Chapter 16 : Destiny

778 103 8
                                    

Hit the star and happy reading guys

•••

Jieun sedang memeriksa lemari Mark. Bukan memeriksa, lebih tepatnya sedang melihat - lihat apakah lemari itu muat untuk dimasuki oleh bajunya atau terpaksa Jieun meminta Mark untuk membeli lemari baru

Namun di tengah - tengah kegiatannya, Jieun menemukan kaos berwarna Lilac yang jelas bukan milik Jieun maupun Mark karena kaos itu pasti kekecilan di badan Mark

Diambilnya kaos yang tergantung di lemari Mark itu lalu berjalan kearah asisten rumah tangga Mark untuk menanyakan siapa pemilik baju itu

"Bi, ini baju siapa?" Tanya Jieun. Orang yang dipanggil Jieun menghentikan pekerjaannya melipat baju - baju lalu menatap Jieun ragu

"Baju nona Mina nyonya" jawab asisten rumah tangga itu. Jieun terdiam, ternyata Mark masih dekat dengan Mina rupanya?

"Oh gitu" kata Jieun lalu mengembalikan baju tadi ke tempatnya

Jieun menghela napas kasar lalu melanjutkan pekerjaannya walaupun kini rasa kecewa dan marah mendesak ingin dikeluarkan

"Bi," kata Jieun. Pelayan itu langsung berjalan kearah Jieun

"Iya nyonya?" Kata pelayan itu siap untuk diperintah

"Kayaknya panggilan 'nyonya' bukan untuk aku" kata Jieun dan terjadilah keheningan di ruangan itu

"Panggilan nyonya itu untuk wanita yang udah nikah," kata Jieun lalu berbalik menatap pelayan itu dengan lembut

"Aku belum nikah bi" kata Jieun lalu terkekeh pelan

"Tapi Tuan Mark memerintahkan saya memanggil anda nyonya" kata pelayan itu. Jieun terdiam kemudian mengangguk sebentar

"Kamu bisa pergi" kata Jieun. Pelayan itu membungkuk hormat pada Jieun lalu pergi meninggalkan Jieun sendiri di kamar Mark yang begitu luas itu

Jieun terduduk di kasur empuk itu, ada yang aneh darinya

Dia yakin kalau dirinya tidak menyukai pria gila itu, namun ada rasa kesal dan terkhianati saat melihat baju berwarna Lilac itu tergantung manis di lemari itu

Jieun rasa, dia sudah mulai menganggap Mark miliknya sehingga timbullah rasa aneh yang menyesakkan itu

Lalu ponselnya yang tergeletak di meja kecil samping kasur itu berbunyi, menampilkan panggilan masuk dari Mark

Jieun buru - buru menjawab panggilan itu dengan meletakkan ponselnya ke dekat telinganya

"Halo" kata Jieun membuka pembicaraan mereka

"Kamu udah makan?" Tanya Mark dari sebrang sana. Jieun menyerngit lalu berjalan kearah jendela kamar itu, mana tau ternyata Mark telah pulang

"Udah, kenapa?" Jawab Jieun jujur

"Kamu pengen apa? Biar aku beliin" kata Mark dengan nada suara riang. Jieun jadi membayangkan bagaimana imutnya Mark saat tersenyum

"Gausah deh. Kamu cepat pulang aja" kata Jieun yang tidak sepenuhnya jujur. Dalam hati Jieun merutuki kebodohannya yang mengatakan hal yang berlawanan dengan keinginannya

❝ How Psyco Love You ❞ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang