"Ckkk..sanaan, gue juga mau liattt.." decak salah satu siswi sambil mendorong kepala temannya yang sedikit menghalangi acara mengintip mereka.
"Apaan sih Maemunah, ganggu orang aja lo, gak bisa banget liat gue seneng?!"
Siswi yang tadi mendorong kepala temannyapun mendelik.
"Emang lo doang yang mau seneng, gue juga kali!"
"Heh, cowok tampan rupawan ada banyak di kelas lo, lah gue di kelas adanya buluk-buluk semua." sahut siswi yang didorong tadi tak terima.
PLAKK!
"Awww!!" Ringis siswi yang berbicara tadi setelah mendapat pukulan dari siswi satunya.
"Heh, mulut lo tajem amat kalah piso dapur emak gue. So cantik banget lo, kaya dirinya gak buluk aja."
Siswi yang dipukul pundaknya tadi mengedikkan bahunya acuh.
"Bomat mulut-mulut gue kenapa lo yang repot!"
Kening Nando mengernyit bingung mendengar bisikan-bisikan gaib, ah ralat bisikan siswi-siswi yang cukup kencang. Tidak seperti bisikan sebenarnya. Siswi-siswi itu sedang mengintip pada jendela kantor kepala sekolah. Ia dan Dirga yang kebetulan lewat melihat dua siswi itu.
"Ga, ciwi-ciwi ono pada kenapa sih?" Tanya Nando.
"Mana gue tau, emang lo kira gue cenayang. Gue juga baru nyampe kalo lo lupa." Ketus Dirga sambil melirik kearah siswi-siswi yang sedang mengintip.
"Gak usah ngegas juga kali Ga. Gue kan nanyanya baik-baik. Lo mah sensitif amat jadi cowok. Pake rok aja sono."
Dirga menatap tajam kearah Nando.
"Lo, bilang apa barusan?"
Nando dibuat gelagapan melihat tatapan tajam dari Dirga. Ia menggelengkan kepalanya ribut.
"Kagak kagak. Kagak ngomong apa-apaan gue. Itu..itu gue..cuma penasaran sama obrolan cewek-cewek disono. Iye..itu." jawab Nando kelabakan.
Dirga memutar bola matanya malas.
"Un faedah banget hidup lo, pake ngurusin gituan."
Nando mengangguk-anggukan kepalanya, berpura-pura menyetujui perkataan Dirga. Ia hanya tidak mau dimakan hidup-hidup oleh Dirga. Mereka berduapun berniat melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas hingga bisikkan-bisikkan siswi-siswi itu terdengar kembali dan menghentikan langkah kaki mereka.
"Sumpah, mirip banget sama Max!" Pekik salah satu siswi itu tertahan yang tak ayal mengundang tanya Dirga dan Nando.
"Iya bener, matanya, bentuk badannya mirip banget sama Max. Ya Allah sekolah kita udah kaya kerajaan kembar ya, punya tiga pangeran yang mukanya mirip plus ganteng-ganteng paripurna pula."
Salah satu siswi itu mengangguk setuju.
"Iya, triplets ini mah namanya!"
Nando yang memang sedari awal sudah penasaran akhirnya memberanikan diri mendekati siswi-siswi itu.
"Lo berdua ngomongin apaan sih? Pake ngintip segala." Tanya Dirga yang kompak membuat dua siswi itu kaget dan menoleh kearahnya. Salah satu siswi itu refleks memukul kepala Nando.
PLETAKKK!!
"Aw -" ringisan Nando tertahan karena sang pelaku pemukulan kepalanya sekarang sedang menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Bandooo, ngapain lo disini hah? Kepo aja lo?!" Kesal siswi itu yang tak lain dan tak bukan teman sekelasnya yang bernama Sisil.
Nando melepaskan tangan Sisil dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLETS??? (TERBIT) ✔
Teen Fiction(Follow Dulu Sebelum Baca) 🤗 Sebagian isi cerita dihapus untuk kepentingan penerbitan di FAQIH PUBLISHING 💖 Yuk, di order Rp 85.000 (belum termasuk ongkir) 🤗💖 Rank #1 - jantung (29092021) Rank #1 - persaudaraan (04062021) Rank #1 - teenfictions...