Bab 8

451 22 0
                                    

Tarik menarik hingga berakhir berapa menit, Hans yang tidak menyerah dan Freya yang melepaskan pegangnya. Membiarkan Hans yang menarik kuat hingga terjatuh denga posisi terduduk ke atas lantai. Dengan di tertawakan Freya dengan garing yang merebut selimut dari tangan Hans. melihat Hans mengelus-ngelus bongkongnya yang sakit.

"Sial" geram Hans yang langsung menaiki atas ranjang.

Keduanya tidak ingin mengalah dan tidak mau mati kedinginan, saling melotot satu sama lain dengan sindiran dan tatapan sinis yang kuat dari freya dan Hans.

"Jangan berani menyentuhku?" Freya memisahkan jarak di antara berdua dengan dua bantal kepala.

"Cuihh.. siapa yang mau menyentuhmu?" geram Hans

"Siapa taukan, cih." Balas Freya yang tidak mau mengalah.

Hans yang tidak terima, membalikkan badanya ke samping dan begitu juga dengan Freya yang membalikkan badannya. Hingga tengah malam, Hans yang kedinginan. Menarik selimut semakin banyak ke arahnya dan Freya yang tidak terima, menariknya kembali. Saat Hans sudah tidur tanpa sadar dan tetiba merasa kedinginan kembali. Hingga semakin dekat dengan Freya dan tanpa sadar. Dirinya sudah memeluk wanita mungil tersebut dalam pelukkannya.

Paginya, Freya yang sesak nafas karena terasa di timpak batu besar dan Hans yang terbangun karena gerakkan Freya. Membuka mata, dirinya kaget setengah mati. Melihat Freya dalam pelukkannya. Ia mengira semalam telah memeluk bantal yang di gunakan untuk jadi pembatas ranjang.

"Lepasin aku , Buaya!" ucap Freya dengan emosi dan langsung menendang Hans yang terkejut dan melepaskan dirinya.

Akibat, tendangan dari Freya. Kedua kalinya, Hans terduduk di atas lantai keramik dan di lemparin bantal oleh freya. Leparan dua bantal yang tepat sasaran, semakin menambah emosi Hans yang merasa terhina atas perbuatan Freya yang di anggap kurang ajar dan tidak ada feminim sama sekali. Seperti wanita liar yang keluar dari hutan. Lebih tepat, mirip orang hutan yang buas.

"Sial,'' geram Hans

"Benar-benar Pak buaya, semakin tua semakin menjadi-jadi!'' ucap Freya dengan lantang.

"APA KATA MU?'' balas Hans dengan emosi dan langsung berdiri dari lantai.

"Bapak buaya, memangnya salah?" balas Freya yang melemparkan bantal ke tiga yang tepat sasaran di wajah Hans yang sudah hitam.

"Akan ku tunjukkan pada mu, apa itu Bapak buaya!"

Melihat Hans yang semakin mendekat dan naik ke atas ranjang dengan wajah super hitam dan menjatuhkan tubuh Freya ke atas tempat tidur. Freya yang panik dan tidak bisa menghindar. Hanya menatapi Hans dengan kaget.

"Bapak mau buat apa?" tanya Freya yang berusah memberontak.

"Menurutmu?" balas Hans dengan terkekeh dan menahan kedua tangan Freya di atas kepala.

Keduanya saling berpandangan satu sama lain dengan dekat dan suara nafas terdengar di keduanya. Terutama Freya, dirinya mulai ke takutan dan berniat menendang tubuh Hans dengan kaki.

Pintu kamar terbuka secara tiba-tiba dan Ibu Hans sampai terkekeh melihat keduanya di atas ranjang yang menurutnya sangat mestra dan tidak puas dengan malam pertama hingga mengulangi lagi di pagi hari.

"Waktunya makan dan sudah waktunya kalian pergi ke honeymoon?" ucap Eleina yang masih terkekeh.

"Bu, saya mau pulang ambil baju!" saut Freya yang berusaha melepaskan diri dari Hans.

"Oh, jika itu tidak perlu dan minta Hans yang belikan baju untukmu.'' Balas Eleina dengan godaannya yang renyah.

"O tentu saja, akan ku belikan kau baju yang indah dan mahal!" balas Hans dengan maksud lain.

"Kalau begitu, ibu tunggu kalian berdua! Tidak pakai lama." Kata Eleina dengan perintahnya yang tegas dan tidak ingin di tolak.

Setelah Eleina pergi, Hans dan Freya saling memandang satu sama lain dan Freya yang tidak terima. Langsung menendang Hans turun dari atas tubuhnya.

"Kau?'' geram Hans

"Aku tidak sudi dengan pembelian mu, Cepat antar aku pulang." Perintah Freya.

"Akan ku antar, setelah kita selesai makan pagi!'' Balas Hans yang langsung masuk ke dalam kamar mandi setelah meraih handuk baru.

Freya yang melihat ada handuk baru, semakin kesal. Setelah mengetahui Hans, ternyata balas dendam padanya. Dengan menggunakan handuk bekasnya untuk membalas dendam padanya karena di panggil dengan sebutan Bapak.

"Memang ketelaluan, Pria satu ini?'' oceh Freya dengan kesal.

Di dalam kamar mandi, Hans memikirkan cara untuk membalas sakit hatinya kepada Freya yang kurang ajar padanya. Yang selalu memanggil dirinya dengan sebutan bapak dan sekarang di sebut Bapak buaya.

"Pak, lama banget kau mandi! Tidak kalah dengan pria melambai aja?" cloteh Freya yang kesal.

"Ini belum 10 menit!" balas Hans dengan rahang mengeras dan menatapi Freya dengan tajam. Seolah-olah akan memakan wanita tidak tau etika ini dengan sekali lahap.

Freya yang tidak mau kalah dengan Hans yang berdiri di depannya, yang di anggap sebagai agenda pamer badan. Langsung mendorong Hans menjauh dari hadapannya, meskipun wajahnya sungguh panas dan merah.

"Aha.. Kau terpesona pada tubuhku kah?" tanya Hans dengan tingkat kepercayaan diri sungguh tinggi.

"Masih bagus, badan Christoper Vollente daripada kau?" balas Freya dengan sinis.

"Kau?" geram Hans

Menatapi Freya yang masuk ke dalam kamar mandi dengan tatapan kesal dan emosi. Sedangkan Freya tidak perduli pada Hans yang menatapinya dan langsung menutup pintu dengan sindirannya. Yang masih mengucapkan kata Pak Hans secara meledek.

"Lihat saja pembalasan ku!" gumam Hans dengan marah dan mengeringkan badannya langsung. Memakai baju casual biasa untuk turun ke bawah duluan, meninggalkan Freya. Berharap, Freya di marahin oleh ibunya karena terlambat sarapan pagi.

Membayangkan saja, sudah membuat Hans tertawa ngakak di dalam hati sampai tidak sempat menyembunyikan sikapnya. Berjalan menurunin anak tangga dengan menahan tawa.

Eleina yang melihat anaknya, hanya sendirian. Langsung menampakkan tidak kesenangannya. Menatapi putranya dengan dahi berkerut. Sedangkan Lukas berpura-pura tidak melihat dengan sibuk membaca koran di pagi hari.

Di kamar, Freya yang sudah selesai mandi dan mengeringkan badan. Di hadapi masalah besar, ternyata semua lemari pakaian Hans telah di kunci dan tidak bisa di buka.

"Memang mantan bos pelit.'' Ucap freya dengan menghela nafas panjangnya .

Wedding and ContrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang