Acara barbeque akhirnya dimulai. Semua sudah berkumpul di halaman kecuali Freya yang entah kenapa belum menampakkan batang hidungnya sejak kembali dari kebun teh beberapa jam yang lalu. Anak-anak Archer juga sudah mulai sibuk membolak-balik daging di atas pemanggangan. Sementara Caca hanya seperti kamera pengawas yang menatap mereka sebab Reyhan yang tak membiarkannya ikut memanggang daging.Sejak keluar dari kamar cowok itu tak mau melepaskan genggamannya dari tangan Caca. Bahkan sekarang ia sudah menyandarkan kepalanya di bahu Caca sambil memainkan jari-jari Caca. Lebih hebatnya lagi Reyhan tampak tak perduli dengan teman-temannya yang sedang berpanas-panasan dengan api pemanggangan.
"Rey, udah dong. Gue mau bantuin temen-temen lo. Nggak enak tau kalo cuma duduk-duduk doang," ucap Caca dengan nada memohon.
"Apa sih, Ca? Udahlah. Biar mereka yang kerja. Lo lupa mereka sendiri yang bilang kalo lo itu Bu Bos jadi, sekarang lo duduk aja. Kan lo Bu Bos," jelas Reyhan tanpa menatap mata Caca.
Sayangnya Caca bukan tipe gadis yang suka diperlakukan istimewa seperti itu. Caca selalu terbiasa terjun ke lapangan dan menangani semua sendirian. Caca terbiasa melakukan semuanya sendirian tanpa bantuan orang lain apa lagi sampai merepotkan orang lain seperti ini. Jadi Caca memutuskan untuk mencoba melepaskan diri dari Reyhan.
Dengan cepat Caca berdiri dan berniat meninggalkan Reyhan. Namun respon Reyhan tak kalah cepat. Cowok itu menahan tangan Caca lalu menariknya hingga membuat Caca terduduk di pangkuannya.
"Bucin terossssss!! Dunia serasa milik berdua. Yang lain ngekos di Cibodas," sindir Raffa dengan suara lantangnya.
"Sirik aja lo!" balas Reyhan.
Sementara Caca sudah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar malu dilihat oleh teman-teman Reyhan dengan posisi seperti itu. Apalagi sampai disindir secara terang-terangan oleh Raffa. Tapi tampaknya hal itu tak berlaku untuk Reyhan. Cowok itu tak tampak malu atau merasa risih. Bagaimana bisa? Pasti urat malu Reyhan sudah putus.
"Ca, kenapa sih? Udah nggak usah perduliin mereka," kata Reyhan seraya melingkarkan tangannya di perut Caca.
"Lo tuh! Bikin malu aja deh," gerutu Caca.
Reyhan terkekeh pelan mendengar suara Caca yang sarat akan kekesalan. Cowok itu lantas mengangkat satu tangannya dan membawa tangan Caca ke dalam genggamannya.
"Liat! Mereka lebih suka liatin daging panggang daripada liatin kita pacaran," jelas Reyhan kala mata Caca terbuka.
Benar. Anak-anak Archer terlihat sibuk dengan daging yang ada di atas pemanggangan. Mereka bahkan sudah tak mau melirik Caca dan Reyhan sama sekali. Ya, karena mereka sadar melihat sang ketua yang bermesraan dengan pujaan hatinya hanya akan membuat mereka iri sendiri.
Caca menoleh ke belakang. Matanya bersitatap dengan jelaga hitam Reyhan. Keduanya lantas terdiam dan hanya larut dalam tatapan nan dalam itu.
Sampai akhirnya Reyhan pun bersuara."Gue cuma sayang sama elo, Ca," ungkap Reyhan.
Caca memilih bungkam. Ia bingung harus merespon bagaimana.
"KAK REY .... han."
Caca dan Reyhan kompak mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Lalu mata mereka langsung mendapati kehadiran Freya yang berdiri di ambang pintu.
Gadis itu terlihat mengepalkan tangannya dan menatap Caca dengan sorot sinis penuh amarah. Tiba-tiba Freya berjalan menghampiri Caca dan Reyhan. Lalu tanpa aba-aba Freya mendorong Caca hingga Caca jatuh terjerembab di atas rerumputan di halaman belakang vila itu.
"Freya, kamu apa-apaan sih!!" teriak Reyhan seraya bergegas membantu Caca berdiri.
"Kak Reyhan yang apaan! Maksud Kak Reyhan apa pake pangku-pangkuan segala sama dia? Kak Reyhan udah nggak sayang sama Freya? Kak Reyhan lebih milih dia daripada Freya?" cerca Freya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN
Teen FictionBEBERAPA PART AKAN DIPUBLISH ULANG Hujan, Reyhan dan Caca. Ketiganya saling berkaitan. Reyhan bertemu Caca di halte bis ketika hari berhujan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru saja kehilangan sahabatnya, Riyan. Reyhan bertemu Caca ketika ia baru sa...