BAB 4

18.9K 1K 32
                                    

Setelah acara perjodohan, masing-masing keluarga pun sudah meninggalkan restoran itu. Beby sungguh capek hari ini, ditambah dia kepikiran tentang perjodohan itu dan tidak menyangka dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Kini Beby sudah sampai dirumahnya.

"Zanisa sayang... kamu sekarang istirahat ya udah malam, besok sekolah," titah Alvaro kepada anak semata wayangnya.

Zanisa pun mengangguk lemah dan memasuki kamarnya, Alvaro yang melihatnya pun menghela nafas. Dia tahu sebenarnya Zanisa tidak mau dijodohkan, tetapi ini demi kebaikan anak semata wayangnya dan tidak mau terpengaruh oleh pergaulan bebas.

//Dikamar

Zanisa menjatuhkan tubuhnya di ranjang yang empuk, dia menatap langit-langit kamarnya. Dia tidak menyangka orang tua nya menjodohkannya diumur 18 tahun ini, sebenarnya hati Zanisa menolak perjodohan ini. Tetapi dia tidak bisa mengungkapkannya.

Sungguh tubuh Zanisa sangat lelah dan sekarang sudah menunjukkan pukul 21.00 malam, dia memutuskan untuk memejamkan matanya karena sudah sangat mengantuk dan matanya pun mulai menyipit.

***

Dikediaman Hendriawan, keluarga mereka sudah sampai dirumahnya. Rizky langsung memasukki kamarnya dan mengganti pakainya dengan baju santai. Dia merebahkan tubuhnya diranjang.

Dia menatap langit-langit kamarnya, entah mengapa dia tiba-tiba menstalk akun instagram Zanisa. Dia tersenyum saat melihat foto Zanisa dan memencet tombol follow, setelah itu Rizky melempar hpnya kesampingnya lalu tersenyum kembali.

"Eh apaan sih gue senyum-senyum kayak orang gila, apalagi gue ngefollow cowok bar-bar. Bodo ah," Rizky berbicara sendiri sudah seperti orang gila, tetapi dia tidak mengunfollow akun Zanisa.

Rizky pun mematikan hp nya lalu dia memejamkan matanya.

***

Kini Beby terburu-buru sampai-sampai tidak sarapan, dia lagi-lagi bangun kesiangan. Dan setelah sampai disekolah, sialnya gerbang itu pun sudah ditutup. Tetapi anehnya sekarang tidak ada satpam yang menunggu digerbang.

"Aduh... gerbangnya udah ditutup lagi, masa gue harus manjat sih," ucap Zanisa bingung dan menggigit bibirnya.

 "Bodo amat, gue harus manjat!" Zanisa pun memanjat pagar itu yang lumayan tinggi, dan dia pun mengambil ancang-ancang untuk melompat.

BRUK!!!

"AWWW... SAKIT PAHA GUE!" teriak Zanisa sambil mengusap-usap pahanya, dan menutup mulutnya takut jika ada yang mendengarnya.

Disaat Zanisa ingin berdiri, ada yang mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri. Beby pun mendongkak melihat uluran tangan siapa itu.

"Sini gue bantu, dasar cewek kok manjat-manjat," cibir Rizky dan masih mengulurkan tangannya.

"Gak usah, terserah gue dong. Emangnya cuma cowok doang yang boleh manjat-manjat?!" Zanisa menepis tangan itu lalu membersihkan tangannya yang terkena tanah.

"Syukur-syukur mau ditolongin, malah gak mau. Dasar cewek aneh."

"Udah ah awas lo, gue mau lewat," Zanisa mendorong tubuh Rizky sampai terjatuh dan berlari menuju kelasnya.

"WOY! DASAR LO CEWEK ANEH!" teriak Rizky dan bangkit lalu membersihkan tanah yang menempel di tangannya.

Rizky pun melenggang pergi ke kelasnya, mengapa Rizky berada diluar? Karena kelas Rizky sedang tidak ada guru.

***

Beby berlari dikoridor demi cepat sampai dikelasnya, nafas dia terengah-engah karena sudah berlari secepat mungkin dan akhirnya dia pun sampai dikelasnya.

"Assalamu'alaikum, i-ibu," Zanisa melongo saat masuk ke kelas. Ternyata tidak ada guru.

"Waalaikumsalam, ya ampun Nis. Gue kira guru yang masuk," ucap Laras kaget.

"Sorry, hehe emang nya gurunya gak datang gitu?" tanya Zanisa saat sudah duduk disamping Laras.

"Gak ada, sekarang kita jamkos."

Zanisa menganggukkan kepalanya, dia menopang dagu dan memikirkan tentang semalam. Dia bingung ingin memberi tahu temannya atau tidak.

"Nis woy... Lo kenapa ngelamun sih?" tanya Laras sambil menepuk pelan bahu Zanisa.

"Eh enggak kok... G-gue gapapa," Zanisa hanya menyengir dan kedua sahabatnya itu mengerutkan dahinya.

"Jujur sama kita. Lo kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Laras mendesak Zanisa agar cerita.

"Oke, gue mau cerita sama lo berdua. Tapi jangan kaget dan jangan berisik, paham?!" Zanisa memberi pengertian supaya mereka berdua tidak berteriak saat mendengar tentang perjodohannya.

"Iya paham."

Beby menghela nafas, "gue mau dijodohin."

"APA?!" pekikan Brenda dan Laras membuat Beby kesal.

"Ihh... Gue bilang jangan teriak," ZNisa kesal lalu mengerucutkan bibirnya.

"Sorry Nis, kita reflek," Mereka berdua hanya nyengir, tapi Beby sudah terlanjur kesal.

"Btw, lo dijodohin sama siapa Nis?" tanya Laras dengan suara yang kecil.

"Sama si cowok nyebelin," ketus Zanisa, mereka berdua mengerutkan dahinya bingung.

"Hah? Siapa emangnya?" tanya keduanya

"Rizky," ucapnya singkat

"Wah gila Nis... Lo beruntung banget," ucap Laras.

"Beruntung kayak gimana? Yang ada gue benci!" Zanisa menutup wajahnya karena kesal.

"Gak boleh gitu, nah kan apa kata gue. Lo sama dia bakalan berjodohkan," Zanisa menatap Brenda dengan tatapan sengit.

"Bodo ah... Kalian mah gitu," Fix Zanisa sudah merajuk seperti ini, sangat susah untuk dibujuk.

"

Tapi lo nerima perjodohan itu?" kini Brenda bertanya dan diangguki oleh Zanisa.

"Lho... Kenapa?" tanya Laras dengan wajah yang bingung.

"Karena gue gak mau bikin orang tua gue sedih, makanya gue terima perjodohan itu." ucap Beby

"Kita bakalan doain semuanya lancar," ucap Brenda sambil tersenyum.

"Iya makasih, gue berharap pernikahan ini hanya sekali seumur hidup gue." ujar nya.

"Aamiin,"

Mereka pun berpelukan seperti Teletubbies.

"Gak kebayang deh kalo lo nikah sama tuh anak," Brenda menahan tawanya.

"Iya nih. Kayaknya si Rizky gak bakalan betah tidur sama lo." Laras menggoda Zanisa sambil menoel pipi Zanisa

"Ih kalian kok gitu sih, udah ah gue mau ke toilet bye!" Zanisa kesal dan meninggalkan mereka berdua.

Sial. Dia bertemu dengan laki-laki itu lagi, dia berusaha menghindar tetapi sayang dia sudah ditahan oleh laki-laki itu.



Revisi

NIKAH SAAT SMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang