Bab 2

643 28 0
                                    

"Apakah penampilan ini sangat tua, sehingga banyak yang memanggil kata Bu?" kata Freya dalam hati.
Berjalan menuju rumah orang tuanya dengan semakin lesu dan ketika masuk ke dalam. Freya tersentak, melihat David di dalam rumah orang tuanya dan duduk di samping Gisela. Seketika, kedua mata Freya memanas. Tapi karena kacamata tebalnya yang menghalangi matanya. Sehingga tidak terlihat jelas oleh orang lain.
"Duduk lah!'' saut si bapak tiri.
"Iya" Balas Freya dengan suara datarnya.
Langsung duduk di kursi yang di khususkan oleh dirinya sendiri, bahkan ibunya juga tidak menghindangkan minuman untuknya. Selain memandang dirinya dengan tatapan sinis dan jijik sambil mendengus.
"Begini Freya, Bapak minta kamu mengalah untuk Gisela!"
"Kenapa?" tanya Freya dengan heran.
"Kenapa, katamu! Ya jelas, yang akan jadi istriku adalah Gisela!" timpal David dengan emosi.
"Gisela hamil dan kami berencana mengantikan pegantin wanita dengan Gisela, ku harap kau mengalah demi adikmu." Sambung ibu kandung Freya.
"OH..." jawab Freya dengan menundukkan kepala.
"Maaf kak, aku .. a..'' saut Gisela dengan memegang kedua telapak tangan Freya
"Tidak apa, selamat berbahagia! Aku harap kalian bersama sampai tua."
"Tentu saja, daripada dengan kau yang menjijikkan," timpal David dengan sindirannya.
Berapa kali, Freya mengedipkan matanya. Menahan air mata yang akan jatuh dengan senyuman di paksakan. Berdiri dari tempat duduk dan pamit untuk pulang ke kontrakkannya.
"Freya, ayah berencana menjodohkan mu dengan Roman! Daripada kau menjadi perawan tua" ucap sang ayah tiri ketika melihat Freya melangkah pergi dari ruang tamu.
"Akan ku pikirkan!" balas Freya dengan kepala menunduk.
Di depan jalan, Freya kembali memesan taxi online. Seperti biasa, taxi online akan datang cepat dan Freya duduk di dalam kursi penumpang dengan menghapus air matanya dengan telapak tangan. Hatinya benar-benar pedih dan sakit. Semuanya, selalu harus mengalah dan semuanya harus untuk Gisela. Bahkan cintanya juga, harus di serahkan kepada Gisela.
"Bu, ini tissunya," saut supir taxi online dengan menyerahkan selembar tissu kepada Freya, Saat lampu merah.
"Terim kasih." Balas Freya dengan mengambil tissu tersebut dan menghapus air matanya.
Sambil menatapi kacamata yang tebal dan melihat bayangan dirinya yang samar-samar di cermin kacamata tersebut.
Padahal, ini penampilan kesukaan David yang selalu mengatai dirinya cantik dengan penampilan dan gaya seperti ini. Begitu juga dengan Gisela yang selalu mengajarinya dengan make up dan busana yang tidak di sukainya. Tapi karena di sukai oleh David, Freya menurutin dan memakainya setiap hari. Hanya untuk mendapatkan pujian dari David dan kini....
Dengan kedua tangan, Freya menjambak rambutnya dengan keras dan menahan tangisannya. Hingga sampai ke dalam kontrakan. Penampilan Freya sudah menyedihkan dan acak-acakkan, bahkan berapa penghuni kost yang kebanyakkan wanita. Sampai kaget melihat Freya, mereka mengira telah melihat hantu di tengah malam.
Freya berjalan lemah dan lesu ke arah nomor kamarnya. Membuka kunci pintu, berjalan ke dalam dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dengan tangisan yang langsung pecah. Membayangkan semua kisah cintanya yang indah dengan David, ternyata hanya sebuah kebohongan David dan Gisela selama ini. Semua telah di atur oleh kedua orang tuannya. Bahkan dirinya juga harus mengalah kuliah untuk Gisela, dengan alasan dana keluarga tidak cukup. Padahal, semuanya pakai dana penghasilannya. Kehidupan keluarga, semua pakai dana hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Tapi apa yang di dapatkan olehnya, selain rasa sakit hati.
Untuk biaya pernikahan, semua juga dari hasil tabungannya dan david tidak keluar sedikitpun dengan alasan pekerjaanya tidak menentu. Kini, yang di dapatkan, semuanya hanya penyesalan. Tabungannya sudah habis terkuras, hidupnya juga hancur dan 3 hari kemudian. Juga pasti kena pecat dari si bos yang workholic.
Semakin membayangkan, semakin menambah sakit hati diri Freya. Tidak ingin menghabiskan air matanya untuk orang yang tidak menghargai dirinya. Freya juga memutuskan untuk tidak akan menyetor uang bulanan lagi kepada keluarganya. Yang memperlakukan dirinya sebagai sapi perah untuk menghasilkan uang dan semua harus mengalah demi Gisela dari kecil hingga dewasa. Semua demi anak kesayangan mereka Gisela.
Freya berdiri dari atas ranjang. Menatapi dirinya di cermin kamar mandi, sambil mencibir dirinya di depan cermin. Yang benar-benar mirip wanita paruh baya yang tidak terawat. Bahkan terlihat sangat menyedihkan sekali.
"Penampilan ini, sungguh membuatku muak!" ucap Freya yang melepaskan pakaiannya dan menatapi tubuhnya yang kurus karena kurang asupan Gizi.
"wajahku, tidak setua itu! Tidak sejelek ini?"
Kacamata di buang ke lantai keramik dan di injak sampai patah, bahkan baju yang katanya cocok untuknya juga di buang ke tempat sampah. Semua pakaian di lemari, pilih satu persatu dan semua di masukkan ke dalam plastik besar. Untuk di buang tempat sampah pada besok pagi.
"Wajahku juga kasar seperti sisik ikan.'' Freya menyentuh wajahnya dan melihat di cermin dengan teliti.
Teringat akan masker berapa bungkus yang di hadiahkan teman serekannya yang pergi tour ke korea. Freya langsung membersihkan wajahnya dengan sabun cair dan memakainya di wajah. Sambil berbaring dengan menggunakan pakaian dalam, melihat browsing di hp tentang cara menghilangkan kulit kering di wajah dan teringat dengan seorang rekan yang menghadiahkan dirinya cosmetik selama ini.
Freya mengirim pesan ke teman yang serekan tersebut, untuk meminta bantuannya. Melihat pesan tidak di balas berapa menit, Freya mengira Alein sudah tidur karena sudah hampir jam 12 malam.
Berapa menit kemudian, hp Freya berbunyi lagi. Tapi bukan pesan yang di kirim oleh Alein, melainkan si bos workholic telah mengirimkan pesan yang isinya mencengangkan. Dirinya di minta tidak perlu kerja lagi di perusahan untuk besok dan seterusnya dan mengatakan akan memindahkan dirinya ke cabang perusahan untuk jadi staff.
"Ha ha ha ha jadi staff"
Freya semakin menertawakan dirinya yang sungguh malang dan bernasib sial. Sudah di campakkan, kini di pecat kerja tanpa sebab dan dari posisi seketarsi menjadi staff. Merupakan sesuatu penghinaan untuk dirinya yang kini tidak jauh berbeda dengan sampah.
"Tidak perlu dan terima kasih! Saya bisa cari kerja lain." Freya mengetik tiap kata dengan isak tanggis dan membacanya kembali. Agar tidak salah ketik dan kirim.

Wedding and ContrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang