"BANGSAATT!!"
"FANDI!!!"
Sepertinya sekarang profesi Reyhan sudah berubah menjadi tukang pukul. Sebab dalam sehari ia sudah berhasil memukul tiga orang sekaligus. Bayangkan saja tadi pagi Dion dan Vigo lalu saat ini Reyhan pun kembali melayangkan tinjunya pada sang ketua osis.
Reyhan mengibaskan tangannya setelah berhasil meninju wajah Fandi hingga cowok itu jatuh tersungkur bersama motornya. Setelah itu tanpa mau perduli pada keadaan Fandi ia beralih menarik Caca dan melepas helm yang ada di kepala Caca. Cowok sosiopat itu membuang helm tersebut dengan mudahnya.
"Ikut gue!" titah Reyhan.
"Lo nggak bisa bawa Caca gitu aja!!" seru Fandi seraya berdiri dan menahan tangan Caca. Caca pun melepas paksa cengkeraman Reyhan.
"Gue nggak mau ikut elo!!" seru Caca marah.
"Ikut gue, Ca!!" geram Reyhan.
Fandi menarik Caca agar berdiri di belakangnya. "Gue masih ada urusan sama Caca. Bisa nggak sih lo pengertian sedikit?" ucap Fandi setenang mungkin.
"Urusan apa? Hah?!! Bilang aja lo mau racunin otak Caca!!" seru Reyhan.
"Racunin otak Caca? Maksud lo apa?" tanya Fandi.
"Lo pikir gue nggak tau? Lo nyuruh Caca buat jauhin gue, kan? Dasar! Trik lo tuh picik," ucap Reyhan.
Tiba-tiba Fandi maju dan menarik kerah seragam Reyhan. Mata Fandi menatap Reyhan dengan sorot penuh amarahnya.
"Picik? Lo yang picik? Lo yang bukan siapa-siapa dan tiba-tiba datang buat rusak hidup Caca. Lo bikin reputasi Caca jadi jelek di mata orang-orang," geram Fandi.
Melihat Fandi dan Reyhan yang sudah sama-sama dilanda amarah Caca jadi semakin takut. Caca pun memberanikan diri mendekati dua cowok itu dan mencoba melerai mereka.
"Fandi, Reyhan, udah. Jangan ribut di sini!" seru Caca.
"Ciih! Ribut? Ngapain juga gue ribut sama cowok lembek kayak dia?" hina Reyhan.
Fandi tersenyum sinis lalu berkata, "Mending gue jadi cowok lembek daripada jadi cowok kuat tapi bisanya cuma mukulin orang dan maksa orang lain buat nurutin apa kata dia."
Amarah Reyhan benar-benar tersulut. Cowok itu mengetatkan rahangnya seraya mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Ia lantas menatap Caca yang sejak tadi berusaha melerai perdebatannya dengan Fandi.
Reyhan menyunggingkan senyum setannya. Lalu tanpa aba-aba Reyhan mendorong tubuh Fandi hingga Fandi kembali tersungkur ke atas aspal.
"Lo bilang gue cuma bisa mukulin orang? Oke. Lo bener gue emang cuma bisa mukulin orang," ucap Reyhan seraya duduk di atas tubuh Fandi dan mulai melayangkan tinjunya.
Bugh! Satu pukulan mendarat di pipi kanan Fandi.
"Reyhan, stop!!" seru Caca.
Reyhan tak menggubris perkataan Caca. Ia terus memukuli Fandi sampai Fandi babak belur.
"REYHAN, STOP!!" teriak Caca seraya menahan tangan Reyhan yang sudah bersiap kembali melayangkan tinjunya.
Cowok itu menatap Caca dengan sorot dinginnya. Lalu Caca menanggapinya dengan gelengan lemah seolah ingin memberitahu Reyhan bahwa ia tak bisa melihat Reyhan memukuli Fandi lagi.
"Gue akan ikut lo. Tapi, tolong jangan pukulin Fandi lagi," ungkap Caca dengan suara bergetarnya.
Reyhan berdiri lalu beralih menggenggam tangan Caca dan berjalan menjauh dari Fandi yang masih telentang di atas aspal dengan wajah babak belurnya.
Ia lalu memakaikan helm yang ia bawa pada kepala Caca. Setelah itu Reyhan pun naik ke atas motor dan menyalakan mesin motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN
Teen FictionBEBERAPA PART AKAN DIPUBLISH ULANG Hujan, Reyhan dan Caca. Ketiganya saling berkaitan. Reyhan bertemu Caca di halte bis ketika hari berhujan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru saja kehilangan sahabatnya, Riyan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru sa...