Bab 1

1.3K 28 1
                                        

"Maaf, kita tidak bisa menikah." Ucap Dessy
Hans terdiam membisu, melihat calon istrinya pergi dengan pria lain di depan matanya. Di saat mereka akan menikah berapa hari lagi. Padahal semua undangan pernikahan sudah di sebarkan ke semua tamu yang akan datang. Membatalkan pernikahan di depan mata, harga dirinya mau di simpan di mana dan akan menjadi aib keluarganya seumur hidup.
Dalam keandaan binggung, Hans tidak sengaja mendengarkan seketarisnya yang bernama Feya bertengkar dengan salah satu pria yang mengatai kata jelek, ngaca dan banyak kata menyakitkan yang keluar dari mulut pria tersebut.
"Siapa yang mau menikah dengan wanita jelek seperti mu! Aku mendekatimu karena tertarik pada Gisela, bukan dengan kau." Teriak pria itu dengan keras.
"Tapi, acara pernikahan kita sisa hitung hari!" ucap Freya dengan berlinang air mata.
"Emangnya aku perduli, aku hanya mau menikah dengan Gisela! Bukan dengan kau?" pria itu mengempaskan tangan Freya dengan kasar dan mendorongnya sampai jatuh ke lantai dan freya masih mengejar pria tersebut dengan berlinang air mata.
Merasakan keberuntungan ada di depan mata, Hans langsung mengirimkan pesan kepada seketrisnya bernama Freya dengan nama pengirim dua pria untuk satu wanita. Yang berisi, aku bisa membantu mu dan kau harus membantuku! Datanglah keruangan ku."
Freya yang membaca pesan tersebut sampai tertawa, menertawakan dirinya. Mana mungkin si bos meminta dirinya ke ruangan kantor. Karena setiap kali si bos melihat dirinya. Tatapan sinis dan ocehan selalu di arahkan padanya, bahkan pernah mengatakan secara terang-terangan di depan umum. "hanya Kau tidak boleh keruangan ku." Sehingga pesan tersebut, tidak di hiraukan oleh Freya yang di anggap salah kirim oleh bosnya.
Di dalam kantor, Hans menunggu sampai dua jam. Tidak ada tanda-tanda seketaris jeleknya untuk datang menemuinya. Perasaan kesal langsung meningkat tajam. Padahal, dirinya sudah capek. Lebih tepatnya, malas mencari wanita yang mau menikah dengannya dan cerai setahun kemudian untuk menutupi pernikahan yang sudah terlanjur terjadi.
Tanpa keraguan lagi, Hans langsung mengirimkan pesan baru dengan isi ancamannya. "berani tidak datang ke ruangan ku, mau ku pecat y?"
Isi pesan dari Hans, benar-benar membuat Freya ketakutan dan memasuki ruangan bos dengan tergesah-gesah hingga terjatuh dengan cara tersungkur ke lantai keramik. Lebih memalukan, cara jatuhnya gaya yang sungguh tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
"Sial, cerobohnya juga kira-kira dong." Mengumpat Hans dalam hati.
Tatapan sindiran dapat di rasakan oleh Freya yang menundukkan kepala dan menepuk-nepuk badannya dan berdiri dengan kepala menunduk.
"Anda memanggil saya, Pak?" tanya Freya bercucuran keringat.
Kata Pak yang di ucapkan oleh Freya sungguh membuat hans semakin tidak senang, sambil berpikir. Apakah dirinya sudah setua itu, sampai di panggil dengan sebutan pak oleh seketaris jeleknya.
"Kau ini bodoh atau apa, jika bukan kau! Siapa lagi, emang hantu?" bentak Hans yang tidak terima di panggil dengan sebutan Pak oleh freya.
"Maaf pak, saya tadi sibuk siapakan berkas rapat!" balas Freya dengan alasan
"Alasan mu, saja! Berhenti panggil saya Pak, memangnya saya sudah setua itu kah?' jawab Hans dengan nada sinisnya.
"Maaf.." ucap Freya dengan lesu.
Hans yang malas berbasa-basi berjalan ke arah Freya mengamati dari atas sampai bawah. Menilai sambil menghela nafas panjang. Menilai penampilan seketarisnya dengan mata menyipit dan sungguh merusak mata tapi dirinya tidak berdaya lagi.
"Kita kerjasama untuk menjaga muka keluarga dan wajah kita!"
"Maksud Bapak apa?" tanya Freya dengan heran.
"Kita akan menikah.'' Balas Hans sambil menepuk dahinya. Karena seketaris bodohnya memanggil dengan sebutan Pak lagi.
"EHHH?" teriak Freya.
"Hanya pernikahan Kontrak, kita akan cerai 1 tahun kemudian! Semua kebutuhan mu akan ku penuhi dan di luar, jangan pernah katakan kau adalah istriku?"
"Tapi Pak?"
"Tidak ada tapi, perbaiki penampilan mu dan pernikahan kita akan di langsungkan 3 hari lagi dan berhenti memanggilku dengan sebutan Pak."
"APAAAA?"
"Tidak ada kata menolak." Balas Hans dengan perintah mengancam.
Freya berjalan keluar dengan lesu dan menghela nafas panjang, berapa rekannya mengira Freya kena pecat si Bos yang Workholic. Berapa rekan wanita menghampiri Freya dengan menepuk bahu Freya untuk memberikan semangat pada Freya yang syock.
"Sisa berapa hari lagi?" tanya salah satu rekan
Yang di salah artikan sama Freya yang pusing kepalang dengan urusannya yang tadi pagi, kini di tambah dengan si bos yang membuatnya semakin tertekan mental dan batin.
"Sisa 3 hari." Balas Freya dengan lesu.
Kembali duduk dan mengerjakan semua dokumennya dengan pikiran tidak tentu kemana sedangkan Hans di dalam ruangan pribandinya, merasa lega dengan dengan masalah pernikahan yang telah di selesaikan. Sekaligus membenci Dessy yang membuang dirinya dengan pria lain.
"Tidak masalah, si wanita mau jadi pegantin peganti atau tidak! Dia tetap harus setuju!'' ucap Hans sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
Jam pulang kantor, Freya membereskan semua peralatannya dan hendak berdiri dari kursi. Sebuah telepon dari ibunya masuk ke dalam hpnya.
"Ada apa, Bu?"
"Freya, malam ini langsung pulang kerumah! Ada yang mau di bicarakan bapak dan ibu padamu?"
Freya yang belum menjawab, langsung di matikan sambungan telepon oleh ibunya. Freya melihat layar hpnya yang hitam dan menghela nafas semakin panjang. Dirinya juga tidak bisa melakukan apapun lagi, selain pikirannya yang buntu.
Dengan lesu tanpa makan malam, Freya memakai aplikasi online untuk kerumah ibunya yang memakan waktu 2 jam. Karena ini merupakan jam orang pulang kerja dari perusahan dan pabrik, sehingga ke macetan di mana-mana.
Dalam hati, Freya ingin mengatakan pada ibunya. Jika pernikahannya dengan David ada masalah tapi dirinya binggung mau mulai dari mana dan tetiba di gantikan oleh si bos. Dalam kebinggungan, Freya melihat keluar dari jendela. Melihat hari semakin malam dan perasaannya sungguh tidak enak.
"Sudah sampai!" ucap supir online.
"Terima kasih." Balas freya dengan membayar biaya ke supir Online.
"Kembaliannya, Bu?''
"Tidak perlu, buat bapak saja.'' Balas Freya dengan senyuman.
"Terima kasih, Bu.'' Jawab supir online yang senang.

Wedding and ContrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang