periwinkle

699 130 27
                                    

Tutup mata dan dengarkan dengan seksama
Sebelum ceritaku sirna, mimpi akan kau jumpa
Bintang kecil
Malam ini
Aku akan melindungimu

Standing Egg - Little Star

===

H-2

Pukul tujuh malam. Selain suara tawa yang memenuhi ruangan, ada kehangatan masuk di antara ruang kamar yang di dalamnya ada dua orang.

"Nanti kalau jelek, gimana?" Suara nasal ini berasal dari Seungmin yang sedikit merengek. Dia sedang meragu.

"Nggak mungkin. Muka kamu cocok pakai rambut warna apa aja," ucap Minho. "Lagipula, ini catnya udah aku tuang. Sayang kalau nggak dipakai."

Mangkok hitam di tangan Minho menyebarkan bau amonia kuat. Suara sarung tangan plastik terdengar menggelitik di telinga Seungmin. Sisir hitam berkuas kemudian diambil Minho, dan dia memulai aksinya.

"Kakak biasanya ngecat rambut sendiri?" Seungmin bertanya. Dia mulai merasakan jari Minho menyentuh kulit kepala.

"Hyunjin sama Jisung suka bantu," jawab Minho, "kita biasanya ganti rambut barengan."

Seungmin mau mengangguk, tapi rambutnya sedang dipegang Minho. Jadi, dia hanya menjawab dengan "Ooooooh" panjang.

Kegiatan berlangsung sunyi. Hanya ada lantunan musik lembut dari ponsel yang tergeletak di tempat tidur. Di depan Seungmin ada cermin panjang yang memantulkan bayangan rambut yang mulai terbungkus cat, lengkap dengan pelukisnya di balik punggung.

"Aku lega." Minho berkata tiba-tiba. Dia fokus pada rambut Seungmin, tapi bisa merasa bahwa yang rambutnya sedang diwarna tengah menatap bayangannya dari kaca.

"Kenapa?" tanya Seungmin.

"Aku pikir, waktu tanganku sisir rambutmu begini, bakal ada banyak rambut yang rontok karena ternyata kamu selama ini kemoterapi atau semacamnya."

Deg.

Seungmin kaget, tapi kemudian dia tertawa. "Lucu sekali anda!" katanya di sela tawa.

Minho mengatakan kalimat tadi sambil tersenyum, jadi rasanya kalimat itu seperti gurauan untuk Seungmin. Padahal, Minho serius.

Jadi Minho tidak ikut tertawa, Dia fokus, kelewat fokus memerhatikan helai rambut Seungmin yang mulai pudar sebagian.

"Kak? Serius banget?" panggil Seungmin.

"Takut kalau ternyata beneran," jawab Minho sekenanya.

"Enggak! Mana ada aku kemoterapi?" sergah Seungmin cepat, tidak ingin merusak suasana hangat ini dengan kekhawatiran berlebih dari Minho.

"Aku emang agak lemah dari kecil karena ada kelainan di katup jantung, tapi nggak separah kanker! Nggak harus perawatan dan sebagainya. Felix overprotektif sama aku karena sakitku itu, tapi selama sama Kak Minho kan jantungku nggak pernah kambuh juga? Nggak apa-apa jadinya." Seungmin mengoceh.

Minho hanya bisa menggeleng. "Pernah, sekali."

Seungmin menatap kaca bingung.

"Waktu aku tinggal kamu di taman pas hujan, terus kamu masuk rumah sakit."

Potongan ingatan bagai datang ke otak Seungmin. "Oh, itu."

"Kamu nggak sakit tipes, kan, waktu itu?"

Seungmin nyengir, "hehe."

"Kenapa waktu itu bohong?" tanya Minho.

Seungmin berpikir dulu. "Hmm," gumamnya.

Dandelion and Sad Symphonies // 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang