Chapter 13 : A Lover

1K 124 34
                                    

Jangan lupa klik bintang yang ada di pojok kiri guys. Happy reading

•••

Jieun terbangun dari tidurnya, sesekali menutup matanya untuk menetralkan cahaya yangberebut masuk pada netranya, pemandangan yang dilihatnya pertama adalah sebuah kamar asing namun mewah itu

Jieun mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, namun semakin diingat, semakin sakit pula kepala Jieun.

Akhirnya Jieun menyerah, dia melihat langit dari jendela itu yang sudah menggelap

Lalu seketika ingatan tentang Jieun yang bertemu dengan Mark langsung berputar diotaknya, buru - buru Jieun turun dari kasur empuk itu lalu berjalan menuju pintu kamar itu

Namun sialnya, kamar itu terkunci. Tubuh Jieun bergetar hebat, dia tidak mau terkurung disini di bawah kungkungan Mark. rasanya saat bersama Mark

Jieun seolah tau kapan dia meninggal dunia, karena nyawanya sekarang ada di tangan Mark yang siap mencabut nyawanya kapan saja

Jieun mencoba mengetuk pintu itu dengan brutal, sepertinya niat baik harus dihapuskan, karena tampaknya Mark memang tidak ingin menyelesaikan masalah dengan baik - baik

Tiba- tiba pintu itu terbuka, menampilkan Mark dengan kemeja putih yang satu kancing teratasnya terbuka dan tangannya yang membawa nampan berisikan makanan

"Kamu udah bangun?" kata Mark tidak lupa dengan senyumnya yang manis itu. Senyuman itu sukses membuat Jieun tenang, setidaknya Mark tidak menyambutnya dengan wajah dinginnya

Mark masuk ke ruangan itu, mengunci pintu kamar itu lalu mendorong pelan Jieun menuju kasur tadi, namun Jieun masih berkeras berdiri di tempatnya semula

"Aku mau pulang" kata Jieun tegas. Mark hanya menatapnya sekilas lalu meletakkan nampan makanan itu di samping kasur dan berbalik menatap Jieun

"Ini rumah kamu" kata Mark santai lalu mendudukkan dirinya di kasur. Jieun menghelanapasnya kasar, mencoba menahan emosi yang siap keluar kapan saja

"Apalagi yang kamu mau?" kata Jieun.

Dia sadar dia harus mendiskusikan ini dengan kepala dingin. Jika terus mengikuti emosinya, bisa - bisa Jieun semakin sulit untuk keluar dari rumah ini

"Kamu" kata Mark lalu dia merebahkan diri di kasur itu dan menepuk bagian kosong di sampingnya seolah - olah menyuruh Jieun untuk berbaring di sampingnya

"Tapi aku gak mau, kamu tolong ngertiin aku" kata Jieun.

Dia menjawab dua permintaan Mark sekaligus, Jieun harus pulang, Rose dan Jeno pasti menunggunya di rumah

"Gimana aku mau ngerti kamu kalau kamu gak ngertiin aku" kata Mark. Jieun memutarkan matanya jengah, akhirnya dengan terpaksa Jieun berjalan lemas kearah kasur itu dan ikut berbaring di samping Mark

Mark memeluknya, dengan kepala Jieun yang ada di dada Mark, Jieun bisa merasakan detak jantung yang dulu di dengarnya, bunyi detakan itu masih sama, begitu keras namun justru menghangatkan jantung Jieun yang juga berdetak sama kerasnya

"Permintaan kamu gak masuk akal" kata Jieun yang diam - diam menikmati pelukan hangat yang ditinggalnya selama empat tahun terakhir

"You have to be responsible for making me fall for you" kata Mark yang meletakkan dagunya di puncak kepala Jieun dan beberapa kali menghirup aroma vanila dari rambut Jieun

"Kamu harus tinggal disini" lanjut Mark.
Jieun langsung menggeleng - gelengkan kepalanya dengan keras lalu mencoba melepaskan diri dari pelukan Mark

❝ How Psyco Love You ❞ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang