake Heels, gue gak mau ngrepotin elo.."

Alvan tersenyum mendengar itu. Ia mengelus rambut Chelly dengan lembut.

Yap!

Konflik utama bakal hadir sebentar lagi...

Tunggu part selanjutnya ya..

Salam manis,

Salsabil_salwa.

My Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang