Motor Rizky sudah sampai dihalaman sekolah, Beby membuka helm serta jaket yang tadi dilingkarkan ke perutnya dan menyerahkannya kepada Rizky.
Beby membulatkan matanya saat Rizky menggenggam tangannya.
"Heh lo ngapain pegang-pegang tangan gue," Beby berusaha menepisnya.
"Diem, takut lo ilang,"
"Dih gak jelas banget sih lo!"
Beby pun terpaksa bergendengan tangan dengan Rizky, dia merasa banyak yang memperhatikannya. Benar saja cewek-cewek itu melirik tajam ke arah Beby.
Mereka berdua pun langsung berjalan ke kelas, tanpa memperdulikan yang melirik mereka, lebih tepatnya melirik Beby karena digandeng oleh most wanted.
***
"Beby kenapa belum dateng juga ya," ucap Laras dan Brenda hanya menggedikan bahunya.
"Kayaknya dia masih sakit deh," kepala Laras langsung dijitak oleh Brenda.
"Heh lo... Bisa gak sih pikirannya itu mulu," Brenda gemas karena pikiran Laras tentang itu saja.
"Halah dasar lo otak polos,"
"Eh itu si Beby udah datang."
"Selamat datang pengantin baru, cie langsung dianterin sama suami ke kelasnya," untuk kedua kalinya kepala Laras dijitak.
"Bisa gak sih gak usah kenceng- kenceng ngomongnya, nanti kalo temen temen pada tau gimana," ucap Beby pelan dan menjitak kepala Laras.
"Sorry by, sakit tau. Tega lo pada jitak-jitak kepala gue,"
"Bodo amat!"
Laras mengusap dadanya sabar.
Kring...
Pelajaran pun akan dimulai, semua murid yang tadinya ada yang bermain game, bersantai, membaca novel pun langsung merapihkan duduknya.
Dipertengahan pelajaran, Laras merasa bosan, dia pun langsung membisikan kepada Brenda dan Beby.
"Woi by, nda," bisik Laras sambil menoel lengan keduanya
"Apaan ras,"
"Ngantin yuk, gue bosen dikelas," dia memasang wajah memelas, tetapi diacuhkan oleh keduanya
"Nanti aja lah, nanggung ini," Brenda pun kembali memperhatikan penjelasan materi.
Baru saja Laras ingin berbicara lagi, dia keburu terciduk oleh guru dan langsung dilempari pengahapus. Tetapi untungnya penghapus itu melesat.
"Laras! kamu lagi apa hah bisik bisik segala!" bentak bu Nuri sambil berkacak pinggang
"Anu... Bu saya mau pinjam penghapus ke Beby, makanya saya bisik-bisik."
"Beby, apakah benar Laras mau meminjam penghapus kamu?"
"I-iya bu, Laras mau pinjam penghapus saya," Beby pun langsung memberikan penghapus itu.
"Yasudah, kita lanjutkan materinya. Jangana da yang ngobrol!"
"Iya bu"
Brenda terkekeh melihat wajah Laras yang pucat, sedangkan Laras menjitak kepala Brenda karena kesal ditertawakan.
Mereka pun kembali memperhatikan materi yang dijelaskan oleh bu Nuri, supaya nanti jika ditanya tidak clingak-clinguk.
.
.
.
Kring...
Waktu istirahat sudah dimulai, murid-murid pun segera pergi ke kantin karena perutnya sudah merasa kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SAAT SMA [COMPLETED]
Teen FictionMohon maaf masih banyak yang typo Maaf kalo masih ada yang typo,insya Allah bakalan aku revisi lagi kalo ada waktu. Zanisa seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolahan terpaksa harus menikah saat ia masih duduk dibangku sekolah, dia dijodohka...