36

20.5K 2.2K 307
                                    

Saat turun dari motor dahi gadis itu langsung mengreyit heran. Sebab yang ada di depannya bukanlah bumi perkemahan dengan tenda yang siap pakai melainkan sebuah vila berukuran besar dan mewah dengan halaman yang cukup luas.

Satu demi satu anggota geng Archer pun turun dari motor. Mereka menatap bangunan mewah dan megah itu dengan pandangan kagum.

"Katanya mau kemping kok malah ke vila?" tanya Caca seusai melepas helmnya.

"Nggak jadi, Bu Bos! Soalnya enakan nginep di vila," jawab Juned sembari nyengir lebar.

Tatapan Caca beralih pada Reyhan yang kini hanya mampu mengendikkan bahunya. Ya, mungkin Reyhan juga tidak tahu dengan rencana menginap di vila itu.

Caca menghela nafas pelan lalu berjalan menuju mobil Raka yang baru saja sampai. Gadis itu berniat mengambil ranselnya.

"Biar gue aja yang bawa ranselnya," kata Reyhan seraya menyusul langkah Caca.

"Nggak perlu, Rey. Lagian ranselnya nggak berat kok," tolak Caca.

Reyhan sudah akan mendahului langkah Caca. Sayangnya niat Reyhan terhenti sebab Freya yang turun dari mobil dan langsung menggamit lengannya manja. Gadis itu seakan lupa bahwa di sana ada Caca, kekasih Reyhan.
Atau mungkin memang sejak awal Freya tak menganggap Caca sebagai kekasih Reyhan?

"Kak Reyhan, yuk masuk!!" seru Freya sembari menarik tangan Reyhan.

"Frey, kakak mau bantuin--"

"Udah, ayo masuk!! Di sana kan udah ada kak Raka!" tukas Freya kemudian kembali menarik tangan Reyhan untuk masuk ke dalam vila bersamanya.

Reyhan memang sosiopat tapi sepertinya gelar sosiopat itu tak berlaku untuk Freya. Karena dengan mudahnya Freya bisa mengendalikan Reyhan dan membuat Reyhan mau-mau saja mengikutinya. Jika gadis tadi bukan Freya pasti Reyhan sudah mencaci makinya habis-habisan.

"Karena Freya adiknya Riyan, Ca," ucap Raka tiba-tiba membuat lamunan Caca buyar.

Cowok itu mengambil alih ransel yang semula ada di punggung Caca.

"Gue tau kok," jawab Caca.

"Oh, iya? Tau juga nggak apa-apa. Cemburu juga boleh," sahut Raka kemudian masuk ke dalam vila bersama anak-anak Archer lainnya.

Cemburu? Caca menepis jauh-jauh pemikiran itu. Ia lantas bergegas masuk ke dalam vila. Begitu sampai di dalam vila gadis itu langsung di sambut oleh arsitektur vila yang cukup bagus dengan kesan minimalis yang sangat sesuai dengan selera Caca.

"Ca, ransel lo udah gue taruh di kamar lantai atas!" seru Raka seraya menuruni anak tangga.

Caca tersenyum pada Raka. "Makasih, Ka," ucap Caca.

Mata Caca mengedarkan pandangannya ke segala arah bermaksud mencari keberadaan Reyhan yang tak tampak bersama teman-temannya. Karena tak menemukan Reyhan akhirnya ia memilih masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri karena hari sudah sore.

Kamar Caca berada di lantai dua dengan fasilitas balkon yang menghadap langsung dengan hijaunya kebun teh.

Sebelum beranjak ke kamar mandi gadis itu memutuskan untuk melihat pemandangan lebih dulu. Ia berjalan menuju balkon lalu membuka pintu balkon dan area perkebunan teh pun langsung memanjakan matanya.

Caca tersenyum senang dengan pemandangan di hadapannya. Sayangnya senyum itu tak bertahan lama. Senyum itu luntur kala matanya menangkap kehadiran Reyhan bersama Freya di kejauhan.

Dua orang itu tampak berlarian menjelajahi kebun teh sembari tertawa riang. Sangat kontras dengan Reyhan yang selama ini Caca lihat.

"Karena Freya adiknya Riyan."

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang