9

30.5K 3.1K 198
                                    

"Pagi, Bunda!" seru Caca.

Bunda menoleh ke arah meja makan lalu tersenyum saat melihat putri semata wayangnya sudah duduk manis di sana.

"Pagi, sayang!" balas Bunda.

Wanita itu lalu menyiapkan menu sarapan untuk mereka berdua.

"Hari ini hari Senin, ya?" tanya Bunda seraya memberikan sepiring nasi goreng pada Caca.

"Iya, Bun. Hari Senin, harinya Caca," jawab Caca.

Iya, hari Senin adalah harinya Caca. Hari di mana Caca harus mempersiapkan tenggorokannya untuk berteriak sekeras dan semelengking mungkin. Hari di mana Caca harus menyiapkan kesabarannya dalam menghadapi murid-murid yang suka melanggar aturan.

"Anak Bunda yang semangat, ya," ungkap Bunda.

"Siap, Bunda!" seru Caca.

Setelah itu keduanya pun menyantap sarapan diiringi obrolan ringan. Setiap hari Caca selalu sarapan dan makan malam dengan Bundanya. Karena di rumah minimalis itu memang hanya ada Caca dan Bunda. Ayah Caca meninggal saat Caca usia 13 tahun. Ayah Caca meninggal karena serangan jantung. Jadi, sejak saat itu hanya tinggal Caca dan Bunda yang menempati rumah itu. Sebenarnya Caca sempat menyuruh Bundanya untuk menikah lagi tapi Bunda menolak. Bunda bilang bahwa dia ingin fokus mengurus Caca dan pekerjaannya sebagai psikiater.

"Yaudah, Caca berangkat dulu ya, Bunda!" ucap Caca setelah menghabiskan sarapan dan air minumnya.

"Iya. Hati-hati, ya. Nanti jangan galak-galak sama temennya," ucap Bunda setengah bercanda.

"Iya, Bunda. Assalamualaikum!" seru Caca.

"Walaikusalam," balas Bunda.

Lalu Caca pun keluar rumah. Gadis itu berjalan dengan langkah ringan dan membuka pagar rumahnya. Seperti biasa di sana sudah ada Reyhan dengan motor sport hitamnya.

Caca berdiri di depan Reyhan seraya meneliti penampilan cowok itu. Mata gadis itu terpejam sesaat ketika sadar bahwa Reyhan tak juga punya niat untuk merubah penampilannya yang selalu urakan itu. Anting di telinga kanan, rambut berantakan ala bad boy, dan baju seragam yang tidak dikancingkan. Itulah penampilan khas seorang Reyhan Alfarizhi si ketua geng Archer yang dielu-elukan oleh anggotanya.

"Kenapa?" tanya Reyhan kala melihat Caca seperti terlihat frustasi.

"Bentar. Tunggu di sini!" seru Caca.

Gadis itu kembali ke dalam rumah dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka lemarinya dan menemukan topi serta dasinya saat masih kelas sepuluh dulu. Setelah menemukan benda tersebut Caca beralih mengambil sisir yang ada di meja rias.

Caca melihat barang bawaannya lalu ia pun keluar dari kamar.

"Lho, Caca? Kok balik lagi?" tanya Bunda saat melihat putrinya di ruang tamu.

"Ada yang ketinggalan, Bunda. Caca berangkat, ya!" seru Caca seraya berlalu menuju tempat Reyhan menunggunya.

"Rey, turun bentar deh," ucap Caca setelah sampai di depan Reyhan.

"Ngapain sih?" tanya Reyhan.

"Udah. Turun aja dulu," kata Caca.

Akhirnya cowok itu turun dari motor sesuai permintaan Caca.

Tiba-tiba Caca menarik Reyhan agar mendekat padanya. Gadis itu mengancingkan seragam Reyhan yang selalu terbuka dan menampakkan kaos polosnya. Reyhan yang diperlakukan seperti itupun tiba-tiba saja jadi tidak bisa berkutik. Cowok itu menggaruk tengkuknya salah tingkah.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang