Prolog

307 13 4
                                    

Seorang cowok dengan jaket bomber biru muda duduk tenang di sofa single. Sedari tadi ia memejamkan matanya seolah tidur dengan nyenyak.

Ia duduk di salah satu ruangan yang ia sukai. Biasanya ia disini jika membutuhkan waktu untuk menyendiri, entah itu masalah keluarga atau justru masa lalunya.

Ah ya, kecuali kali ini, ia disini untuk menemui sahabatnya yang ingin berbicara serius dengannya. Entah apa yang sahabatnya ingin katakan sebenarnya ia tak begitu penasaran, hanya sebatas menghargai permintaan saja.

Kriett

Suara pintu terbuka, sudah ia pastikan sahabatnyalah yang membuka.

"Sorry gue lama. Ada urusan sama anak-anak sebentar" ucap seseorang yang baru saja sampai.

Yang diberitahu hanya menganggukkan kepalanya singkat. Tak mempermasalahkan tentang kedatangan sahabatnya.

"Ada apa?" tanyanya to the point.

"Ger. Tolong jangan nyiksa diri lo sendiri" pinta cowok dengan headband merah.

Cowok yang diminta adalah Algero. Ia hanya menaikkan kedua alisnya pertanda ia menyuruh sang lawan bicara meneruskan maksudnya.

"Gue minta lo berhenti buat nunggu seseorang yang ada di masa lalu lo!" ucapan bernada perintah itu mengundang seringaian mematikan milik Algero.

"Siapa lo?" ucap Algero dingin.

"Gue sebagai sahabat lo, mau yang terbaik buat lo. Apapun yang menyiksa lo, gue akan berusaha buat bantu Ger" nasehatnya memandang sendu Algero.

"Gue nggak akan berhenti" putus Algero tenang. Ia sadar, sahabatnya ingin ia lepas dari masa lalunya yang kelam dan hancur. Tapi mereka tidak tahu apa saja yang Algero rasakan.

"APA YANG LO HARAPIN DARI NYAWA YANG UDAH DIAMBIL TUHAN GER?!" bentak cowok berheadband merah emosi.

"Dia masih hidup" jawab Algero tenang 'sekalipun cuma dipikiran dan hati gue. Selamanya nggak ada yang bisa merubah Van' sambung Algero dalam hati.

"Terserahh. Gue capek" pasrah cowok tadi melenggang pergi meninggalkan Algero sendiri.

'Mereka nggak tahu seberapa berharganya kamu dihidup aku El. Mereka nggak pernah ngerasain berperang melawan takdir. Nggak pernah ngerasa khawatir bersitegang dengan waktu yang bisa ngambil aku kapan aja saat tawuran. Mereka belum pernah lihat kamu dan kebaikan hati kamu. Tolong maafin Vano dan lainnya ya?' batin Algero memandang kosong ke depan.

'Selagi Tuhan masih mengizinkan aku bernapas. Selagi itu pula aku rela nungguin kamu. Aku kadang khawatir nggak bisa ketemu lagi sama kamu di dunia ataupun di sana saat Tuhan juga udah ngambil aku" batinnya kembali sambil menutup kedua kelopak matanya sejenak.

***

TBC
Gue bikin cerita baru.
Ide tentang cerita ini udah lama banget gue pendem😂
Gue suka banget sama cerita ini pokoknya.
Maap gue kayanya bener-bener menghilang dulu di bulan September ini. Banyak kesibukan soalnya.
Yodah ya, pay pay.

12 September 2020

Penulis yang anteng
rebahan, etaa

ALGEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang