"Yun, Hyeon. Cerita kalian tentang rumah tua itu beneran?"
Yunho dan Gyehyeon yang sedang berbincang hangat seraya mengemili makanan menoleh, mendapati Chaeyoung yang sedang berjongkok di belakang mereka. Keduanya langsung bergeser untuk memberi ruang agar Chaeyoung bisa duduk.
"Makasih."
"Ya beneran lah? Lo ngeliat muka kita ketawa-ketawa? Nggak, kan? Ya berarti beneran." Kata Gyehyeon.
"Boleh ceritain lebih rinci lagi nggak? Bentukannya apa gimana-gimananya gitu." Pinta Chaeyoung.
Yunho tampak mengingat-ingat. "Rumahnya gede, tingkat dua. Cat rumahnya warna abu-abu dan udah agak mengelupas. Pintunya pintu kayu dicat warna hitam. Terus ada apalagi Hyeon?"
Gyehyeon yang asik ngemil langsung menoleh. "Apa ya? Rumahnya kayak khas rumah Belanda—maksudnya bangunan lama. Pokoknya ciri-ciri rumah yang udah lama ditinggal sama pemiliknya gitu lah." Jawab Gyehyeon.
"Tapi ya, gue ngerasa ada yang merhatiin kita pas kita disana, Hyeon." Ucap Yunho sedikit berbisik.
"Dari balik kaca lantai dua, kan? Gue juga ngeliat. Gue malah ngeliat sosoknya. Nggak yakin sih itu hantu apa orang." Tutur Gyehyeon, santai.
Bulu kuduk Chaeyoung dan Yunho meremang mendengar tuturan kata yang keluar dari mulut Gyehyeon.
"Merinding gue Hyeon, sumpah." Ujar Yunho.
"Jangankan kalian, gue ngerasa orang yang ngeliatin kalian disana tadi ngikutin kalian nyampe kesini deh." Kata Chaeyoung. "Soalnya gue ngerasa ada yang merhatiin kita ngobrol tadi pagi." Sambungnya.
"Gue kira cuma gue doang yang ngerasa."
"Copot copot eh copot eh. Sialan Lo Yen."
Yena yang baru saja tiba menyengir tanpa dosa, merasa tak bersalah. Lalu Ia mengambil tempat duduk disamping Gyehyeon dan menyomot cemilannya.
Untungnya Gyehyeon tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Gue juga tadi ngerasa ada yang ngeliatin. Terus pas kita mutusin balik ke tenda, gue denger semak-semak yang bergesek gitu. Tapi gue posthink aja lah, siapa tau tikus atau apa. Terus gue nguping kalian barusan, gue langsung yakin kalo yang tadi tuh orang yang kalian bicarakan." Jelas Yena sambil menoleh kesana kemari.
"Kalian lagi ngapain?"
Sontak keempatnya menoleh ke arah belakang.
"Guys."
"Yo?"
"Kita kedatengan tamu baru lagi nih."
"Oh ya? Dimana mereka?"
"Disana, lurus aja terus belok kiri, terus lurus lagi. Mereka kemah disana."
"Sayangnya si bodoh ini ninggalin jejak."
"Ninggalin jejak gimana?"
"Ya pas ngintip malah buat suara. Mau gue kutuk aja rasanya."
"Ya maap. Tapi, kan, nggak cuma gue ya. Lo ngeliatan dua orang yang mampir tadi deket banget ke kaca nyampe bayangan Lo keliatan dari luar."
"Tau dari mana Lo?"
"Tadi pagi, kan, gue lagi diluar, Yeon ...."
"Oh, iya, lupa."
"Jadi gimana? Ada berapa orang disana?"
"Sekitar belasan."
"Banyak juga. Koleksi bonekanya langsung nambah bejibun, kkk."
"Iya, kan? Gue tebak bentar lagi mereka mampir kesini."
Samar-samar dari arah luar bangunan tersebut, terdengar bunyi langkah kaki yang menginjak dedaunan dan ranting. Seperti mendekat ke arah mereka.
"Cenayang, nggak heran lagi gue dah."
"Mereka menjemput maut mereka sendiri. Siap-siap nanti malam."
"Siap!"
Kagome Kakurenbo
©moonchaey, 2O2O
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]
Fanfic[SELESAI] semuanya udah salah sejak permainan itu dimulai. ©moonchaey, 2020