"Yuqi sama Mark sekarang!" Seru Yena.
Yuqi dan Mark hanya bisa menjalani tanpa membantah. Apalagi Yuqi. Mengingat dirinyalah yang membuat semua peraturan baru tersebut.
"Jaga diri, bray." Pesan Yunho.
"Ya elah dah kek mau pergi jauh aja." Sahut Yuqi.
Setelah kepergian Yuqi dan Mark, keenam orang lainnya memutuskan untuk berhenti bermain sebentar sambil menunggu setidaknya Arin dan Changbin kembali.
"Lagian ya, aneh nggak sih? Mereka berdua kok bisa lama banget ya? Nggak mungkin tersesat, kan?" Celetuk Doyeon.
Semua mengangguk setuju, kecuali Gahyeon. Dari awal Ia sudah merasa ada yang tidak beres dengan rumah itu.
"Lo kenapa, Hyeon?" Tanya Yunho.
Gyehyeon yang merasa terpanggil menengok seraya menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"
Yunho menggeleng. "Gahyeon." Ucap Yunho. Kedua sorot matanya menatap tajam ke arah Gahyeon, seakan mengerti apa yang sedang gadis itu pikirkan.
Gyehyeon menganggukkan kepalanya paham. Yohan yang pada dasarnya hal apapun akan ditertawakan pun tertawa, membuat Gyehyeon memukul bahunya kuat-kuat, dan berakhir dengan rintihan kesakitan dari Yohan.
"Nggak. Nggak papa." Jawab Gahyeon.
"Beneran? Muka Lo kayak pucet gitu, lho." Sahut Yena.
Gahyeon sebenarnya masih harus berpikir-pikir untuk menceritakan tentang perasaannya. Teman-temannya ini cukup penakut pasal hal-hal yang berbau mistis.
Gahyeon menghela napas panjang sebelum akhirnya angkat bicara. "Nggak. Ntar lo pada parno gue lagi yang disalahin." Tutur Gahyeon.
"Ya apa dulu ih?" Doyeon sedikit geram dengan Gahyeon.
Diam. Tak ada reaksi yang pasti dari Gahyeon.
Yena menggoyang-goyangkan tubuh Gahyeon. "Hyeon," Panggil Yena.
Dan lagi, hal itu membuat Gyehyeon ikut menoleh. Lalu kembali membuang muka ketika Ia sadar bukan Ia yang dipanggil.
"Ge-er banget dah Lo." Yohan menggoda Gyehyeon.
"Ya gimana ya Han. Nama gue sama Gahyeon yang beda tuh cuma marga sama nama depannya doang. Lo pada manggil kita kagak ada bedanya gimana mau nggak ge-er?"
"Iya juga."
"Lee Gahyeon!" Yena sedikit membentak.
Yunho menegur Yena. "Inget sikon Yen, jangan asal bentak."
"Ya gimana nggak ngebentak, Yun? Dari tadi nih anak ditanya kagak dijawab-jawab ya!" Sahut Yena dengan menggebu-gebu.
"Ya iya, tapi inget, Lo lagi di hutan. Mereka nggak suka kalo nyampe keganggu." Jawab Yunho, masih menahan sabar.
"Mereka?" Tanya Doyeon.
Yunho mengangguk. "'Mereka'. Yang nggak nampak. Dipikir mereka cuma mitos aja apa? Gue juga ngerasain hal yang sama kayak Gahyeon." Jelas Yunho. "Dan, kejutan. Gue bisa ngeliat hal yang seharusnya nggak terlihat." Lanjutnya.
Deg.
Jantung keempat orang tersebut mendadak terpacu begitu cepat setelah mendengar kalimat Yunho.
Yunho beranjak dari duduknya. "Mau gue jelasin sesuatu?" Ucapnya seraya memandangi rumah tua tersebut dengan kedua tangan yang Ia taruh ke dalam saku celananya.
"Yunho!"
Yunho membalikkan badan menghadap Gahyeon. Ada raut wajah khawatir pada Gahyeon. Lantas Yunho menggeleng-gelengkan kepalanya seraya meyakinkan Gahyeon bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Ada yang kalian berdua sembunyiin?" Tanya Yohan.
"Bertiga, sama Yeri." Jawab Yunho.
"Oh, tuh anak agak aneh emang semenjak kita masuk ke hutan. Nggak kaget lagi gue jadinya." Sahut Gyehyeon.
Yunho mengangkat tangan kirinya, melihat jam tangannya.
Pukul 01:19 AM.
Yunho menghela napas pelan dan,
"Ada yang main Hitori Kakurenbo disini."
Kagome Kakurenbo
© moonchaey, 2O2O
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]
Fanfiction[SELESAI] semuanya udah salah sejak permainan itu dimulai. ©moonchaey, 2020