Episode 20 : Jauh Sekali

404 86 2
                                    



"Urusan kami disini udah selesai."

"Terus? Kalian mau pergi dan bertindak tak peduli dan tak tahu menahu, gitu?" Tanya Yunho.

"Ya terus mau gimana? Kalian mau laporin ke polisi? Silakan. Nggak akan nyampe, nggak akan sempat."

"He'em mana sempat." Sahut Wooyoung.

Pemuda yang pertama berbicara mendorong kepala yang menyahut tadi. "Sempet-sempetnya Lo ya."

"Sakit meng." Ucap Wooyoung seraya mengelus-elus kepalanya.

Salah satu gadis berceletuk. "Lebih baik kalian bawa temen kalian aja ke polisi. Lagian yang kali ini bukan kemauan kami kok, murni atas suruhan dia."

Gahyeon mengepalkan kedua tangannya erat. "Dan melupakan fakta bahwa kalian udah membunuh puluhan nyawa?"

"Oh, itu sih masa lalu. Nggak usah diungkit-ungkit lah."

"Masa lalu bapak kau kotak. Asal aja kalo ngomong. Dasar iblis." Ujar Yohan dengan geram.

Kring kring

Ponsel seseorang berbunyi.

"Sape?" Tanya Wooyoung.

Pemuda itu menoleh. "Abangnya Joochan. Angkat nggak nih?"

"Angkat lah bego. Keluarganya khawatir disana, mampus Lo pada." Sahut Yohan.

"Pfft. Oke, gue angkat."

Ia menggeser tombol berwarna hijau pada gawainya, tak lupa menghidupkan pengeras suara.

Ketiga orang yang tak lain adalah Yunho, Gahyeon dan Yohan menunggu dengan jantung mereka yang berdebar.

"Halo?"

"Aduh, kenapa teleponnya nggak diangkat juga, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh, kenapa teleponnya nggak diangkat juga, ya?"

"Ma, ini jam tiga subuh. Mungkin mereka masih pada tidur."

Sang mama menggeleng dengan perasaan cemas. "Mama khawatir sama adek, bang. Mama nggak pernah kebangun pagi-pagi buta kayak begini."

Si Sulung terus berusaha menenangkan ibundanya. "Mama berdoa aja. Semoga Joochan disana baik-baik aja."

"Mama selalu berdoa untuk keselamatan kalian berdua. Tapi biasanya Mama selalu merasa aman, baru kali ini Mama merasa ada yang janggal dihati Mama." Jelas Mama Hong dengan tubuhnya yang mulai bergetar.

Tak dapat dipungkiri, sesungguhnya sang kakak juga khawatir dengan kondisi adiknya yang sedang jauh disana. Ia juga merasa ada sesuatu yang janggal sedari Sang Mama membangunkannya tadi.

"Mama, Mama tidur lagi aja ya. Biar Shua yang jagain telpon, kalo nanti Joochan angkat atau nelpon, Joshua bakal langsung bangunin Mama."

Mama Hong menggeleng tegas. "Mama nggak bisa tidur, sayang. Mama kepikiran adikmu terus."

Joshua menghela napas kasar. Mamanya selalu bersikeras, tak mau mendengarkan. Yang menjadi pikiran Joshua saat ini bukan hanya adik bungsunya saja, namun sang ibunda yang sedari tadi terlihat akan mengeluarkan air mata.

Joshua mengambil gawainya dan mencari kontak teman adiknya yang tersimpan olehnya.

Dino.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat me—"

Joshua yakin ponsel Dino kehabisan baterai. Ia beralih ke nama selanjutnya.

Mark.

"Nomor yang anda tuju sedang bera—"

"Nggak ada jaringan?"

Tak menyerah, Ia terus menghubungi teman-teman Joochan, namun selalu sang operator yang menjawab. Joshua mengusap wajahnya kasar.

"Ini hape mereka pada kemana sih? Ilang? Nggak ada sinyal? Abis baterai?" Monolog Joshua.

Satu nama yang belum Joshua telpon. Seakan-akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Joshua dengan ogah-ogahan memencet nomor tersebut.

Klek

"Halo?"

Joshua membulatkan kedua bola matanya.

Akhirnya ada yang mengangkat.

''Halo?"

"Ah, i-iya, halo."

"Bang Joshua? Ada apa?"

"Lo ikut kemah bareng Joochan dan kawan-kawan nggak?"

Ada jeda sebelum akhirnya sang penerima menjawab. "Kenapa emangnya bang?"

Joshua sedikit curiga dengan orang di seberang sana, namun kecurigaan itu Ia tahan sejenak. "Ini temen-temen Lo pada nggak ngangkat kenapa dah?"

"Abis baterai."

Semua? Nggak mungkin lah bisa semuanya abis baterai dan nggak ada yang bawa powerbank. Kalo gitu seharusnya ponsel mereka nggak berfungsi dari kemarin dong.

Namun faktanya Joshua kemarin mendapati beberapa teman Joochan bahkan ponsel Joochan sendiri sedang online di akun media sosialnya.

"Oh gitu. Bilangin ke mereka, kalo udah selesai langsung pulang, jangan keluyuran."

Terdengar dehaman dari seberang sana.

"Gue tutup ya."

Joshua menutup telepon tersebut, mengganti nomor dan segera menelpon polisi.

"Hati-hati, Yeonjun." Gumam Joshua seraya meremat gawainya.

Choi Yeonjun[ TOMORROW X TOGETHER (TXT) ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Yeonjun
[ TOMORROW X TOGETHER (TXT) ]

Choi Yeonjun[ TOMORROW X TOGETHER (TXT) ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¡A KILLER!
STATUS : ALIVE

------------

hiya, double up wkwk

akutu ga bisa bikin
orang penasaran ya
tolong, hiks

anyway special
mention for svt's joshua
as joochan's big bro,
mwehehe

------------

Kagome Kakurenbo
©moonchaey, 2O2O

Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang