Episode 2 : Minta Izin

806 132 16
                                    


Tibalah hari dimana ujian dilaksanakan. Ada yang sudah siap seperti Mark, Arin dan Yunho. Ada yang biasa-biasa saja seperti Joochan, Chaeyoung, Gyehyeon dan Gahyeon. Ada yang panik seperti Changbin, Yohan, Yena dan Yuqi. Doyeon, Yeri dan Dino hanya bisa pasrah dengan nilai yang akan mereka dapatkan nantinya.

"Jangan pelit-pelit ngasih jawaban ya woy." Ucap Yena sebelum ujian dimulai.

"Emang soalnya bakalan sama, Yen?" Sahut Mark.

Kedua bola mata Yena langsung membesar. "Heh? Soalnya ntar beda-beda, Mark? Anjir."

Mark sedikit tergelak dengan ucapan Yena. Lantas setelahnya, Mark menggelengkan kepalanya.

"Enggak, bercanda doang. Niat amat guru-guru bikin soal beda-beda. Ngoreksi harus nyampe berapa kali coba?"

Yena mencebik kesal karena berhasil dibodohi oleh Mark.

Tak berapa lama kemudian, seorang guru datang. Membuat keadaan kelas menjadi senyap.

"Simpan yang tidak diperlukan ke dalam tas. Ponsel disimpan di dalam tas juga. Segala macam gerak-gerik yang terlihat mencurigakan akan dianggap sebagai percobaan menyontek dan hukumannya lembar jawaban kertas kalian akan dirobek."

Tetap saja, mau diperingati beberapa kali pun pasti ada yang membangkang. Contohnya Changbin.

Changbin noel-noel bahu Joochan. Joochan yang merasa sedikit risih pun akhirnya menoleh ke belakang, mengangkat alis sebelah kirinya.

"Nomor tujuh, hehe." Pinta Changbin sambil cengengesan.

Joochan mendecak pelan lalu kembali berbalik. "E." Jawabnya singkat sambil kembali melanjutkan soal-soal yang belum Ia jawab.

Changbin tersenyum senang. Tak lupa mengucapkan terima kasih pada temannya itu.

"Lah, Chan? Nomor tujuh, kan, jawabannya D?" Kata Gahyeon yang mendengar jawaban Joochan tadi.

Joochan menjawab tanpa mengalihkan perhatian sama sekali. "Tau, jawaban gue juga D. Si Changbin gue kibulin doang tadi." Ucapnya enteng.

"Ciri-ciri manusia berotak Einstein." Gumam Gahyeon lalu lanjut mengerjakan soal-soal tersebut.

Waktu berjalan cukup cepat. Tak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi. Murid-murid keluar dari ruang ujian dengan kepala yang mengepul akibat berpikir keras.

Kecuali beberapa oknum tentunya.

"Eh, guys. Masalah yang usulan Yohan kemarin itu, gue udah dibolehin sama nyokap." Celetuk Arin sambil menghadapkan badan mengarah kepada teman-temannya.

"Gercep juga Lo. Karena gue anak rantauan, gue ikut-ikut aja sih. Lagian bakalan bosen juga di kos sendirian." Sahut Dino.

Gyehyeon menoyor kepala Dino. "Yeu, sementang orang tua Lo jauh jadi Lo nggak butuh ijin mereka juga gitu? Nggak gitu juga, bambang."

Langsung saja Dino terhuyung sedikit ke arah kanan. Kemudian Ia mengusap kepala bagian belakangnya. "Nggak ngira-ngira Lo jir. Leher gue mau patah aja rasanya."

"Yeu, drama king, dasar." Ejek Yeri.

"Nyadar Yer. Dino king-nya, Lo queen-nya." Ucap Yohan yang disahuti tawaan oleh teman-temannya yang lain.

Yeri juga ikut tertawa, namun setelahnya Ia mendorong lengan Yohan. "Sialan Lo."

"Omong-omong soal izin, ada yang mau anterin gue ke makam? Gue mau izin sama bokap gue juga. Sama ke rumah sakit, gue juga mau izin sama nyokap."

Ucapan santai yang keluar dari Chaeyoung barusan membuat ke-13 orang yang lainnya berhenti melangkah. Mereka semua serempak menoleh ke belakang, dimana Chaeyoung memang berjalan di belakang mereka.

Chaeyoung yang tiba-tiba mendapatkan perhatian dari teman-temannya mengangkat alisnya bingung. Ada yang salah dari ucapannya?

"Kenapa?"

Yunho segera menjawab pertanyaan Chaeyoung. "Oh, enggak. Makamnya dimana?"

"Di perempatan deket Koreamei sana. Rumah sakitnya di Rumah Sakit Cinta Kamu. Searah jadinya."

"Arah rumah gue tuh, ayok lah gue temenin." Kata Yuqi sambil merangkul pundak temannya.

"Gue mah apa, nunggu nyokap bokap balik ke rumah kayak nunggu doi suka balik, nggak tau kapan." Ucap Doyeon sambil menghela napas pelan.

"Awalnya gue mau ikutan sedih nih Doy, tapi denger akhirannya kok jadi ingin menyoraki anda ya." Sahut Yena.

"Udah, udah. Mau nyampe kapan berdiri disitu terus? Nyampe tornado dateng?" Gurau Changbin yang sudah berjalan lebih dulu.

Ketigabelasan dari mereka segera mengambil langkah seribu dan bergegas meninggalkan lapangan upacara, menuju tempat tujuan masing-masing.

Kagome Kakurenbo©moonchaey, 2O2O

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kagome Kakurenbo
©moonchaey, 2O2O

Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang