Hari ini di jam 08.00 saatnya pelajaran penjaskes dimulai. Seluruh siswa kelas 11 ipa 1 berhamburan menuju lapangan. Seperti Ayla, setelah selesai mengganti bajunya ia dan kedua temannya langsung berjalan menuju lapangan.
Sesekali mereka tertawa mentertawakan pak Septian yang tak pernah lepas dari kayu panjang ditangannya.
"kalo tidur yang dipeluk istrinya apa kayu nya ya" kata Chika
Ayla tertawa terbahak-bahak begitu pun Clara. Tanpa mereka sadari, pak Dandi guru olahraga terus memanggil tiga gadis itu karena tinggal mereka yang belum baris.
"AYLA, CLARA, CHIKA CEPAT!" teriak Pak Dandi disusul suara peluit melengking membuat telinga mereka mendengung.
Ayla lari diikuti Clara dan Chika. Lalu berbaris disamping Aksa.
"rentangkan tangan kalian" kata pak Dandi
Semuanya merentangkan tangan, sesekali mendengus karena panas nya matahari.
"pak, olahraganya dikelas aja"teriak Sisil murid yang paling lebay dikelas ini.
"lebay lo!" teriak Dirga membuat Sisil mengumpat kesal.
"gue takut kulit gue item kaya lo!" kata Sisil pada Dirga.
Tak kalah, Dirga langsung menjitak kepala Sisil yang memang baris di samping Dirga.
"buta ya lo! Gue putih kaya gini dibilang item"
"SUDAH SUDAH, BERISIK. ATAU MAU SAYA HUKUM?" kata pak Dandi
"lo sih!"
Dirga mengedikkan bahunya, kesabarannya memang terpancing bila dekat dengan Sisil si ratu alay.
Disisi lain, Ayla sedang fokus dengan pemanasannya, meregangkan otot badannya tanpa mengeluh sedikitpun karena matahari menusuk ke kulit nya.
Aksa terus saja memperhatikan gerak-gerik Ayla, menatapnya kagum karena tidak merengek kepasan seperti cewek-cewek lainnya.
"kalian bisa diem gak sih, liat tuh Ayla dia bisa ko fokus sama materi!" kesal pak Dandi karena sedari tadi siswi nya itu tidak berhenti mengeluh.
"Ayla mah nahan aja pak, hatinya mah bilang panas!" kata Chika lalu terkekeh.
Ayla hanya terkekeh mendengar itu. Jelas, siapa yang tidak merasakan panas di lapangan terbuka seperti ini.
Saat pak Dandi menyuruh ketua kelas mengambil bola volly, yang lainnya disuruh untuk diam dan menunggu dulu. Semua nya menjongkokan tubuhmua, ada yang duduk saja ada juga yang mengumpat.
Namun Ayla masih berdiri, mengelap keringat yang ada di dahinya. Tangannya terangkat untuk membenarkan ikatan rambutnya yang tadi berantakan. Aksa yang melihat itu hanya menelan salivanya, leher mulus dan putih milik Ayla terlihat jelas, ditambah lagi dengan keringat.
Aksa menghela napas, mengangkat sebelah tangannya keudara saat Ayla terus menyipitkan matanya menghalangi panasnya matahari diwajah Ayla. Kemudian Aksa tersenyum ketika wajah Ayla tak lagi terkena sinar matahari, dan menoleh ke arahnya.
"cantik" gumamnya namun terdengar jelas oleh Ayla.
Ayla tersenyum. "apa-apaan sih Sa" lalu menurunkan tangan Aksa.
"aku gak kepanasan kali" ucapnya salah tingkah.
Aksa terkekeh. Lalu mengambil salah satu bola volly yang Bagas si ketua kelas simpan dilapangan.
"sekarang, kalian saya bagi kelompok ya. Sesuai absen saja biar gampang!" kata Pak Dandi.
"yaahhhhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
AYLAKSA
Teen FictionKarena ketidak sadarannya saat berada di Club, Aksa mendapatkan hal yang benar-benar tidak diinginkan oleh siapapun dan keluarga manapun. Dengan ragu-nya, Aksa terpaksa harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Mimpi-mimpinya hilang be...