"Kak Jack.." panggil Dirga pelan.
Jack menoleh kearah kirinya tepatnya kearah Dirga. Saat ini ia diapit oleh dua orang yaitu Dirga dan Marco. Mereka semua berada di samping kanan ranjang Max karena disebelah kiri ranjang terdapat beberapa alat medis yang terhubung ketubuh Max sehingga mereka takut jika mereka duduk disebelah sana mereka bisa menyentuh alat-alat medis itu tanpa sengaja dan membuat Max dalam bahaya.
"Kenapa Ga?" Tanya Jack.
Dirga terdiam sebentar.
"Dokter bilang paan?" Tanya Dirga sambil menunduk.
Jack terdiam. Sementara Marco hanya terdiam tak berniat berbicara saat ini. Ia lebih memilih menjadi pendengar dan hanya fokus pada Max. Ia selalu memegang tangan Max yang terbebas dari infus dan sesekali mencium tangannya.
Jack menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Dokter bilang..."
Dirga dan Marco melihat ke arah Jack menunggu jawaban.
"Max butuh donor jantung."
Dirga dan Marco kaget.
"Maksud lo paan kak?" Tanya Marco yang sudah sangat panik.
"Kondisi jantung Max memburuk,ditambah kemaren Max kritis. Dokter bilang Max butuh donor jantung secepetnya. Pengobatan yang Max jalani udah gak ngebantu lagi Ko."
Mata Marco dan Dirga membola.
"Ambil jantung gue!!" Ucap Marco dan Dirga serempak.
PLETAKKK!
"Aww!!" Ringis Marco dan Dirga setelah Jack berhasil memukul belakang kepala mereka berdua.
"Otak lo pada dimana,hah?! Di dengkul!! Gue bilang jantung, goblok! Jantung!!" Kesal Jack.
"Kalo jantung lo berdua diambil, otomatis nyawa lo berdua ilang! Ngarti kagak lo berdua!!" Jack benar-benar kesal meskipun ia juga sempat terlintas pemikiran yang sama seperti Marco dan Dirga.
"Gue gak peduli. Selama itu buat Max." Ucap Dirga pelan.
"Gue juga. Gue gak peduli selama Max baik-baik aja gue rela. Nyawapun gue kasih."
Jack menghembuskan nafasnya kasar.
"Gue juga sama Ko,Ga. Gue sempet mikir kesitu juga. Tapi gue hafal betul sifat adek gue gimana. Dia gak bakalan mau nerima pengorbanan kita. Percuma kita ngedonorin jantung buat dia tapi setelah dia tau,dia ngamuk sampe bunuh diri. Pengorbanan kita bakalan sia-sia Ko,Ga. Percuma."
Marco dan Dirga terdiam dengan pemikiran mereka masing-masing.
Jack berdiri dan menarik kursinya.
"Hhh..gue ke kantin dulu ya soalnya gue belom makan. Lo berdua udah makan kan?"
Marco dan Dirga mengangguk. Mereka memang sudah makan sebelum datang kerumah sakit bersama Nando tadi meskipun mereka tidak pulang dahulu ke rumah dan belum mengganti seragamnya.
"Lo berdua mau nitip gak?"
Marco dan Dirga menggelengkan kepalanya.
"Ehhh ya ampun bocah! Kenapa lo berdua jadi gini sih geleng ngangguk,geleng ngangguk kaya boneka di dashboard mobil tau gak." Kekeh Jack mencairkan suasana tapi tak berhasil karena Marco dan Dirga tetap diam.
Jack menghembuskan nafasnya pelan.
"Hhh.. ya udah kalo gak mau nitip, gue titip Max ya. Kalo ada apa-apa hubungin gue. Gue ngantin dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLETS??? (TERBIT) ✔
Novela Juvenil(Follow Dulu Sebelum Baca) 🤗 Sebagian isi cerita dihapus untuk kepentingan penerbitan di FAQIH PUBLISHING 💖 Yuk, di order Rp 85.000 (belum termasuk ongkir) 🤗💖 Rank #1 - jantung (29092021) Rank #1 - persaudaraan (04062021) Rank #1 - teenfictions...