Malam ini Aksa menatap akun instagramnya, mencari username Ayla dan akhirnya Aksa menemukan akun Ayla tersebut. Beberapa poto Ayla yang masih berada di Bandung terpampang, bersama sahabat lamanya dan sampai kedua orang tuanya pun ada disana.
Aksa menekan foto Ayla yang sedang duduk di cafe dengan minuman ditangannya. "cantik"
Akhir-akhir ini Aksa memang sering memikirkan Ayla, entah kenapa. Melihat wajah Ayla itu membuatnya terasa tenang dan nyaman, walaupun Aksa terkadang gengsi, tapi dengan beberapa celotehannya pada Ayla dan perhatiannya itu sangat tulus.
"yakali gue suka beneran sama si Ayla" gumamnya.
Beberapa hari ini Aksa juga bingung dengan perasaannya sendiri. Seorang Aksa itu sangat susah mencintai seseorang, tapi entah kenapa saat melihat Ayla ada rasa yang muncul, seperti rasa hangat dan nyaman.
Namun gengsinya lebih besar dibanding apapun, entahlah Aksa pun tidak mengerti dengan dirinya sendiri.
Aksa menyimpan ponselnya di nakas, lalu merebahkan tubuhnya mencari kenyamanan. Aksa menarik selimutnya sampah dada, sebelum itu Aksa membuka baju terlebih dahulu karena merasa gerah. Setelah itu Aksa memejamkan matanya.
****
Jika dibilang bahwa Ayla baperan, itu memang benar. Tapi entah kenapa, hal itu hanya terjadi ketika Aksa yang mengatakannya, sedangkan cowok lain yang selalu mengeluarkan perkataan manis padanya tidak membuat Ayla baper seperti ini.
Ayla ingin sekali menghilangkan perasaan yang bahkan Ayla saja tidak mengerti, jantung yang tiba-tiba berdegub kencang atau bahkan rasa tidak nyaman ketika mendengar Aksa dekat dengan cewek bernama Bia itu.
Ayla benar-benar ingin tidur dan bangun saat semuanya kembali biasa saja.
"La, udah selesai belum makannya?" tanya Chika saat melihat sepiring nasi goreng hanya diaduk-aduk oleh Ayla.
Ayla menyimpan sendoknya, lalu tersenyum. "udah ah, mendadak gak nafsu makan"
"biasanya lo yang paling suka makan" kata Clara.
Ayla terkekeh. "lagi diet"
"pengen makin tipis aja kali badan lo"
"hahaha"
Mata Ayla menangkap sosok Aksa yang sedang berjalan dengan gitar ditangan kanannya. Lalu duduk dikursi biasa mereka, yaitu dipojok kantin.
Sesekali Aksa tertawa saat Dirga bernyanyi dengan buta nada.
Ayla menoleh, matanya menatap mata milik Aksa, dengan cepat Ayla membuang muka.
"selalin ganteng, Aksa juga pinter main musik ya. Pas banget La, lo kan bercita-cita pengen punya pacar yang bisa nyanyi dan main gitar kan?" ucap Clara disusul anggukan oleh Chika.
"iya, kecuali Aksa"
Ayla berbohong, dia menutupi perasaannya dengan hebat. Sampai-sampai tak ada seorang pun yang sadar bahwa Ayla mempunyai rasa pada Aksa.
"ke kelas yuk, gue mau ngapalin sejarah"
*****
Entah kenapa, semenjak Aksa duduk disamping Ayla, membuat perempuan itu menjadi tertarik pada laki-laki disampingnya itu.
Padahal, Aksa tidak pernah menunjukkan perhatiannya pada Ayla, hanya kadang mengejek dan membentaknya. Tapi yang Ayla bingung kenapa perasaannya aneh jika dekat dengan Aksa.
Seperti hari ini, Ayla sedang memperhatikan bu Cinta yang sedang mengajar sejarah didepannya. Sama seperti Aksa, dia juga fokus pada penjelasan yang diberikan Bu Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYLAKSA
Teen FictionKarena ketidak sadarannya saat berada di Club, Aksa mendapatkan hal yang benar-benar tidak diinginkan oleh siapapun dan keluarga manapun. Dengan ragu-nya, Aksa terpaksa harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Mimpi-mimpinya hilang be...