Part 5

154 13 4
                                    

Hihi
Suatu kebahagiaan buat aku, kemarin ada yang komen bikin ngakak banget😂.
Nggak tahu kenapa lucu banget itu orang, btw makasih hiburannya.

Oke jangan lupa VOTE dan KOMEN guys!

Happy reading!

------------------------------------------------------------

Ada apa?

Bukankah tak adil
Kamu diberikan ketenangan
Dan aku diberikan kesedihan?
-Algero Sean

Gero sudah duduk tenang di atas kursi ruangan pribadinya. Pikirannya kerap kali runyam jika dikaitkan dengan perempuan yang ia cintai. Boleh kalian bilang dia bucin. Asal kalian tahu, menghilangkan perasaan tak semudah memakan bakso.

Apa hubungannya? Nggak tau nggak nyambung😴

"Huft gue harus kemana?" gumam Gero malas berlama-lama.

"Danau" seketika ide cemerlang terlintas di kepalanya. Ia segera bergegas mengambil kunci motor kesayangannya dan memakai jaket bomber merah kesukaannya.

Ah ya, di ruangan itu memang terdapat baju ataupun jaket milik Gero. Ia sengaja menyimpannya beberapa stel di markas, karena ia juga sering menginap untuk memantau keadaan.

Jadi sebenarnya Gero itu cuek atau peduli?😑

-----------------------------------------------------------

"Kenyang banget" keluh Reza mengusap perutnya yang berbalut seragam.

"Lo udah kayak gembel" cerca Vano jengah.

"Rakus lo" timpal Rean.

"Gue emang belum sarapan" kilah Reza tak terima.

"Lhoh tadi pagi Aqlan tanya katanya udah sarapan" heran Aqlan memicingkan matanya curiga.

Reza yang mendengar itu langsung gelagapan mencari alasan yang tepat. Lainnya hanya menatap malas, apa gunanya bohong jika aibmu saja sudah ketahuan?

"I-iya gue sarapan dikit doang" ucap Reza setelah mencabut lampu yang ada di kepalanya😃.

"Gue nggak percaya" ucap Vano melanjutkan acara makan batagornya.

"Lo malu 'kan ketahuan satu sekolah kalau lo itu emang rakus masalah makanan" tebak Rean menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda.

"Aqlan juga makan banyak" celutuk Aqlan tak terima. Ini bocah emang polosnya minta ampun, jadi pengen nampol😋.

"Itu karena lo boncel" sahut Vano yang telah selesai dengan batagornya.

"Sstt.. Yan lo diem aja, jangan sampai orang lain tahu kalau gue suka makan banyak" bisik Reza penuh ancaman.

"Emang kenapa kalau mereka tahu?" tanya Vano penasaran, diangguki oleh Rean dan Aqlan yang sama bingungnya.

"Kasihan Dinda jadi sedih karena pacarnya kena bully satu sekolahan" celutuk Reza santai dihadiahi tatapan horor dari ketiga temannya.

"Ngarep lo" sahut Vano. Mana mungkin Dinda yang terkenal karena kecantikkan dan kemampuan bela dirinya mau dengan Reza?

Tapi, kalau dipikir-pikir Reza ganteng, populer mah banget, tajir? Iyalah sampek melintir-lintir dah. Jadi apa yang menjadikan tidak mungkin? Astaga sampai lupa, sifatnya yang tengil dan menyebalkanlah pemicunya.

ALGEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang