Bab 3

615 23 0
                                        

"Jangan lupa, kau harus menikah dengan ku." Balas Hans dengan pesan suara.
Menjadi pegantin peganti, memang menyedihkan untuknya. Tapi Freya berpikir tidak ada salahnya juga menerima tawaran dari Hans. Dirinya ingin lepas dari keluarganya yang pasti akan di jodohkan sana sini oleh ayah tiri dan ibu kandung yang lebih mencintai anak tiri daripada anak kandung.
"Ok! Tidak perlu takut, aku akan melarikan diri dan gajiku tolong di bayar sekarang." Freya membaca sekali lagi pesannya dan mengirimkan kepada Hans.
Hans yang melihat isi pesan dari Freya memaki-maki Freya berapa kali dan langsung mengirimkan sisa gaji kepada Freya yang dirinya juga tidak tau berapa jumlah gaji yang harus di bayarkan. Sehinga hanya mengirimkan sebanyak 10 juta kepada rekening Freya. Sekaligus mengirimkan bukti pengiriman kepada Freya melalui whats App.
Melihat angkah 10 juta, Freya tertawa bodoh. Menertawakan drinya yang menyedihkan. Gaji dirinya tiap bulan 20 juta menjadi 10 juta dan tanpa ada tunjangan apapun yang di dapatnya.
"Sungguh bos yang pelit keuangan" gumam Freya yang melepaskan maskernya.
Melihat tidak ada pesan masuk dari Freya, kening Hans semakin berkerut mendalam dan mematikan hpnya. Di dalam kamar mandi, Freya berendam dengan air hangat untuk menjernihkan pikirannya dengan semangat membara untuk mengubah hidupnya dan tidak akan membiarkan orang lain menginjak-injak harga diriya dan di manfaatkan oleh keluarganya lagi demi ke pentingan mereka semata tanpa memperdulikan dirinya.
"Aku tidak akan jadi sapi perah lagi seumur hidup.''
Freya meraih handuknya untuk mengeringkan badannya, sambil berpikir mencari pekerjaan baru. Masa kontrakkannya akan berakhir bulan depan dan dirinya juga harus mencari kontrakan baru yang lebih murah dan dekat tempat kerjanya.
Keesokan paginya, Alein mencari Freya ke tempat kerjanya dan mendengarkan perkataan salah satu seketaris senior mengucapkan kata yang menyakitkan.
"Si sampah jelek sudah di pecat oleh Bos, penampilannya sungguh menjijikan selama ini." Ucap seketaris yang sok cantik dengan membetulkan kacamatanya.
"Tidak mungkin!" teriak Aiein
"Pergi sana, menganggu saja." Bentak seketaris baru yang mengantikan Freya dengan membuang semua barang Freya ke tong sampah. Menggunakan sarung tangan, seolah-olah itu adalah kuman.
Alein yang tidak terima, langsung pergi dari ruangan seketaris menuju ke kontrakan Freya. Betapa kagetnya Ailein, ketika melihat banyak kantong plastik di depan pintu kontrakkan Freya.
"Freya... kau di dalam?" saut Alein dengan mengedor pintu berapa kali. Untuk memastikan Freya baik-baik saja atau sebaliknya.
"Aku baik-baik saja." Ucap freya sambil membukakan pintu kamarnya.
"Freya.. oh tuhan.. apa yang terjadi dengan mu?" balas Ailen dengan terkejut, menatapi Freya dari atas sampai bawah. Melihat tubuh temannya sangat kurus dengan pipi cekung dan mata sembab.
"Aku.. di campakkan oleh David dan di pecat oleh bos." Jawab Freya yang mempersilahkan Ailen untuk duduk di ujung ranjang.
"Pria itu memang tidak pantas untukmu, jangan menaggis lagi! Aku bisa membantumu cari kerja."
"Ijasah Sma mau cari kerja kemana! Paling hanya jadi pelayan di kafe!''
"Jangan salah, kamu bisa menjadi seketarisku,"
"Ha ha ha.. terima kasih atas hiburanmu! Kamu memang teman baik, Ailen.''
"Sudahlah, jangan memikirkan Pria sialan itu! Ayo semangat dan jalanin kehidupan ini, aku akan membantu mu!"
"Bantu aku memperbaiki penampilanku!"
"Oh pasti itu, sekarang dirimu mandi dulu dan kita pergi makan! Untuk menenangkan suasana hatimu."
Freya menganguk setuju dan Ailen duduk di tepi ranjang sambil mengirimkan pesan kepada manejer divisi kerjanya. Mengatakan langsung berhenti, karena dirinya tidak berniat kerja lagi. Tujuan kerjanya memang untuk main-main sehingga tidak ada yang menarik lagi untuk di lanjutkan.
Freya yang selesai mandi, memakai kaos biasa dan celana jeans selutut dengan rambut di kuncir kuda. Berusaha menutupi mata sembabnya dengan bedak bayi.
"Freya, bedak bayi tidak akan mempan untuk mata sembabmu!" ucap Ailen yang langsung merebut bedak tersebut dari tangan Freya.
"Habis hanya ini yang ku punya."
"Sekarang, kau harus mempunyai banyak peralatan Cosmetik dan jangan perdulikan keluarga mu lagi! Mereka membuat dirimu menjadi sejelek ini." Oceh Ailen dengan bibir yang tiada berhenti bergerak.
"Ha ha ha.. dirimu sungguh lucu deh, aku yang sial! Kau yang marah dan emosi?"
"Ya iyalah, kau kan teman ku dan tentu saja karena kau bodoh! Dari dulu tidak mau mendengarkan apa kataku?" balas Ailen dengan gaya marahnya.
"Benar, karena aku bodoh, sehingga seperti ini! Sungguh menyesal sekali dan bagaimana kerjaanmu?"
"Aku sudah mengundurkan diri,"
"Kenapa?'' tanya Freya dengan binggung
"Tentu saja aku mau fokus usaha orang tuaku, mereka sudah mengoceh sana sini! Sungguh memusingkan dan kau berkerja untukku y?"
"Tapi?"
"Aku butuh kemampuan mu, bukan ijasahmu! Aku bisa gaji dirimu sebanyak dari bos pelit,'' cloteh Ailen yang masih belum habis yang di tangkapi tawa oleh Freya.
"Ayo masuk, jangan ketawa terus?" saut Ailen dengan membukan pintu mobilnya yang bagian penumpang.
"Oh iya, 2 hari lagi aku akan menikah dengan bos workholic,''
Perkataan Freya langsung mengaketkan Ailen dan merem mobilnya secara mendadak di tengah jalan dan di klakson mobil lain dari belakang. Tidak ingin menambah ke macetan. Ailen mengemudikan mobil mewahnya kembali.
"Apa aku tidak salah dengar?" tanya Ailen untuk memastikan.
"Tidak, hanya pernikahan kepentingan saja dan kami akan bercerai setahun kemudian."
"Kau sudah gila atau aku yang gila! Sudah di pecat dan mau menikah dengan bos pelit tersebut?"
"Demi kepentingan masing-masing! Aku tidak perlu menerima setiap pria yang di jodohkan padaku dan itu juga menguntungkan ku,''
"Tapi kenapa harus dengan dia sih, memang semua pria sudah mati semua?"
"Hanya kebetulan saja dan lagian juga tidak rugi! Dengan begitu, aku sudah seutuhnya bebas dari keluarga ku dengan mengubah penampilan dan statusku,''
"Iya sih dan kau akan jadi janda! Sungguh merugikan?''
"Tidak apa, nanti kita berdua pisah kamar dan peraturan akan di bahas setelah selesai nikah!"
"Kenapa aku serasa mau membunuh si bos pelit itu."

Wedding and ContrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang