Huft dah lama banget aku nggak nongol ya? Iya huhu, banyak tugas nih.
Oke langsung aja guys happy reading!
----------------------------------------------------------
Penyerangan
Semakin kamu menekan lukanya
Semakin terasa penderitaannya
-Algero Sean15 menit perjalanan mereka kembali ke sekolah, dipimpin Gero yang mengendarai motor sport kesayangannya. Kelima motor yang sejak tadi membelah jalanan menjadi pusat perhatian, wajar saja pengendara lain penasaran di jam-jam sibuk sekolah seperti ini masih ada anak-anak SMA yang ngeyel membolos bersama. Ya itu kecerobohan Gero dan inti gengnya, mereka lupa memakai jaket atau hoodie. Kan ketahuan anak SMA yang bandel, ah tapi mereka juga nggak peduli sama sekali kok.
Tapi tak jarang juga para perempuan yang mungkin masih kuliah kebetulan melihat mereka langsung berdecak kagum. Bisa dipastikan mereka berlima termasuk cowok tampan. Cuma nyalip motor mereka saja kecium bau parfumnya.
Maklum, mereka sebelum ke sekolah siraman dulu pakai parfum satu ember, kembang mawarnya tujuh tangkai, dan----
/plak digeplak Gero😫 kembali ke cerita!
Sialnya mereka harus terhalang dengan lampu merah. Apalagi lampunya baru saja berganti warna, kalian pasti juga kesel banget kalau lampunya baru aja ganti warna? Ya iyalah karena nanti bakal nunggu lama.
Mereka terpaksa menghentikan laju kendaraan diiringi umpatan kesal. Yang ada di otak mereka sekarang adalah 'bagaimana keadaan sekolah?'
"Sialan" dengus Gero pelan. Pikirannya berkecamuk, mengkhawatirkan banyak hal bila penyerangan itu terjadi saat ini.
Rean justru ambil kesempatan, ia melepas helm full face-nya, kemudian menyugar rambutnya. Kelihatan banget buayanya😂.
Vano yang di depannya hanya menatap horor temannya itu lewat kaca spion. Saat genting seperti ini Rean tetap tebar pesona.
Aqlan yang dibelakangnya juga ikut mengamati lalu menggeleng miris. Anaknya tante Kiora gini banget. Aqlan jadi kasian, batin Aqlan.
Gero yang di depan hanya diam mendengar jeritan tertahan para kaum hawa. Apapun itu sekarang yang penting keadaan sekolah.
Sekalinya nggak peduli ya tetep nggak peduli😴.
Reza dan Rean tertawa bersama mendengar jeritan gadis yang terjerat pesona seorang Rean. Padahal cuma Rean, coba kalau Gero, akankah mereka pingsan berjamaah di persimpangan jalan? Hum... sepertinya akan seru😆.
Lampu hijau menyala, Gero dengan cepat melajukan motornya berbelok ke kanan. Di depan mata, Gero melihat puluhan motor sport diparkirkan memenuhi jalan, sedangkan pengendaranya sedang menggedor gerbang sekolah mereka. Degup jantung Gero rasanya bertambah cepat, karena dilanda panik.
Tak jauh berbeda keempat temannya di belakang juga menghela napas berat, mereka semua sudah sampai.
Tanpa basa-basi Gero dan keempat temannya menepikan motor kemudian turun ke arah cafe kecil di dekat sekolah. Jarak cafe dan sekolah memang lumayan dekat, walaupun sudah masuk, hal itu tak menjamin jika mereka tidak ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGERO
Teen FictionTOLONG FOLLOW AKUN AUTHORNYA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN! Bagaimana jika kamu menunggu seseorang yang dianggap semua orang telah mati? Tahun demi tahun kamu jalani, menampik segala kebahagiaanmu sendiri. Akankah Tuhan mengerti dan membawanya kembali...