Part 09

22.9K 1.2K 33
                                    

"Ayo kak aku udah siap," ucap Anna seusai mandi dan berpakaian rapi. Pakaian mahal tentunya yang dibelikan oleh keluarganya.

Bara yang masih memainkan ponselnya berhenti dan menatap sang adik tengah berdiri tak jauh dari hadapanya.

"Princess kakak cantik banget," puji Bara sambil mendekati Anna dan mengecup keningnya.

"Kakak bisa aja." Anna tersenyum malu mendapat pujian dari kakak tertampan di keluarganya.

"Kakak serius princess." Bara sembari mengusak poni Anna gemas.

"Hm, makasih kak."

"Ayo kita keluar yang lain pasti udah menunggu," ajak Bara dan menggandeng tangan adiknya.

Ruang makan.

"Selamat malam semuanya," sapa Anna riang kepada seluruh anggota yang ada di di meja makan.

"Malam princess," jawab semuanya dengan senyum mengembang di bibir mereka apalagi ketika melihat princess mereka datang bersama Bara.

Syukurlah itu kata yang mereka ucapkan dalam hati jika Bara bisa menerima princess mereka. Sebenarnya mereka tahu Bara memang senang melihat princessnya, adik kecilnya yang selama ini Bara rindukan telah di temukan dan kembali ke pelukan keluarganya. Mungkin tadi Bara sangat shock makanya dirinya seperti acuh dan tak perduliterhadap princess mereka.

Rendi melambai pada Anna. "Ayo sayang, sini duduk samping papa."

"Princess duduk sama aku," ucap Bara masih menggunakan nada datar yang di tujukan kepada keluarganya.

Bara langsung saja mendudukan Anna tepat samping sebelah kirinya berhadapan langsung dengan orang tua mereka. Anna tersenyum canggung kepada papanya dan seluruh keluarganya. Papanya dan keluarganya pun seakan mengatakan tidak apa-apa. Seketika keadaan menjadi hening beberapa saat.

Cup.

Anna terkejut ketika merasakan kecupan di kedua pipinya.

"Halo princess kakak," ucap dua pemuda kembar siapa lagi kalau bukan Fano dan Fino yang mencium ke dua pipi Anna.

"Halo juga kak Fano dan kak Fino," sapa Anna balik seraya tersenyum.

Fano langsung mendudukan diri di sebelah kiri Anna.

"Eh Fano lo geser dong, gue mau duduk sebelah princess," ucap Fino menyuruh Fano untuk pindah tempat duduk.

Ucapan Fino langsung mendapat tatapan tajam dari Bara.

"Jangan pernah berkata lo gue di depan princess!" ucap Bara datar.

"Sorry bang lupa," Fino menyengir tanpa takut oleh tatapan tajam Bara.

"Geser cepet!" perintah Fino pada Fano lagi.

"Ogah, aku juga mau duduk samping princess," ucap Fano tak mau pindah tempat duduk.

Sebelum sempat Fino membalas lagi ucapan Fano, Sandi dengan cepat melerai keduanya.

"Udah kenapa kalian pada ribut. Fino duduk dan kita makan malam sekarang!" titah Sandi melerai Fano dan Fino yang mendebatkan tempat duduk samping princess mereka.

Fino pun mengalah dan duduk samping kiri Fano masih dengan muka kesal.

"Princess, mau makan pakai apa?" tanya Bara lembut pada Anna

Fano dan Fino saling pandang mendengar Bara berkata lembut begitu dalam hati mereka berkata "Bisa bicara lembut juga ternyata si Bara api." Keluarga yang lainya tersenyum penuh arti.

"Ehm, aku mau makan nasi pakai udang tepung sama sayurnya capcay kak." Anna memilih makanan yang akan di makanya.

Bara dengan cekatan mengambilkan apa yang diminta oleh princessnya dan meletakan di depan Anna.

"Makasih kak." Anna sambil tersenyum.

"Sama-sama princess." Bara juga tersenyum lembut.

"Ayo semua mulai makan." Sandi memberi komando untuk segera memulai makan malam mereka.

Semua pun mengangguk dan makan dalam diam hingga makanan dalam piring mereka tandas.

Ruang keluarga.

Semua tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Ehm, Anna boleh bertanya?" tanya Anna ragu ingin mengutarakan keinginanya.

"Tanya apa princess? Kamu jangan ragu begitu kalau mau tanya sesuatu atau membutuhkan sesuatu," ucap Rendi lembut.

"Ehm, soal sekolah Anna bagaimana pa?" cicit Anna.

"Sekolah? Kamu tenang aja princess papa sudah mendaftarkan kamu di sekolah keluarga kita Anva High School sama seperti kedua kakak kembar kamu. Kamu sekolah sehabis lusa nanti."

Anva High School sekolah termahal dan terelit di ibukota atas nama kepemilikan keluarga Valerin. Bukan tanpa sebab sekolah itu berdiri. Anva dari singkatan nama ANNA VALERIN sekolah yang dikhususkan dan di hadiahkan untuk Anna ketika ia terlahir di keluarga Valerin. Anna lah sebagai pemilik sah sekolah itu. Namun, Anna tak tahu biarlah itu menjadi rahasia mereka dan suatu saat nantinya kalau sudah tepat pasti Anna akan tau.

"Begitu ya pa?" ucap Anna lega. Syukur ia masih bisa sekolah ia kira keluarganya akan melarangnya untuk sekolah. Jelas itu tidak mungkin!Ada-ada saja yang dipikirkan oleh Anna!

"Iya princess."

"Nanti kita satu sekolah princess dan kita berjanji akan jagain kamu waktu di sekolah," ucap Fano di angguki oleh Fino adik kembarnya.

"Betul tuh princess. Kita seneng deh bisa satu sekolah dengan princess," sahut Fino.

"Iya kak. Anna juga pasti senang kok satu sekolah sama kalian."

"Besok kita beli perlengkapan buat sekolah kamu ya sayang." Hana sembari mengelus kepala Anna lembut yang duduk tepat di sebelahnya.

"Iya ma."

"Aku juga ikut dong mbak," sahut Nana.

"Boleh aja."

"Ya sudah, kalau gitu papa sama mama mau ke kamar istirahat. Kamu jangan tidur malam-malam ya princess ga baik buat kesehatan kamu," pesan Rendi.

"Iya papa."

Rendi mengecup kening dan pipi Anna begitupun juga Hana. Para orang tua lain juga sudah masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.

Anna dan kakak-kakanya masih menonton tv hingga jam menunjukan pukul setengah 9 malam.

Bara mengulurkan tangan di depan Anna. "Ayo, princess kamu harus tidur udah malam."

"Kak Fano dan kak Fino aku tidur duluan ya," pamit Anna kepada kedua kakak kembarnya.

"Iya princess. Good Night. Semoga mimpi indah."

Fano dan Fino sama-sama mengecup kening dan pipi Anna bergantian.

"Selamat malam juga kak."

Anna mengikuti langkah kakaknya Bara.

"Selamat malam. Selamat tidur princess." Bara mengecup kening dan pipi Anna saat sampai di depan kamar Anna.

"Selamat malam. Selamat tidur juga kak," balas Anna mengecup pipi kakaknya Bara. Membuat Bara tersenyum lebar.

"Masuk gih."

"Iya kak. Dah."

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang