"I..ini.." Max menunduk. Di lain sisi ia tidak mau berbohong. Tapi jika ia jujur maka masalahnya akan semakin bertambah rumit. Pikirnya.
"Gue harus ngomong apa? Gue kan niatnya mau nolongin bukan nambahin masalah." Batin Max bingung.
"Itu karena Papih, Omah." Jawab Gilang cepat. Rose kaget mendengarnya. Ia lalu menatap Cello marah.
"Berani-beraninya kamu menyakiti cucuku!" Teriak Rose marah.
"A..aku gak...aku tidak bermaksud seperti itu Mih, ini hanya salah paham." Jelas Cello membela diri.
"Salah paham apanya?! Kamu sudah membuat Max terluka, apanya yang salah paham?!" Marah Rose.
"Tenang-tenang, kamu jangan marah-marah terus, itu tidak baik untuk kesehatanmu." Ucap Martien menenangkan.
"Tapi Papih gak sengaja Omah, dia tadinya mau mukul aku cuma Max ngelindungin aku jadi dia yang kena pukulan Papih.." jelas Gilang.
"Sengaja atau tidak sengaja. Ayahmu itu tetap salah. Ini namanya KDRT."
Gilang terdiam begitupun dengan Max. Max bingung harus mengatakan apa dan apa yang harus ia lakukan untuk menolong Gilang dan Cello.
"Mamih bisa menjebloskan kamu ke penjara Cello."
Cello menggelengkan kepalanya ribut.
"Jangan Mih. Tolong jangan jeblosin aku ke penjara." Mohon Cello. Rose tidak peduli, ia mengambil ponsel di tasnya. Baru saja ia akan menelepon, Vriska sudah memegang tangannya.
"Jangan Mih, jangan jeblosin suami aku." Mohon Vriska.
Rose menepisnya tangannya kasar.
"Suamimu ini sudah keterlaluan Vriska! Dia sudah menyakiti keponakanmu!" Bentak Rose.
Max menghampiri Rose.
"Tapi Omah, Max gak papa kok. Ini cuma luka kecil. Tolong jangan di perpanjang lagi masalah ini ya Omah. Kita selesaiin secara kekeluargaan aja. Kasian Gilang sama tante Vriska Omah, kalo Om Cello di penjara." Bujuk Max.
"Gak sayang. Om kamu ini harus di hukum. Dia udah keterlaluan. Di__"
"Max tau Omah. Max tau, tapi gak ada salahnya kita kasih kesempatan kedua buat Om Cello." Potong Max.
"Lagi pula Max dateng kesini mau ngelurusin masalah yang kemaren. Max mohon maafin Gilang sama Om Cello ya Omah. Max mohon." Lanjut Max.
Rose diam. Tiba-tiba Gilang bersujud di kaki Rose.
"Gilang mohon Omah. Maafin Papih, jangan jeblosin Papih ke penjara. Jangan. Gilang mohon Omah.hikshiks." Gilang bersujud dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
"Max juga mohon Omah. Maafin Om Cello. Kasih Om Cello kesempatan Omah." Ucap Max lalu ikut bersujud di kaki Rose.
"Ya ampun Max, sayang. Jangan seperti ini, ayo bangun nak." Bujuk Rose. Max menggelengkan kepalanya.
"Gak mau, sebelum Omah maafin Om Cello."
Rose menghembuskan nafasnya kasar.
"Sudahlah maafkan saja Cello. Lagi pula jika dia di penjara, nama baik kita bisa tercoreng. Lihat bahkan Max saja ingin Omnya di maafkan." Bujuk Martien.
Rose lagi-lagi hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar berusaha menghilang amarah di dadanya.
"Hhh..baiklah. Ayo bangun Max. Omah akan memberikan kesempatan kedua untuk Om mu. Sekarang kau bangun ya sayang. Kau juga Gilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLETS??? (TERBIT) ✔
Ficção Adolescente(Follow Dulu Sebelum Baca) 🤗 Sebagian isi cerita dihapus untuk kepentingan penerbitan di FAQIH PUBLISHING 💖 Yuk, di order Rp 85.000 (belum termasuk ongkir) 🤗💖 Rank #1 - jantung (29092021) Rank #1 - persaudaraan (04062021) Rank #1 - teenfictions...