Bab 6

606 28 3
                                    

Dessy yang kecewa dan berlinang air mata, berlari pergi dari acara pernikahan Hans. Dirinya tidak menyangka, Hans memilih menikah wanita lain daripada membujuknya untuk berbalikkan lagi disaat terakhir.
Pesta pernikahan berlangsung mewah dan ramai. Hans dan Freya memasang wajah palsu untuk menyambut tamu yang datang kepernikahan mereka. Sepanjang acara, Ailen menatapi Freya dengan menghela nafas panjang dan tidak meninggalkan sahabatnya. Takut di buang oleh Hans seperti tempo hari di jalan.
Pesta berakhir dan ibu Hans, menghampiri Freya untuk mengajak Freya menginap di rumah. Sebelum anak dan menantunya pindah keluar rumah pada keesokkan hari.
Freya ingin menolak, tapi ibu Hans sangat ngotot dan bahkan Hans tidak bisa melawan perintah ibunya. Sehingga keduanya pulang kerumah bersamaan. Sebelum Freya ikut pulang bersama ibu Hans. Dirinya memberitau Ailen, agar tidak perlu menunggu dirinya.
"Yakin?" tanya Ailen dengan cemas.
"Iya, jika ada masalah! Aku akan mencari mu lagi?" balas Freya untuk menenagkan teman baiknya.
"Janji padaku, harus kabarin aku!"
"Iya dan terima kasih, atas semua kebaikkan mu." Peluk Freya pada Ailen yang hampir menaggis.
"Kau harus membalasnya dengan bekerja untukku!"
"Tentu saja, asal ada tempat untukku,"
"Selalu ada untukmu dan aku pulang duluan!"
"Iya dan hati-hati di jalan.'' Freya melambaikan tangan perpisahan pada sahabatnya.
Hans berjalan mendekati Freya dengan sedikit menyindirnya, dengan perkataan sinis "Aku tidak sabar melihat wajah aslimu tanpa topeng!"
"Aku juga tidak sabar melihat bapak menjadi tua seketika!" balas Freya dengan bersiur.
Dirinya, berjalan duluan kedepan dengan mengangkat gaun pernikahannya. Berjalan menghampiri ibu Hans yang bersikap hangat dan ramah padanya. Sedangkan Hans langsung meninju tiang yang dekat dengan dirinya. Atas sindiran Freya yang sengaja memanggil dirinya dengan sebutan Bapak.
"wanita sialan, berani menghinaku! Aku ini tampan dan belum tua.'' Oceh Hans dengan kesal.
Berjalan ke arah ibunya dengan menyembunyikan kekesalan dalam hatinya, agar tidak membuat ibunya marah. Karena kemarahan ibunya, sungguh menakutkan. Bahkan ayahnya, sampai tidak terkutip dan bersujud minta maaf. Ketika membuat ibunya marah.
"Hans, kenapa lama sekali?" ngeluh Eliena
"Tidak lama, hanya sengaja berlama-lama karena tidak terasa akan Honeymoon!" ucap Hans dengan candaanya yang berhasil membuat wajah Freya memerah padam. Menatapi Hans dengan kesal dan benci.
Kekesalan Freya menjadi kesenangan bagi Hans untuk mengerjain wanita di depannya yang sungguh membuat dirinya kesal dengan kata Bapak di ucapkan wanita yang merupakan mantan seketarisnya.
"Huss.. di tahan dulu!' balas Eliena yang menarik pengantin wanita masuk kedalam mobil.
Sedangkan Lukas, ayah dari Hans menjadi supir untuk mengemudikan mobil tanpa kata-kata atau protes pada istrinya yang sejak tadi bercloteh karena melihat Dessy yang datang ke pernikahan Hans tanpa ada rasa malu sedikitpun. Setelah apa yang di perbuatnya.
Mobil sampai ke rumah yang seperti istana dan Freya sekarang semakin binggung. Dirinya lupa membawa baju ganti dan lebih parah. Ibu hans mendorong dirinya masuk ke dalam kamar bersama dengan Hans.
