peony

765 144 5
                                    

bagian dari dirimu masih bisa bersinar,

jadi akan aku minta kau 'tuk tidak berubah
mimpi-mimpi akan segera mekar,
jadi akan aku minta kau 'tuk tetap indah

Jamie - Stay Beautiful

*

Felix sedang merenungi perkataannya pada Seungmin barusan. Padahal adik kecilnya itu juga tidak sedikitpun berniat untuk melukai hati Felix, tapi Felix juga jengah kalau memang Seungmin itu terus saja memikirkan cita-cita Felix. Yang Felix inginkan dalam hidupnya adalah bersama dengan Seungmin. Kalau bisa, untuk selamanya.

Di tengah kegiatan merenungnya, gemerincing bel yang tergantung di atas pintu terdengar, menandakan adanya orang yang datang melewati pintu kaca berbingkai kayu tersebut.

"Selamat datang!" Felix menyapa si pelanggan sampai tersenyum.

"Uhm, aku mau beli satu buket bunga mawar merah." Pelanggan itu menghampiri konter tempat Felix berdiri, tanpa sadar sama sekali bahwa si penjual ternganga akan kehadirannya. 

Felix berusaha mengumpulkan nyawa di kakinya ketika Hyunjin yang menjadi pelanggan perlahan membuka masker.

Mawar.. merah... hanya itu yang ada di pikiran Felix. Dia mengangguk kecil, kemudian berjalan dengan kaku menuju rangkaian bunga di lemari pendingin. Setelah mengeluarkan beberapa tangkai mawar segar, Felix kembali ke meja kerjanya.

"Ini ... buat pacar ... atau?" Felix bertanya polos. Manik bulatnya menatap Hyunjin yang berdiri di depan.

Hyunjin mengangguk sambil tersipu, membayangkan betapa menggelikan cara yang dia lakukan untuk membuat hati dek pacar melunak. "Iya. Sebenarnya kami habis bertengkar. Aku mau minta maaf sambil kasih buket bunga, hehe."

"Oooh." Bibir Felix dibulatkan, kepalanya mengangguk. Dia terkikik kecil. "Seungmin pasti patah hati kalau tau gini."

"Seungmin siapa?" Hyunjin ikuti saja alur pembicaraan mereka, ketimbang sama-sama canggung.

"Ah, Seungmin itu yang punya toko bunga ini." Felix meringis. Tersenyum lebar sampai matanya menyipit membentuk garis.

"Oh, terus kenapa kok dia patah hati?" tanya Hyunjin lagi. Matanya menyorot tangan kecil Felix yang cekatan dalam menata tangkai bunga dan dedaunan, kemudian membungkusnya dengan kertas dan pita.

Felix tertawa manis mendengar pertanyaan Hyunjin, walaupun tidak ada yang lucu dari kalimat yang dilontar si penari. "Seungmin itu penggemar beratmu, Hyunjin. Dia pasti patah hati kalau tau kamu abis ke sini, tapi bukan dia yang ketemu."

Mata Hyunjin membulat kaget. "P-penggemar? DanceRacha?"

"Iya!  Dan aku juga! Aku penggemar berat kalian juga, dan omong-omong musik video Senin kemarin mulus banget transisinya. Itu kalian edit sendiri?" Felix, tanpa sadar mengoceh.

Perasaan hangat masuk ke hati Hyunjin ketika laki-laki di depan yang sedang sibuk itu tersenyum. Matanya berkilat-kilat menggemaskan, menampilkan sinaran semangat hidup. Hyunjin suka itu, membuatnya teringat dengan kucing Minho di kampung halaman.

"Ah, itu. Selama ini yang aransemen lagu DanceRacha itu 3Racha, kamu tau, kan?" tanya Hyunjin. Dia duduk di kursi plastik yang memang disediakan untuk pelanggan menunggu karangan bunga dibuat.

Dandelion and Sad Symphonies // 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang