BAB 3

18.5K 1K 13
                                    

Sesuai permintaan mamanya, malam ini Zanisa dandan yang cantik karena akan dinner bersama keluarga teman papanya. Dia memakai dress selutut berwarna merah dan liptin yang tidak terlaly mencolok

"Kira-kira siapa ya temannya papa," gumam Zanisa

Zanisa pun turun ke lantai 1 karena sudah dipanggil oleh mamanya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi malam ini.

"Anak papa cantik banget," puji sang papa dan Zanisa tersenyum.

"Papa juga ganteng kok, mama juga cantik banget," ucap Beby dan kedua orang tua nya tersenyum saat dipuji mama nya

"Udah ah ayo kita pergi sekarang, takutnya teman papa nunggu." ucap sang papa

"Ayok," Zanisa digandeng oleh mama nya

Keluarga Zanisa pun langsung melesat ke restoran yang sudah di booking oleh keluarga dari teman papa nya itu. Zanisa masih bingung karena tumben keluarganya dinner dengan teman papanya.

"Pa ma, sebenarnya kita mau ngapain? Makan malam doang kan?" tanya Zanisa, kedua orang tuanya hanya diam.

"Kok gak dijawab sih," Zanisa cemberut lalu menyilangkan tangannya didada.

"Iya kita mau makan malam, jangan cemberut dong. Masa anak papa yang cantik cemberut," jelas papanya, Zanisa tidak menghiraukannya.

Orang tua Zanisa menghela nafas dan terus menjalankan mobilnya, mereka sebentar lagi akan sampai direstoran yang dituju.

15 menit kemudian...

Keluarga Zanisa sudah sampai di restoran bintang 5, tetapi Beby masih cemberut dan kesal. Jadi dia belum keluar dari mobil.

"Zanisa sayang ayo keluar cepat," bujuk papa nya, dan akhirnya Beby pun mau keluar tapi wajahnya masih cemberut.

"Ishh nyebelin," Zanisa menghentak-hentakkan kakinya, dia bodo amat dengan orang-orang disekitar yang melihatnya.

Zanisa menyipitkan matanya saat melihat laki-laki yang sedang duduk disebelah wanita paruh baya. Dia pun menghampiri papanya.

"Maaf ya kami lama datangnya," ucap papa nya sambil mendudukan bokongnya di kursi.

"Tenang aja gapapa kok, kita juga belum lama sampainya."

"Eh ini anak kamu?" tanya wanita paruh baya, dan Zanisa tersenyum kepadanya.

"Iya tante, salam kenal tan," ucap Zanisa ramah.

"Ky, udah dong jangan main hp mulu," tegur wanita itu, dan saat pria itu mendongkakkan kepalany.

Deg

"Elo!"

Beby da Rizky kaget saat mereka bertatap-tatapan.

"Lo ngapain disini?" tanya Rizky sambil menunjuk ke arah Zanisa

"Lah lo juga ngapain disini? ngikutin gue ya lo?!" Jawab Zanisa sambil melototkan mata nya.

"Lho kalian udah saling kenal?" tanya papa Beby dan diangguki oleh keduanya.

"Bagus dong, berarti pernikahan kalian kita percepat," ucap papa Rizky.

"APA? KITA MAU DIJODOHIN?" teriak keduanya, dan orang-orang disekitar langsung menoleh ke arah tempat makan mereka.

"Mama... aku gak mau dijodohin sama dia," rengek Zanisa.

"Sama bun, aku juga gak mau dijodohin sama cewek kayak dia," ucap Rizky dengan wajah datarnya.

"Tuh liat wajahnya aja datar kayak triplek," lirih Zanisa dan Rizky langsung mendelik. Zanisa membalasnya dengan plototan.

"Sutt... gak boleh gitu ah," tegur mama Zanisa sambil memukul pelan pah anak nya.

"Jadi... gimana? kalian mau kan nerima perjodohan ini?" tanya papa Rizky kepada keduanya

"Rizky, mau mah," ucap Rizky pelan.

"Kalo kamu Zanisa?" tanya papa Rizky

Zanisa menghela nafas, "Zanisa juga mau," ucap nya.

Mereka berempat pun tersenyum lebar karena keduanya mau menerima perjodohan ini, mereka pikir keduanya tidak akan menerima perjodohan ini.

"Dosa hamba apa ya Allah, kenapa hamba dijodohin sama cowok nyebelin kayak dia," batin Zanisa

Zanisa sungguh tidak menyangka dia akan menikah diumur yang masih 18 tahun, dan menikah dengan laki-laki yang dia benci. Benci karena sifat dia jahil, nakal, dan langganan masuk ruang bk, Zanisa pun hanya ingin menikah sekali seumur hidup.

Setelah keduanya menyetujui, mereka langsung membicarakan dekornya, tempatnya, dan waktu fitting baju. Keduanya hanya disuruh diam karena yang mengurus semuanya adalah para orang tua mereka.

 Sedangkan Zanisa dan Rizky hanya diam, tidak disadari sudut bibir Rizky terangkat. Saat Zanisa menoleh ke arahnya, Rizky langsung mendatarkan kembali wajahnya tetapi dia kembali tersenyum tipis.

Revisi


NIKAH SAAT SMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang