43. Engagement (2)

1.7K 112 4
                                    

Maaf gaes kalian kena typo, eh- tipu!

Cerita ini gak berakhir ngenes kok :p

Tapi kalo gue mau sih, bisa aja gue gak lanjut HAHA.

Tapi karna emang dari sebelum nulis MD aku udah nyiptain Ending sendiri, jadi kalian gak perlu khawatir deh ya!

Gak akan ada yang ko-it di cerita ini :p

Spam next biar semangat!














"CHELLYYYYYYY!!!"

Dengan nafas yang tersengal-sengal, Chella melihat ke segala arah. Dia masih berada di kamar. Jadi, kejadian mengerikan itu hanya Mimpi?

Oh, syukurlah..

Dia mengambil air minum, dengan tangan yang masih gemetar. Dia masih membayangkan detik-detik dimana Chelly terjun dari atap hotel. Mengerikan!

Setelah menenangkan jantungnya, ia keluar kamar, dia mengetuk kamar Chelly beberapa kali. Hingga pintunya terbuka. Terlihat wajah Chelly yang sayu. Dia masih mengantuk.

"Ada apa?" Tanya Chelly.

"G-gue.. gue takut sendirian, gue mau tidur bareng Lo boleh?" Tanyanya.

Chelly mengangguk. Walau dia sedikit bingung, tapi apa salahnya tidur bersama kembarannya sendiri?

Chelly mempersilahkan Chella untuk masuk, dia tidur di sisi Chelly. Dia tak henti-henti menatap saudaranya itu. Padahal, Chelly sudah terlelap.

Chella benar-benar takut sekarang. Bagaimana jika nanti akan melakukan hal bodoh itu? Tentu Chella akan merasa bersalah seumur hidupnya. Bagaimana ini? Apa ia harus jujur saja?

Tangan Chella mengalung di pinggang Chelly. Dia mulai menutup matanya, semoga mimpi buruk seperti tadi tidak muncul lagi.

*****

"Hei.. bangun.." Chelly mendorong-dorong tubuh Chella.

Chella mulai membuka matanya.

"Siap-siaplah, hari ini bukankah hari istimewa mu?"

Chella mengangguk. Dia pergi dari kamar Chelly. Tapi saat sudah sampai pintu dia menatap Chelly.

"Gue mau nanya.." ucap Chella.

"Nanya apa?"

"Menurut Lo.." Chella meneguk saliva-nya. "Bunuh diri itu suatu solusi gak?"

"Hanya orang-orang bodoh yang melakukannya.." jawab Chelly.

Chella mengangguk dan melangkah pergi. Tanpa mengucapkan kata-kata lagi.

Chelly beranjak ke kamar mandi, dia berdiri di depan cermin. Memaksakan senyumnya untuk mengembang.

"Apapun yang terjadi, gue gak boleh nangis.."

"Mereka bahagia, gue juga harus bahagia.."

"Terima kasih Bian, sudah menjadi maliakat kecil ku.."

Chelly pun menutup pintu kamar mandi, dan mandi. Dia juga harus siap-siap untuk pertunangan Chella.

*****

Setelah mandi, Chella tak langsung memakai gaun Couple Keluarga. Dia mengenakan baju tidurnya kembali, entah kenapa perasaanya masih tak rela.

Derrttt..
Sebuah pesan masuk ke ponsel Chelly.
Dari: Malaikatku🌈

Malaikatku🌈:
Buka pintunya, aku ada di depan..

My Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang