"Hai Woo." Changbin menyapa kawan lamanya seraya mengambil tempat duduk dihadapannya.
Wooyoung yang terlihat baru sampai dari kaca seberang melihat ke arah Changbin seraya tersenyum tipis dengan baju biru bernomor 2611 yang tertera di dada kirinya.
"Lo kayak biasa aja masuk penjara gini." Ucap Changbin, berbasa-basi.
Wooyoung tertawa kecil sebelum menyahuti ucapan lawan bicaranya. "Gimana ya Bin, kita berlima udah dari jauh-jauh hari ngira bakalan ditangkap dan dipenjara kayak gini. Bahkan bayangan kami lebih buruk dari itu. Mungkin karena umur jadi hukumannya sedikit lebih ringan?"
Changbin mengangguk paham. "Bisa jadi bisa jadi."
--------
"Gue nggak nyangka aja hal yang begituan bener-bener ada di dunia nyata." Ucap Tzuyu seraya tertawa.
"Apalagi gue yang ngalamin Tzu. Gue, Doyeon sama Gyehyeon ngira malah mimpi." Sahut Chaeyoung.
Tzuyu mengangkat kedua bahunya. "Yahh, gue berterimakasih juga sih, gue jadi nggak perlu sekolah lagi." Gurau Tzuyu.
"Cih, iri juga gue ya. Jadi kriminal juga ah biar nggak sekolah." Chaeyoung balas bercanda.
--------
"Oh iya. Jadi Yunho, Yeri, Gahyeon sama Yohan kemana waktu itu?" Tanya Yeonjun pada Gyehyeon.
Gyehyeon tampak mengingat-ingat hari itu.
"Oh. Yeri lagi di New York rupanya. Kalo Yunho sama Yohan ketiduran di rooftop nya Yunho, mamanya nggak kepikiran buat ngecek kesana. Gahyeon ... dia kemana ya waktu itu???"
"Mulung?" Gurau Yeonjun.
"Pfft, sembarangan Lo kalo ngomong." Gyehyeon membalas seraya tertawa.
"Kemana ya? Gue lupa njir. Ntar kalo gue jenguk lagi gue kasih tau dah. Gue nanya yang lain dulu." Lanjut Gyehyeon.
---------
"Sumpah ya Doy, gue iri sama kalian bertiga. Gue juga pengen balik ke masa lalu." Kata Chuu dengan mata berbinar-binar.
Doyeon menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak. Nggak semua yang keliatan bagus bakalan jadi bagus juga nantinya. Merinding tau nggak pas tau kalo ternyata kita bertiga lintas waktu?"
Chuu menghela napas pelan. "Yaa, betul juga sih. Kalo jadi kalian juga gue dah dimasukkin ke rumah sakit jiwa kali sama papa."
"Bagus dong?"
Chuu membulatkan kedua bola matanya. "Enak banget Lo-"
"Heh, rumah sakit jiwa tuh nggak cuma buat orang yang hilang akal ya. Justru bagus, siapa tau mental Lo bisa jadi lebih baik disana." Potong Doyeon.
"Maksud Lo?"
Doyeon menyandarkan tubuhnya kepada kursi. "Yahh, siapa tau Lo punya dendam masa lalu atau apa gitu, makanya Lo jadi begini sekarang."
Chuu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Psikolog tuh dokter jiwa, kan, ya?"
"Menurut Lo? Tukang urut?"
--------
Donggeon tertawa keras akibat ucapan Gahyeon. "Lo kemana tadi? Ketiduran di warnet? Penjaganya nggak bangunin Lo apa?"
Gahyeon menggeleng. "Entah, kayaknya udah dibangunin tapi gue-nya aja yang nggak bangun-bangun. Besoknya ditagih uang tambahan. Anjir emang, digratisin kek." Keluh Gahyeon yang dilanjut tawanya kemudian.
"Lo di warnet ngapain emang? Nggak ada laptop atau komputer gitu di rumah Lo?" Tanya Donggeon dengan sisa air mata akibat terlalu banyak tertawa.
"Ngerjain tugas. Ada tapi punya bokap, pasti dipake lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]
Fanfic[SELESAI] semuanya udah salah sejak permainan itu dimulai. ©moonchaey, 2020