"Harusnya kena tadi." Ucap seorang gadis dengan angkuh.
Temannya yang lain menegur. "Hai kalian. Long time no see, huh?"
Gahyeon, Yunho, dan Yohan yang sebelumnya terfokus pada pisau yang dengan sopannya melewati mereka tadi langsung menoleh ke arah yang berlawanan.
Yunho mengarahkan cahaya senternya, terdapat empat orang yang sangat mereka kenal.
"Weits, silau bro. Nggak bisa lihat nih. Jangan diarahin ke mata kita dong." Kata si pemuda yang lebih tinggi.
Yohan menghitung jumlah orang dihadapannya. Empat. Yohan mengernyitkan dahinya, heran. "Tumben. Kemana temen Lo yang satu lagi?" Tanya Yohan seraya berlagak angkuh.
"Si Donggeon? Udah mati." Jawab perempuan yang memiliki poni.
Yohan mengangkat bahunya acuh. "Well, basa basi aja sih soalnya dah ketauan juga. Nggak mungkin Donggeon tinggal diam kalo udah menyangkut keluarganya sendiri. Walau tiri." Sahut Yohan.
"Nah, tuh Lo tau, Han. Sedih, tapi ya biarlah. Keputusan dia juga kok." Jawab yang gadis angkuh tadi. "Kita nggak bisa maksa lagian." Lanjutnya.
Keheningan kembali melanda. Ketujuhnya tengah berada dalam pikirannya masing-masing.
Hingga seluruh atensi tertuju pada Yunho yang memberikan pertanyaan secara tiba-tiba. "Apa alasan kalian main permainan itu?" Tanya Yunho penuh selidik.
Salah seorang dari mereka yang memakai kaca mata mendongakkan kepalanya. "Ritual? Emm, bukan sih. Yahh, kita udah mainin permainan ini dari lama sih, yaa gitu deh. Kelanjutannya bisa nebak sendiri, kalian mah." Jawabnya.
Baik Yunho, Gahyeon maupun Yohan cukup terkejut mendengar penuturannya yang terlihat jujur dan meyakinkan itu.
"Sudah berapa banyak kalian memakan korban?" Tanya Gahyeon.
Pemuda yang satunya mengangkat bahu. "50? Lebih? Lupa. Kalo mau lihat kita ada peninggalannya nih." Tawarnya.
Ketiganya saling melempar pandang sebelum akhirnya mengangguk, setuju dengan tawaran pemuda tersebut.
"Boneka?" Gahyeon menggumam terheran-heran begitu sampai di tempat yang dituju.
Gadis yang lebih tinggi menganggukkan kepalanya.
"Manusia-manusia yang udah kalian habisi itu dijadiin boneka? Gila, nggak ada hati." Kata Gahyeon.
"Kalo ada nggak mungkin kita berlima---berempat bakal mainin begituan."
"Tapi mau tau satu fakta nggak?"
Yohan, Yunho dan Gahyeon mengernyit heran. Fakta apa lagi yang belum terungkap?
"Apa?" Sahut Yohan.
"Biasanya, kita melakukannya dengan senang hati. Tapi kali ini, kita dibayar."
Mereka bertiga saling bertukar pandang, bertanya-tanya.
Terlalu banyak teka-teki, Yohan jadi pusing dibuatnya. "Pusing pala gue anj--a-a-ah, sakit."
Pinggang Yohan dicubit oleh Gahyeon, membuat sang empunya merintih kesakitan. "Iya, iya, maap, udah, sakit woy."
"Dibayar?" Tanya Yunho sekali lagi, memastikan.
Salah satu dari mereka menganggukkan kepalanya. "Oleh?" Yunho bertanya sekali lagi.
"Salah satu dari kalian ber-14, ah, bertujuh."
Song Donggeon
[ TEN ORIENTED ORCHESTRA (TOO)]¡A KILLER!
STATUS : WAS DIED---------------
belum juga dapet dialog dah mati ae lu - dino
sama-sama udah mati harap diam - yeri
---------------
Kagome Kakurenbo
©moonchaey, 2O2O
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagome Kakurenbo || 99Line [✔]
Fanfic[SELESAI] semuanya udah salah sejak permainan itu dimulai. ©moonchaey, 2020