"Selamat bersenang-senang?" saut ibu Hans dengan senyuman nakalnya.
"Tunggu Bu, aku tidak mau satu kamar dengan Hans." Tolak Freya dengan menahan tangan ibu Hans. Berharap jangan tinggalkan dirinya sendiri di dalam kamar bersama Hans.
"Iiihhh.. menantuku ini lucu sekali! Hans sudah jadi suami mu dan dirimu sudah jadi istrinya, tidak ada yang perlu di takutkan dan malu." Balas Eliena dengan tawa renyah. Melihat menantunya sangat polos sekali, sampai berpikir kenapa bisa jadi simpanan Hans.
"Tapi Bu, aku takut!" tolak Freya dengan memohon.
"Aduh... sayang! Malam pertama memang sangat menakutkan, setelah itu tidak lagi," jawab ibu Hans dengan godaanya dan mendorong Freya dengan kuat.
Mendorong ke arah tubuh Hans dan tertawa sambil menutup pintu. Lebih tepat, di kunci dari luar. Berjalan ke arah Lukas yang dari tadi melihat Eliena mengerjain menantu mereka secara habis-habisan.
"Luk, menantu kita sangat lucu dan polos! Aku heran kenapa dia bisa jadi simpanan Hans?'' tanya Eleina kepada suaminya.
"Aku rasa bukan simpanan Hans.'' Balas Lukas dengan padat dan singkat, serta tidak jelas.
"Aku tidak sabar mengendong cucu!"
Perkataan Eliena hanpir membuat Lukas muntah darah, bagaimana mungkin bisa secepat itu Hans mempunyai anak. Mengingat ke gilaan Hans yang workholic sampai tidak pernah perduli dengan sekelilingnya. Jika tidak ada ancaman, Hans tidak akan pernah merespon sama sekali.
Sedangkan di kamar, Hans yang menyambut Tubuh Freya sampai mendorong Freya ke atas ranjang. Setelah ibunya sudah pergi dan Freya langsung berdiri dan menjauhi ranjang.
"Siapa juga yang mau menyentuhmu!'' endus Hans dengan jijik
"Siapa tau kan?" pekik Freya yang menutup tubuh atasannya.
"Pikiran mu yang tidak beres!" balas Hans dengan sinis sambil melepaskan semua pakaian tanpa malu di depan Freya. Berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Freya yang duduk di atas ranjang sampai binggung, mau bagaimana untuk keluar dari kamar yang tidak ada jendela sedangkan pintu kamar di kunci dari luar.
Di dalam kamar mandi, Hans merasa lega. Wajahnya terselamatkan, begitu juga keluarganya. Terselamatkan dari aib yang di akibatkan oleh kebodohannya yang berniat menikahi Dessy.
Selesai mandi, Hans memandangi Freya yang masih mengenakan gaun pengantin dan duduk di sudut ranjang dengan memainkan jarinya. Dahi Hans semakin berkerut banyak dan menghela nafas panjang.
"Jangan berharap, aku akan menyentuhmu! Rasanya sudah membuatku ingin muntah!" ucap Hans dengan membuka lemari pakaiannya.
"Pinjamkan aku, bajumu? Aku tidak mungkin tidur dengan gaun pegantin?" balas Freya dengan nada kesal dan berdiri dari duduknya.
"Nih.. jauh-jauh dari ku! Jangan pernah berani naik ke atas ranjangku?" jawab Hans dengan melemparkan satu set piyama tidur ke arah wajah Freya.
Yang seakan mengatakan kepada Freya, hapus topengmu dan perlihatkan wajah aslimu. Freya yang kesal, berjalan masuk ke dalam mandi dan mengunci pintunya. Memastikan Hans tidak aneh-aneh. Dirinya baru melepaskan gaun pengantin dan melemparnya keluar dari dalam kamar mandi dan Hans yang melihat. Menaikan sebelah alis matanya dengan tidak senang.
"Pak, mana handuknya?" tanya Freya dengan kesal

Wedding and ContrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang