38. Engagement?

1.3K 106 2
                                    

Awas typo :p










Alvan sedang sibuk memajang foto dirinya dan Chelly. Di setiap sudut kamarnya terpajang foto Chelly dan dirinya.

"Jadi, anak Mama mulai suka sama Checell?" Mia tiba-tiba masuk ke kamar Alvan, membuatnya sedikit terkejut.

"Eh.. Mama.." jawab Alvan gugup.

"Sini.. bareng Mama.."

Alvan merebahkan kepalanya di paha Mamahnya yang sedang duduk. Dari kecil, Alvan akan melakukan itu jika ia ingin curhat.

Mia mengelus kepala Anaknya itu. "Jadi, kapan mau nembak Chechell?"

Alvan menggeleng pelan. "Gak bisa Mah.."

"Loh, kenapa gak bisa? Jadi Playboy aja bisa.."

Alvan tertegun, dari mana Mamahnya tau? Selama ini ia selalu menyembunyikan nya.

"Bukan gitu Mah, Chelly gak sayang sama Alvan.." Alvan menjelaskan.

"Kalo gitu, buat dia sayang sama kamu.."

"Gak bisa, hati Chelly cuma buat Bian.."

"Kalo gitu, tetep ada di sisi Checell saat dia sedih, Mama yakin suatu saat nanti dia sadar kalo kamu sayang sama dia.."

Alvan tersenyum manis. "Iya Mah.."

*****

Chelly baru sampai ke rumah, motornya mogok di jalan. Alhasil, ia pulang malam, entah akan dihukum Atau tidak, Chelly tidak peduli.

Dengan sedikit gugup ia melangkah masuk, ia terkejut dengan suasana ruang tamunya yang ramai. Ada apa ini?

"Chelly, duduk nak.." Alea berbicara. Chelly tau sikap baik ini hanya karna ada tamu di rumahnya.

Chelly pun duduk, disana ada dua orang paruh baya, satu gadis remaja, dan ada Bian.

Hah, Bian?

Sebenarnya ada apa ini?

Ingin rasanya Chelly bertanya, tapi ia takut pertanyaannya mengundang kemarahan Mamahnya.

"Jadi, ini saudaranya Ara?" Tanya Angga.

"Iya, namanya Chelly.." jelas Alex.

"Sama-sama cantik yah.." ucap Meyra.

"Iya.."

Bi Darmi masuk ke ruang tamu dan membawakan minum untuk tamu ini. Mereka pun meminumnya dengan senang hati.

"Sepertinya.. ada kejanggalan disini.." ucap Alex. "Aku baru tau kalo nama belakangmu itu Romanson." Alex melempar pandangan nya ke Angga.

"Iya, selama ini orang-orang hanya tau Bima Anggara, karna memang sengaja marga Romanson ku sembunyikan, kau tau kan apa alasannya?" Tanya Angga.

"Iya, tau.. salah satu orang terkaya di Indonesia."

Tunggu-tunggu, sepertinya Chelly menyadari seseuatu. Romanson?
Bukankah itu Marga nya Bian? Jadi, dia Papah nya?

"Kita pamit dulu ya, nanti perancang busana nya akan datang ke sini besok.." ucap Meyra.

"Ah, iya.. hati-hati di jalan.." jawab Alea.

Mereka pun pergi dari rumah Chelly. Mamah Papa nya masuk kamar, hanya ada Chella dan Chelly di ruang tamu.

"Chell.. gue seneng banget!" Chella memeluk saudaranya itu.

"Kenapa?"

"Gue mau tunangan sama Bian! Acaranya tiga hari lagi.."

Deg!

Dada Chelly sakit, hatinya hancur. Ia tak menyangka hubungan Chella dan Bian akan sejauh ini. Lalu, bagaimana nasibnya? Bagaimana nasib cintanya? Persahabatan masa kecilnya? Apakah akan hancur dan dilupakan?

"T-api.. kamu kan belum kuliah, belum kerja juga.." Chelly mencoba menahan tangisnya.

"Iya, tau.. kalo cuma tunangan kan gak pa-pa.. nikah nya kapan-kapan kan bisa, setelah kuliah juga bisa..."

Benar juga.

"Ka-kamu.. b-eneran cinta sama Bian?" Tanya Chelly dengan terbata-bata.

"Iya, gue saaaaayaaaaang banget sama Bian. Tanpa dia gue gak bisa hidup."

Melihat kesungguhan saudaranya, Chelly tak tega. Tak mungkin ia menghancurkan kebahagiaan Chella. Cukup dirinya saja yang menderita.

"Lo tau gak? Kita bakal pake kebaya mahal nanti, perancangnya aja di datangkan langsung dari Jogja, gue jadi gak sabar.."

Chelly memaksakan senyumnya. "Selamat ya.. semoga Bian bisa jaga kamu, bisa jadi pasangan yang baik." Chelly memeluk Chella.

Rasanya sakit memang, apa lagi harus mengucapkan selamat atas pertunangan mereka. Padahal, seharusnya yang di posisi itu adalah Chelly. Menyedihkan.

Chelly tak kuat, air matanya sebentar lagi akan jatuh. Ia melepaskan pelukannya dan lari ke kamar, ia harap Chella tak melihat air matanya tadi.

*****

Chelly menangis kencang. Dadanya sakit, ingin rasanya berteriak dan mengungkap semuanya. Tapi di lubuk hatinya, ia sadar akan kebahagiaan Chella.

"Tuhan, aku tau kau pasti bosan melihatku menangis!!"

"Maafakan aku, aku tak bisa menahan ini semua! Aku lemah! Aku hanya bisa menangis!"

"Tapi ini benar-benar tak adil!!"

"Pertama, kau mengambil adikku!"

"Lalu merebut kasih sayang orang tuaku!"

"Lalu sekarang, kau mengambil cintaku! Sekarang aku tak punya siapa-siapa! Tak ada yang menyayangiku."

Derrrtt..
Sebuah telfon masuk ke ponsel Chelly.
Dari:Alvan.

Tuhan seolah-olah memeberi jawaban atas pertanyaan Chelly. Dia masih punya Alvan. Dia selalu ada untuk Chelly. Dia adalah malaikat yang di beri tuhan untuknya.

*****

Alvan berada di balkon sekarang, menikmati sejuknya udara malam. Ia sedang menunggu terlfon nya di angkat oleh Chelly.

"Chell..?"

Terdengar suara isakan tangis disana.

"Chell Lo nangis? Kenapa?"

Raut wajah Alvan berubah khawatir.

"Chell, kenapa?"

"AL GUE BUTUH LO! GUE BUTUH PEKUKANN LO! GUE BUTUH LO AAAAL!!"

Teriakan Chelly membuat Alvan tambah khawatir. Namun di lubuk hatinya, ada sesuatu yang membuatnya bahagia.

Oh, ayolah! Jangan baper sekarang! Chelly sedang butuh pelukan nya, ia harus kesana sekarang.

Yay!

Tunggu part selanjutnya yaa..

Vote! Vote! Vote!

Salam manis,

Salsabil_salwa.

My Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang