"BANGSAT!!" teriak Juned seraya berkacak pinggang di depan teman-temannya.
"Sialan! Ini pasti kerjaan anak-anak Triton," sambung Raka.
"Ini emang kerjaan mereka," jawab Raffa.
Raut wajah frustasi tampak menghias wajah seluruh anggota geng Archer. Ada juga yang menatap nanar pada kondisi markas mereka yang sudah berantakan dan hancur.
Raffa mengusap kasar wajahnya lalu duduk di salah satu kursi yang masih layak pakai. Ia baru saja menghubungi Reyhan dan memberitahu Reyhan mengenai kondisi markas yang hancur.
Kaca jendela pecah, pintu utama dan pintu dapur rusak parah, perabotan hancur dan berserakan di lantai. Semua benar-benar hancur.
"Ck! Udah gila ya mereka?" gerutu Beno.
Tak ada satupun orang yang bersuara dan menyahut perkataan Beno. Sebab mereka tengah sibuk meredakan amarah masing-masing.
Raffa meremas kertas kertas kecil yang ia temukan di atas meja beberapa saat yang lalu. Cowok itu tampak berusaha keras menahan amarahnya setelah membaca isi kertas tersebut dan mengetahui bahwa pelakunya tak lain adalah Ado dan teman-temannya. Bayangan akan kematian Riyan pun kembali menghantui benaknya ketika nama Ado tertera dalam kertas kecil itu. Trauma itu masih belum sembuh namun sekarang anak-anak Triton kembali berulah dan memancing mereka. Tidakkah mereka keterlaluan?
"Apa-apaan nih?!" tanya Reyhan.
Cowok itu datang dengan langkah tergesa. Raut wajahnya menjadi dingin dan kaku ketika melihat kondisi markas yang sudah hancur.
Raffa berdiri dan menyerahkan kertas kecil di genggamannya pada Reyhan. Reyhan menerima kertas tersebut lalu membacanya.
Ini cuma kejutan kecil. Jangan terharu dulu.
~Ado~
"BANGSAT!!" teriak Reyhan.
Cowok itu menendang kursi yang ada di hadapannya. Kilat amarah mulai menguasainya. Tak bisa dipungkiri bahwa sekarang Reyhan sangat membenci cowok bernama Ado itu. Reyhan sangat marah melihat ulah Ado. Bahkan setelah berbuat kesalahan orang itu masih tak menyesal. Setelah menghilangkan nyawa Riyan Ado masih bisa berkeliaran dan berbuat ulah tanpa merasa bersalah.
"Arggh!! Sialan!!"
Sekali lagi Reyhan berteriak, melampiaskan amarahnya dan menendang-nendang udara.
Tak ada yang mampu menenangkan Reyhan ketika itu sudah menyangkut Ado, orang yang berperan dalam kematian Riyan, orang yang telah dengan tega membunuh Riyan.
Harusnya sekarang Ado mendekam di penjara tapi kenyataannya tak demikian. Cowok itu sepertinya sudah dibebaskan setelah sebelumnya ditahan selama proses penyelidikan.
"Rey, lo mau ke mana?" tanya Raffa saat melihat Reyhan hendak beranjak keluar dari markas.
"Ke mana lagi? Nyamperin anak-anak Triton lah," jawab Reyhan penuh penekanan.
Raffa langsung menghadang Reyhan. "Jangan sekarang! Kalo pun lo nyamperin mereka sekarang itu tetep nggak akan ada gunanya," jelas Reyhan.
"Iya, Bos. Bener kata Raffa. Mending sekarang kita tenangin diri dulu, kita urus amarah kita dulu," sambung Raka.
"Mereka udah lancang!! Dan siapapun yang udah lancang gangguin geng kita ... mati di tangan gue adalah resikonya," geram Reyhan.
"Bos, jangan sampe kejadian yang dialami Riyan terulang lagi," ucap Raka dengan suara setenang mungkin.
Akhirnya Reyhan menyerah. Ia berbalik lantas mendudukkan diri di lantai yang dingin. Bahunya bersandar pada dinding sementara tatapannya terlihat kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN
Teen FictionBEBERAPA PART AKAN DIPUBLISH ULANG Hujan, Reyhan dan Caca. Ketiganya saling berkaitan. Reyhan bertemu Caca di halte bis ketika hari berhujan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru saja kehilangan sahabatnya, Riyan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru sa...