43

16.9K 1.8K 33
                                    

"Sekian rapat hari ini! Terimakasih dan sampe jumpa di hari Sabtu mendatang!" seru Fandi mengakhiri rapat.

Pukul 12 siang rapat akhirnya selesai. Pembahasan mengenai agenda Pra-PLS dan MPLS akhirnya selesai. Tinggal melaksanakannya dengan sebaik mungkin di hari H nanti.

"Ca, lo pulang sama siapa?" tanya Fandi.

Cowok itu bersikap seperti biasanya. Perduli dan perhatian terhadap Caca meski kini status Caca sudah menjadi pacar orang.

"Palingan pesen ojol, Fan," jawab Caca seraya menyampirkan tasnya di bahu.

Ia pun beranjak keluar dari ruang osis diikuti oleh Fandi di sampingnya.

"Emang Reyhan ke mana?" tanya Fandi.

"Nggak tau. Katanya lagi ada urusan penting gitu," jawab Caca seadanya.

Suasana hati Caca kembali muram setelah Fandi menanyakan tentang Reyhan yang bahkan sampai siang ini belum mengabarinya. Kenapa? Ada apa? Caca ingin sekali mendatangi Reyhan dan menanyakan apa yang terjadi. Caca juga ingin bertanya apakah Reyhan orang yang mengiriminya bunga. Tapi Caca tidak tahu di mana dan sedang apa Reyhan. Caca ingin menghubungi Reyhan lebih dulu tapi ia takut. Takut kalau Reyhan akan merasa terganggu dengan perilakunya.

"Caca awas!!" seru Fandi seraya menahan bahu Caca.

"Astaga," gumam Caca.

Hampir saja ia menabrak pilar yang ada di koridor. Untungnya ada Fandi yang mencegah kemalangan itu menimpanya.

"Makasih, Fan!" seru Caca.

"Lo kenapa sih? Ada masalah apa? Kok bisa sampe nglamun gitu?" tanya Fandi, wajahnya terlihat cemas saat melihat Caca yang tak seperti biasanya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Nggak ada apa-apa kok. Kayaknya gue cuma capek aja," jawab Caca.

"Yaudah kalo gitu pulang bareng gue aja," usul Fandi.

"Eh, nggak usah!" tolak Caca.

Fandi menghela nafas pelan. Ia menggandeng tangan Caca dan membawanya ke parkiran sekolah yang sepi itu.

"Fan, serius nggak usah! Gue udah pesen ojol," jelas Caca.

"Nggak usah bohong, Ca! Gue tau lo nolak pulang sama gue karena takut sama Reyhan, kan?" tebak Fandi.

Cepat-cepat Caca menepis dugaan Fandi walau sebenarnya memang itu yang ada dipikirannya.

"Enggak kok! Gue nolak karena gue udah keburu pesen ojol," jawab Caca seraya melepas cekalan tangan Fandi.

Tanpa menunggu persetujuan dari Fandi gadis itu langsung pergi meninggalkan Fandi di parkiran sekolah.

"Caca!" panggil Fandi.

"Ojolnya udah nunggu di depan!" balas Caca tanpa menatap Fandi.

Begitu sampai di depan gerbang alangkah ajaibnya Caca benar-benar melihat ada tukang ojek di sana.
Tapi siapa yang memesan? Seingatnya dia belum memesan.

"Neng Caca, ya?" tanya tukang ojek.

"I-iya. Ada apa ya, Bang?" tanya Caca.

"Ayo, Neng. Tadi saya disuruh antar Neng Caca sampe ke rumah dengan selamat," jelas si tukang ojek.

Sekali lagi Caca merasa terkejut dan tak habis pikir. Sebenarnya siapa yang ada di balik semua ini?

Caca mendekati si tukang ojek. Ia lalu bertanya, "Yang nyuruh siapa ya, Bang?"

"Kalo itu saya kurang paham, Neng. Soalnya tadi orangnya nggak sebutin nama," jawab si tukang ojek.

"Ciri-ciri orangnya gimana, Bang?" tanya Caca sekali lagi.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang