morning glory

1.7K 176 2
                                    

Beautiful life, beautiful memories
Kisahku, ditulis olehku
Bisa salah, bisa konyol,
hari-hari muda yang indah,
tersenyum dari pipi ke pipi
.

Rothy - Beautiful Days

===

Kim Seungmin berjalan beriringan dengan Lee Felix, dengan masing-masing tangan membawa satu tas kertas besar berisi bunga segar.

"Nanti aku kelas sebentar jam dua belas-an sampai jam dua. Nggak apa-apa, ya?"

Sampai di tempat tujuan, Seungmin merogoh kunci yang ada di saku kanan mantel kecoklatan miliknya, memasukkannya ke lubang kunci dan memutarnya. Sebelum membuka pintu yang sudah tidak terkunci, Seungmin sempatkan untuk menoleh ke arah Felix.

"Iya. Boleh. Aku kan udah bilang, kamu lakuin kegiatan-kegiatan yang kamu pengen. Mau dari sekarang sampai nanti sore juga nggak masalah. Kan ada aku di sini. Nggak ada aku pun juga nggak masalah, tokonya tinggal nggak usah buka."

Cerewet, pagi-pagi sudah cerewet.

Felix memutar matanya jengah. "Aku nggak mau. Aku mau ikut jaga toko. Kan udah dibilang?"

Seungmin menghela napasnya berat. Dih, pagi-pagi udah ribut. Tangan kurusnya menekan gagang pintu, kemudian mendorongnya ke dalam.

Setelah pintu terbuka, Seungmin mengambil kantung kertasnya yang tadi diletakkannya di lantai untuk dibawa ke bagian dalam toko. Suara lonceng dari pintu yang dibuka dan ditutup menyambut telinga kedua bocah kecil itu.

Felix meletakkan barang di atas meja, kemudian beralih ke bagian pojok dinding untuk menaikkan saklar dan menyalakan lampu-lampu di dalam ruangan. Ruangan jadi terang seketika.

"Eh, kebanyakan lampunya," komentar Seungmin.

"Lebih bagus terang gini, Min."

Seungmin menggeleng. "Nggak, biarin kena sinar matahari aja."

Felix menurut dan mematikan beberapa lampu. Yang tadinya terasa terang karena cahaya putih dari lampu, kini berganti dengan nuansa hangat kekuningan dari cahaya matahari pagi.

Seungmin mengambil hasil belanjanya di pasar bunga. Beberapa tangkai mawar merah, bunga peony putih, dan dedaunan dekorasi.

Felix sendiri, mengambil kemoceng dan sapu untuk membersihkan debu-debu di toko bunga mereka.

"Kenapa sih, beli bunga peony lagi? Suka banget, kayaknya?" tanya Felix.

"Kamu nggak tahu? Sekarang musimnya orang menikah. Ini aja stok peony di kulkas tinggal berapa."

Felix membulatkan bibir atas jawaban Seungmin. Nggak nyadar dia, tapi ternyata Seungmin kalau gabut suka scroll instagram, lihat event yang lagi banyak diadakan apa. Menyesuaikan juga sama jenis bunga yang harus disiapkan di tokonya.

Iya, Felix dan Seungmin bekerja di sebuah toko bunga. Keduanya mencintai bunga-bungaan.

Tempat mereka bersenang-senang ada di pinggir jalan, di sebuah daerah pertokoan. Samping kanan toko roti, samping kiri butik kecil, seberangnya gedung apartemen dan perhotelan.

Toko bunga mereka di cat warna hijau kalem dengan aksen kayu-kayuan. Di depan pintu, di teras, diletakkan beberapa keranjang berisi bunga-bunga kecil yang terkadang isinya diambil oleh anak-anak kecil yang bermain di daerah sana.

Setiap pagi, Felix dan Seungmin yang tinggal di satu flat yang sama, berangkat pagi-pagi sekitar pukul lima atau enam untuk pergi ke pasar bunga (kalau memang ada stok yang perlu dibeli). Mereka kemudian berjalan berdua menuju toko mereka dan menyiapkan segala sesuatunya sampai pukul tujuh. Pukul tujuh, mereka pergi ke tempat makan yang berjarak sekitar 3 blok dari toko bunganya. Sarapan pagi dan berbincang sebentar, kemudian mereka kembali ke toko. Toko mulai dibuka dan bisa menerima pelanggan pukul delapan pagi.

Dandelion and Sad Symphonies // 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang