Hans yang mendegar dirinya di panggil dengan sebutan Bapak langsung menaikan kedua alis matanya yang berkerut. Setelah selesai memakai piyama tidur.
"Kau panggil aku apa?" tanya Hans
"Bapak!'' jawan Freya dengan suara keras.
"Bagus, silahkan tidur di dalam kamar mandi sampai pagi?" balas Hans dengan emosi tinggi dan Freya menyadari dirinya saat ini dalam bahaya. Mengubah kata panggilan Bapak menjadi tuan.
"Tuan, mana handuknya?"
"APA!?" Hans berpura-pura tidak dengar jelas dengan gaya meletakan telapak tangannya di dekat telinga.
"Hans.. mana Handuknya! Aku kedinginan?" ucap Freya lagi dengan suara memohon.
"APA!?" Hans kembali berpura-pura tidak dengar.
Sikap Hans benar-benar membuat Freya ingin membantai Hans saat ini juga, tapi sayang. Keandaan dirinya juga tidak mendukung niatnya untuk membantai Hans yang menjengkelkan.
"Bos... pinjamkan saya handuk!" pitah Freya dengan sangat memohon dan mengeluarkan suara bersin berapa kali.
Suara bersin Freya membuat Hans takut, dirinya tidak ingin kena tertular Flu di saat dirinya sedang sibuk. Sehingga menyerahkan handuk bekas dirinya kepada Freya yang menjulurkan tangan di balik pintu kamar mandi.
"Kenapa kasih aku yang bekas punyamu! Sungguh menjijikkan tau?" umpat Freya dengan clotehnya.
"Tidak ada handuk lagi! Tidak mau, ya sudah..." balas Hans dengan Judesnya dan langsung menaiki atas ranjang.
Di kamar mandi, Freya menyumpain Hans dengan sumpah serapahnya berulang-ulang kali. Freya yang jijik dengan bekas Hans, hanya berani menggunakan bagian kering untuk mengeringkan badannya dan dirinya beruntung. Tidak membasahi rambut yang sepanjang setengah bahunya, jika tidak. Maka akan lebih sial lagi.
Saat Freya keluar dengan memakai piyama yang longgar dan menatapi Hans sudah tidur dengan nyenyak. Emosi dirinya langsung naik dan melemparkan handuk basah ke wajah Hans yang menurutnya tidak telalu tampan dan hanya pas-pasan.
Hans yang tidak terima, langsung terbangun dari tidurnya dan menatapi Freya dengan tajam dan emosi tinggi yang langsung menyingkirkan selimutnya untuk turun dari tempat tidur. Untuk memberikan Freya peringatan. Tapi, Freya dengan cepat menghindar dan menarik semua selimut hingga terlepas dari atas ranjang.
Hans yang tidak terima, mengertakan gigi dan menarik selimutnya kembali. Tapi tetap di pertahankan oleh Freya dengan sekuat tenaga , dirinya tidak ingin tidur di lantai dengan kedinginan.
"Tuan, lebih baik anda mengalah saja?" ucap Freya dengan pertahanan kuat.
"Ini kamarku, untuk apa aku mengalah?" balas Hans yang tidak mau mengalah sama sekali.
"Anda sudah tidur di atas rajang! Tidak butuh selimut lagi!" jawab Freya yang masih tidak mengalah.
"Aku tidak mau masuk angin, jadi aku butuh selimutnya!" geram Hans.
Keduanya tidak mengalah satu sama lain dan saling menarik satu sama lain, hingga pintu terbuka secara tiba-tiba dan Eleina menatapi keduanya yang menarik selimut dan tidak ada yang mengalah.
Wajah cantiknya di usia ke 40an langsung nampak tidak senang, menatapi Hans dan Freya. Terutam Freya yang tidak mengerti apa-apa dan Hans langsung memeluk tubuh Freya. Menariknya ke atas tempat tidur dengan membukam mulut Freya dengan telapak tangan.
"Kita main melakukan malam pertama dan tadi hanya permainan lucu-lucuan saja ha ha ha." Tawa Hans dengan berpura-pura garing,
Tetiba air di wajah Eleina , kembali sedia kala. Berjalan ke arah ranjang dengan wajah bahagia. mengambil selimut di lantai dan menyelimuti keduanya dengan penuh kasih sayang.
"Aku tunggu kalian berdua memberikan ku cucu! Aku sudah tidak sabar mengendong seorang cucu?" ucap Eleina dengan tekanan kepada Hans
Freya yang tidak bisa teriak, hanya memberontak untuk lolos dari pelukan Hans. Dirinya tidak ingin melakukan hubungan suami istri dengan Hans dan belum siap punya anak. Rencananya untuk balas dendam belum di mulai.
"Menantu, malam ini sungguh menyakitkan! Aku harap kamu sabar dan setelah itu akan sungguh enak?" saut Eleina yang melihat Freya berapa kali memberontak dan melihat sedikit ke jangalan.
Hans yang sadar tatapan ibunya, langsung melepaskan telapak tangannya yang membungkam mulut Freya dan mengantikannya dengan ciuman. Menahan tengkuk Freya dan sebelah tangan melingkar di pinggul Freya.
Eleina yang senang, langsung keluar dan mengunci pintu dari luar lagi. Memastikan ibunya sudah keluar, Hans langsung melepaskan ciumannya dan Freya yang marah. Langsung menendang badan Hans dengan kaki, tendangan kuat dengan kedua kaki. Menyebabkan Hans jatuh ke lantai dengan keras.
"Wanita sialan!" bentak Hans yang langsung berdiri dari lantai.
"Pak Hans, silahkan tidur di lantai." Balas Freya yang langsung melemparkan bantal ke arah wajah Hans dan tetpat sasaran.
"Wanita sialan! Ini kamar ku, kau tidak bisa seenaknya?"
"Aku tidak perduli dan sudah sangat ngantuk!'' balas Freya dengan menguap dan menarik selimut ke atas badannya.
Hans yang tidak terima, langsung menaik atas ranjang dan menendang Freya untuk keluar dari atas ranjangnya. Freya yang tertendang jatuh ke bawah juga tidak terima dan naik ke atas lagi, menarik selimut dengan sekali tarikan. Hingga Hans tidak sempat mempertahankan selimutnya. Melihat Freya tertawa terkekeh dengan melingkarkan semua selimut ke badanya.
"Sial." Umpat Hans dengan marah.
"Pak Hans! Malam ini, pinjamkan aku selimutmu." Ujar Freya yang semakin terkekeh dengan berbaring di atas sofa yang besar, karena tubuhnya hanya setinggi 165cm. Maka dirinya tidak kesulitan tidur di sofa yang sepanjang tubuhnya.
Hans duduk di tengah ranjang dengan emosi membara. Menatapi Freya yang telah melilitkan semua selimut ke tubuh seperti ulat gulung. Sejam menunggu, dua jam kemudian. Hans ke habisan ke sabaran, akibat ac yang dingin yang remote ac di sembunyikan ibunya dan Freya tidur dengan nyenyak. Akibat kehangatan pada selimut. Tidak menyadari, Hans berjalan ke arahnya dan mengendong tubuhnya dengan menarik selimut dari tubuhnya. Sehingga Freya terjatuh ke lantai dengan selimut sudah di tangan Hans.
"Pak Hans, anda ini sungguh curang!'' ucap freya yang tidak terima perbuatan Hans padanya.
"Ini selimutku! Suka hatiku?" balas Hans dengan terkekeh
Freya yang tidak terima, ikut menarik selimut tersebut. Hingga keduanya saling tarik menarik dan di pisahkan oleh sebuah ranjang di tengah keduanya. Tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Tarikkan Hans yang kuat dan Freya yang mempertahankan dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding and Contrack
RomanceUntuk menyelamatkan wajahnya dan keluarga dari aib. Hans meminta Freya yang merupakan mantan seketaris yang menurutnya sangat jelek untuk menikah kontrak dengannya. Demi kepentingan bersama, Freya menerima permintaan Hans. Tanpa Hans sadari, dirinya...