"Apasih, Hyeon? Keliatan, kok, kalo rumah itu kosong. Kita lagi di hutan lho, jangan ngomong aneh-aneh deh." Sergah Yena.
Teriakan seorang gadis membuat mereka berenam menoleh ke arah yang sama, rumah tua yang masih menjadi misteri itu.
"Siapa? Siapa yang teriak?" Tanya Doyeon.
"Cek nggak? Mereka nggak balik-balik nih." Celetuk Gyehyeon.
"Kalo beneran ada bahaya di dalem sana gimana?" Sahut Yena.
Yunho membalikkan badannya, menghadap ke arah teman-temannya. Lalu mengalihkan pandangannya kepada Gahyeon.
Yunho mengirim telepati pada Gahyeon dengan menganggukkan kepalanya. Gahyeon hanya menghela napas begitu Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Yunho.
"Biar gue sama Gahyeon yang ngecek. Kalian tunggu disini, siapa tau ada yang balik nanti." Ucap Yunho.
"Gue ikut." Yohan menawarkan diri.
Yunho mengangguk.
"Gue ju---"
"Nggak. Lo disini aja, jagain mereka berdua."
Baru saja Gyehyeon hendak protes, Gahyeon, Yunho, dan Yohan telah berlalu meninggalkan mereka bertiga.
Gyehyeon mengangkat kedua bahunya dan kembali duduk bersama Yena dan Doyeon.
"Nggak tau kenapa, gue punya firasat buruk." Kata Doyeon.
"Jangan gitu, berdoa aja semoga mereka selamat." Sahut Gyehyeon.
Semoga saja.
Krieet.Yuqi menilik ke dalam rumah tersebut. Ingin mencari tahu isinya.
Namun hanya kegelapan yang Ia jumpa.
"Gelep banget Mark." Celetuk Yuqi.
Mark mengangguk menanggapi ucapan Yuqi. Setuju dengan perkataannya.
Hawa dingin dan mencekam langsung terasa begitu mereka memasuki rumah tersebut.
"Oh wow, berantakan banget. Gue kira bakalan rapi kayak cover-nya."
Mark menaruh jari telunjuk didepan mulutnya, menyuruh Yuqi untuk diam karena Mark mendengar sesuatu bergerak.
Set. Set. Set.
Terdengar seperti suara langkah kaki yang diseret dari sebelah kanan.
Reflek, Mark langsung mengarahkan lampu senternya ke arah kanan, dimana suara itu berasal.
Deg.
Boneka itu tersenyum dengan pisau yang berada ditangan kirinya seraya perlahan-lahan mendekat ke arah mereka.
"Bo-bonekanya jalan Mark! Dia megang pisau!" Seru Yuqi.
Anehnya Mark malah bergeming. Pandangannya terpusat pada boneka tersebut. Kakinya malah melangkah mendekat kepada bonekanya.
"Mark!" Cicit Yuqi.
Yuqi meraih tangan Mark. Mark menoleh, lalu melepaskan pegangan Yuqi dan kembali berjalan menuju boneka tersebut.
Yuqi,
Yuqi melihat ke arah bola mata Mark tadi.
Tatapannya, kosong.
Seperti ada yang merasuki tubuh Mark.
Yuqi langsung berbalik dan mencoba membuka pintu utama.
Pintunya terkunci dari luar.
Mampus.
Yuqi ingin langsung menarik Mark untuk kabur dari sana, namun terlambat—
Jleb.
Bruk.
—Mark terjatuh dengan darah yang mencuat keluar akibat pisau yang dilempar boneka tersebut. Boneka itu telah membunuh Mark. Lantas boneka tersebut menarik tubuh Mark.
Yuqi menutup mulutnya akibat terkejut, lantas berlari ke arah yang satunya, menyelamatkan diri.
Seketika dirinya diselimuti rasa bersalah.
Karena Ia sadar, jika bukan karena peraturan baru yang Ia buat itu, pastinya Mark masih disini.
Yuqi sadar, secara tidak langsung Ia telah membunuh sahabatnya sendiri.
Sorry guys, seandainya gue tadi berpikir panjang, mungkin kita masih bisa kumpul bareng.
Bruk.
Yuqi terjatuh dalam lubang besar yang mengarahkannya ke lubang bawah tanah.
"Ukh, sakit banget."
Yuqi berusaha bangun, namun kakinya berdarah akibat terkena serpihan kayu. Akan tetapi hal itu tidak membuat Yuqi mengurungkan niatnya.
Yuqi berniat menjelajahi ruangan tersebut. Namun baru saja Ia melangkah beberapa langkah, seseorang menyerangnya dari belakang.
Yuqi tersungkur dengan darah yang terus keluar dari balik punggung, kaki, juga dari mulutnya.
Masih memiliki sisa tenaga yang tak seberapa, Yuqi membalikkan badan, berusaha melihat siapa pelakunya.
"Y-young?"
Yang dipanggil dengan nama Young itu tersenyum simpul. "Hai." Balasnya.
"Be-bedebah Lo." Sayangnya mata Yuqi sudah berat. Ia terpejam,
Untuk selamanya.
"Sama-sama."
Young berjalan ke arah mayat Yuqi dan mengambil pisau yang Ia gunakan sebagai alat menyerang tadi. Seraya menarik mayat Yuqi entah menuju kemana.
Bayangin malem-malem mau
ke kamar mandi malah
ketemu boneka lagi megang
benda tajam sambil senyumhih
--------
Kagome Kakurenbo
©moonchaey, 2O2O
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]
Fanfic[SELESAI] semuanya udah salah sejak permainan itu dimulai. ©moonchaey, 2020