Tiga saudara

16 13 0
                                    

3 tahun kemudian, Nayla telah menamatkan SMA nya di Jakarta. Ia juga telah mencari tahu kampus mana yang akan ia daftar di Switzerland. Segala sesuatu telah dipersiapkan oleh Nayla dengan matang-matang sejak ia dan Nana mendengar kabar buruk itu yang menimpa kedua orangtua mereka.

Hari itu adalah hari Minggu dan Nayla memilih penerbangan paling malam, sehingga ia dapat tidur dengan nyenyak di pesawat.

"Na, Kakak pamit pergi dulu ya? Kamu nggak papa kan Kakak tinggal sendirian di Jakarta?"

"Iya, nggak papa. Kakak hati-hati ya di sana?"

" Iya. Kakak janji , begitu Kakak akan WA kamu. Kamu belajar yang rajin ya biar cepat lulus terus habis itu kamu nyusul Kakak dan Kak Nabila untuk kuliah di Switzerland?"

"Siap, bos".

Sebelum masuk ke imigrasi, mereka saling berpelukan.

......
Keesokan paginya, Nayla telah sampai dan dijemput oleh Anthony dan Nabila serta Ana. Anthony dan Nabila sudah mendapatkan izin dari boss mereka untuk menjemput Nayla di bandara.

"Halo, Kak Anthony dan Nabila!!!!"

" Halo, gimana penerbangan kamu? Pasti capek ya?"

"Hmmm.... lumayan capek sih, Kak Nabila. Tapi capek onti hilang kalau uda ketemu si imut ini nih" Nayla berkata sambil memainkan pipi Ana.

"Kamu uda sarapan?"

"Uda, kak, tadi di pesawat."

"Kalo gitu ayo yuk kita pulang. Ngobrolnya dilanjutin di mobil aja."

"Ayo".

Anthony menawarkan membawa bagasi Nayla, tetapi ia menolaknya karena ia sudah terbiasa membawanya sendiri.




Nah, begitulah kehidupan ketiga saudara itu. Dua sudah berkumpul bersama-sama di Switzerland sedangkan yang satunya masih sekolah di Jakarta.

Keberhasilan Nabila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang