17. Cemburu

1.5K 105 24
                                    

"Mom,Daddy mana?" Tanya Max sebelum Bianca berhasil menyuapkan bubur lagi ke mulut Max.

Bianca terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Lucky memang sudah berubah. Hanya karena kedatangan Marco membuat suaminya kini tidak lagi menunjukan rasa kepeduliannya pada Max. Sudah lima hari Max dirawat tapi Lucky tidak pernah datang menjenguk.

"Dad..Daddy__" Bianca menggantungkan ucapannya.

"Daddy masih di luar kota dek? Kenapa? Lo kangen? Terus apa kabar gue yang selalu nemenin Lo tapi gak pernah dikangenin? Giliran Daddy dikangenin. Pilih kasih lo!" Jawab Jack pura-pura kesal.

"Kak Jack kenapa Mom? PMS?" Pertanyaan Max membuat Jack tergelak sedangkan Bianca sudah tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Max.." Ucap Bianca mengingatkan sambil melirik kearah Jack. Max terkikik geli mendengarnya apalagi setelah melihat wajah Jack yang tertekuk.

"Hehe ya Mom maaf,cuma bercanda. Max tau kok gitu-gitu juga kak Jack kakak Max." Ucap Max sambil menaik-naikkan alisnya dan menatap Jack jahil. Ia senang sekali menjahili kakaknya itu.

"Apa maksudnya gitu-gitu hah?! Songong banget nih bocah!!" Ucap Jack kesal lalu duduk di sofa dan memainkan ponselnya. Max hanya terkekeh mendengarnya. Ia pun melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

***


"Mario!" Panggil Vanda yang tertinggal dibelakang.

Tapi Mario tidak peduli,ia tetap melangkahkan kakinya dengan cepat. Entahlah hari ini dia merasa semangat sekali.

"Mario berhenti! tungguin kakak!!" Teriak Vanda lagi sambil mengejar Mario. Tapi tiba-tiba Mario berhenti dan membuat Vanda yang tak siap menabrak Mario.

"Ughh..sakittt.." ucap mereka bersamaan sambil memegang kepala mereka yang tadi saling berbenturan.

"Ishh! Kenapa berhenti mendadak sihh!!" Kesal Vanda.

"Lah? Gimana sih? Tadi kan kakak yang nyuruh aku berhenti. Lupa? Mendadak amnesia ya?" Bingung Mario.

PLETAKK!

"Gak gitu juga bambang! Au ah kakak mau ke toilet dulu. Kamu duluan aja."

Vanda langsung berlari kearah toilet.

"Tadi disuruh tungguin,sekarang malah ditinggalin."

Mario akhirnya melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Ia terus berjalan ke arah taman rumah sakit berlawanan arah dari tujuan sebelumnya yaitu ketempat dokternya untuk check-up tapi ia berhenti saat melihat seseorang yang tak asing baginya. Tapi orang itu yang tak lain orang yang ia rindukan justru terlihat akrab bersama dengan seseorang yang tak ia kenal karena ia hanya melihatnya dari belakang.

"Tuh kan! Tuh kan! Ck.. ngeyel banget sih dek. Kakak gendong ya. Kaki lo pasti masih lemes ini!" Gemas Marco saat Max hampir jatuh. Tadi Max minta ditemani ke taman rumah sakit karena katanya ia bosan tapi tidak mau menggunakan kursi roda.

"Apa sih kak? Orang gue gak kenapa-napa? Gue masih bisa jalan." Ucap Max.

"Barusan lo oleng dek." Ucap Marco frustasi.

"Emang gue kapal? Pake oleng segala. Terus ngomong kaya gini, Kapal oleng kapten! Hahhaha.." tawa Max.

"Hhh..masih bisa ketawa dia.."  kesal Marco.

"Ayo sini gue gendong." Bujuk Marco lagi.

"Gue gak mau dimanja kak.." rengek Max.

"Ckk..Tapi gue mau manjain lo. Udah Cepet naek." Ucap Marco datar sambil membelakangi Max,menyuruh Max untuk naik kepunggungnya. Mendengar suara Marco yang datar. Akhirnya Maxpun menurut. Mereka berdua tidak menyadari jika dari tadi ada seseorang yang terus memperhatikan mereka.

"Jadi ini alesan kakak gak nyari Mario, Kakak udah punya adek yang laen.hikshiks. kakak udah gak sayang Mario lagi..hikshiks." gumam Mario  dan pergi ke tempat tujuannya semula dengan berlinang air mata.

Sementara Max merasa ada yang memperhatikan. Ia menengok ke belakang tapi tak ada siapa-siapa disana hanya ada beberapa pasien dan perawat yang berlalu lalang saja.

"Dek liat paan sih?" Tanya Marco heran. Bukan jawaban yang ia dengar tapi justru suara isakan yang terdengar.

"Eh kenapa?! Kok malah nangis?!" Bingung Marco.

Max hanya menggelengkan kepalanya. Ia juga tidak tahu dan tidak mengerti kenapa tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja.Max tak menjawab justru suara nafas  terputus-putuslah yang terdengar dan tak lama Maxpun pingsan membuat Marco panik. Marco yang takut terjadi sesuatu pada Max langsung berlari seperti orang kesetanan sambil meminta pertolongan pada perawat dan dokter yang ada disana.

***

"Hey,kamu kenapa sih,murung gitu? Padahal dokterkan tadi bilang kamu udah sehat sekarang jadi minggu depan udah bisa sekolah umum,gak usah homeschooling lagi. Seneng dong Yo harusnya." Tanya Vanda. Tapi tak digubris oleh Mario sama sekali.

"Hhh..bingung kakak. Mata kamu pake sembab gitu,lagi. Kamu marah ya sama kakak. Jangan marah dong. Udahan marahnya. Kakak janji deh bakalan bantu kamu buat cari sekolah yang kamu mau." Bujuk Vanda lagi.

"Kak Marco udah gak sayang aku kak. Aku gak mau nyari dia lagi. Dia udah seneng sama adek barunya." Jawab Mario tak nyambung dan pergi meninggalkan Vanda dengan sejuta tanya.

"Eh,maksudnya paan sih?"

"Yak! Mario tunggu!"

"Ckk.. ditinggalin mulu gue. Nasib jomblo gini amat ya.." kesal Vanda.


***


"Kok bisa gini. Emangnya tadi Max kenapa? Kambuh?" Tanya Jack saat ia kembali dari kantin dan menemukan Max sudah terlelap dan dipasangi nassal canulla lagi.

"Tadi Max tiba-tiba nangis terus pingsan tapi dokter bilang Max gak kenapa-kenapa.Tapi gue gak yakin kak,masa iya gak kenapa-kenapa. Gue jadi takut.." Ucap Marco lirih sambil terus memegang tangan Max erat.

"Oh gitu..hhh..Max udah beberapa kali kaya gitu,Ko. Tadinya gue kira karena lo." Ucap Jack.

"Hah? Maksudnya?" Bingung Marco.

"Kata orang,anak kembar punya telepati and bisa ngerasain satu sama lain. Kalo salah satu sakit yang lain ikut ngerasa sakit. Jadi karena gue dan Mommy tau Max punya kembaran jadi gue kira mungkin lo lagi sakit atau lagi sedih dan Max ngerasain sakit dan sedih juga tapi ternyata gak. Tapi gue liat lo gak kenapa-napa sekarang. Kalo kaya gini gue jadi gak yakin sama omongan orang. Gue juga jadi takut ada yang laen soal kondisi Max." Jelas Jack.

"Telepati? Kembar? Apa mungkin..ada kaitannya sama Mario? Apa mungkin.. Mario__"

"Jangan-jangan Mario masih ada?"


TO BE CONTINUED..

937 words
31032020

TRIPLETS??? (TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang