27. Tak Sadarkan Diri

6 6 2
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Suka duka telah mereka lalui bersama.

Sekarang Senin bertepatan dengan ujian kenaikan kelas bagi seluruh siswa siswi SMA Melati Jaya.

"Nggak kerasa aja ya rel, baru kemarin kita kenalan,dekat,sahabatan, bahkan kita udah serasa kayak saudara. Sekarang udah mau ujian kenaikan kelas aja."

"Huuuu, iyaa gue takut pisah kelas sama lo, terus lo punyo sahabat baru. Gue beneran nggak mau itu terjadi. Suer." Ucap Aurel dengan nada yang hampir menangis.

"Kita berdoa aja supaya ujian lancar dan mendapatkan nilai yang terbaik." Entah dari mana empat cowok itu datang, membuat Anisya maupun Aurel sangat terkejut.

"Aamiin." Walaupun Anisya dan Aurel terkejut dia tetap menjawab yang di lontarkan Dito.

"Yaudah keruangan kalian gih, bentar lagi ujian mau di mulai."

"Okee siap, byee!."

****

"Yess, akhirnya ujian hari ini berjalan lancar."

"Haii! Sya,rel." Manusia iblis itu datang menghampiri Anisya dan juga Aurel.

"Iya ada apa Monik?."

"Gue mau ajak kalian belajar bareng buat ujian besok bisa?."

"What? Kayaknya nggak bisa deh, gue harus fokus belajar, kalau belajarnya bareng-bareng gitu nanti kebanyakan mainnya." Tolak Anisya dengan halus, Aurel pun mengiyakan ucapan Anisya.

"Gagal deh rencana gue hari ini, tapi gue nggak boleh nyerah dong, harus berhasil kali ini." Ucap Monika dalam hatinya.

Karna tak enak hati dengan keadaan Monika yang tiba-tiba diam akhirnya Anisya menyetujui ajakan Monika.

"Yaudah deh, bentar aja yaa tapi."

"Hah? Yakin lo Sya? Kita harus giat belajar dong nggak bisa main-main gini, ingat loh Sya. Ini ujian kenaikan kelas." Protes Aurel nggak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat nya itu.

"Kalau lo nggak mau. Yaudah gue sama Anisya aja." Ucap Monika kesal terhadap Aurel.

"Lo nggak perlu ngegas gitu dong, santai aja kali. Gue ngasih nasehat yang baik buat sahabat gue. Lo siapa?."

Perdebatan pun terjadi antara Monika dan Aurel. Anisya yang berusaha melerai perdebatan itu, tapi selalu gagal, suara orang yang sedang emosi kalah dengan suara Anisya.

"UDAHHHH STOOPP!!!!." Teriak Anisya.

"Nggak papa rel bentar doang kok." Setelah situasi kembali tenang Anisya berusaha meyakinkan Aurel.

"Tapi perasaan gue nggak enak Sya. Pliisss tolong ngertiin." Aurel hanya bisa berkata tanpa bersuara, hanya dengan raut wajah yang Aurel harap Anisya mengerti.

"Nggak apa-apa yuk." Anisya tetap menerima ajakan Monika dengan langsung menarik tangan Aurel menuju parkiran tanpa ada kecurigaan sedikit pun.

"Yeeeeeyyy thanks Syaa." Bahagia Monika

"Iyaa sama-sama, yuk!."

"Thanks lo udah mempermudah rencana gue." Lanjut Monika tanpa suara disertai dengan senyum yang tak seorang pun mengetahui senyum liciknya itu.

****

Sesampainya mereka di sebuah Hogwarts cafe yap mereka memilih cafe itu karna tempat nya yang nyaman dan tentram untuk belajar.

Monika sengaja duduk di samping Anisya, karna hal itu membuat Aurel kehilangan mood nya untuk belajar, Aurel sangat yakin Monika berusaha merebut sahabat baiknya itu, ingin rasanya Aurel menendang Monika agar jauh-jauh dari kehidupan nya dan kehidupan Anisya.

The Distance Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang